Menaker Terbitkan Edaran THR Lebaran 2022, Ini Curhatan Pekerja yang Bikin Menangis

12 April 2022, 08:19 WIB
Menaker Ida Fauziyah /Humas Kemnaker/


PORTAL SULUT - Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah tentang Tunjangan hari raya sudah terbit.

“Diminta bantuan Saudara/Saudari untuk menyampaikan Surat Edaran ini kepada Bupati/Wali Kota dan pemangku kepentingan terkait di wilayah Saudara/Saudari,” ujar Ida Fauziyah seperti dikutip dari setkab.go.id.

Ida menegaskan, pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) keagamaan bagi pekerja/buruh merupakan upaya unfuk memenuhi kebutuhan pekerja/buruh dan keluarganya dalam merayakan hari raya keagamaan.

Baca Juga: Perakiraan Cuaca Selasa 12 April 2022, Hari Ini

“Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan juncto Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 6 Tahun 2016 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan Bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan, pemberian THR Keagamaan merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pengusaha kepada pekerja/buruh,” bunyi SE.

Sebagaimana tertuang di dalam SE, pembayaran THR Keagamaan dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. THR Keagamaan diberikan kepada:
a. Pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja satu bulan secara terus menerus atau lebih.
b. pekerja/buruh yang mempunyai hubungan kerja dengan pengusaha berdasarkan perjanjian kerja waktu tidak tertentu atau perjanjian kerja waktu tertentu.

2. Besaran THR Keagamaan diberikan sebagai berikut:
a. Bagi pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja dua belas bulan secara terus menerus atau lebih, diberikan sebesar satu bulan upah.
b. Bagi pekerja/buruh yang mempunyai masa kerja satu bulan secara terus menerus tetapi kurang dari dua belas bulan, diberikan secara proporsional sesuai dengan perhitungan: masa kerja dibagi 12 dikali satu bulan upah.

Baca Juga: PNS dapat THR, Masyarakat Dapat Bansos Jelang Lebaran, Ini Nama Penerima dan Cara Daftarnya

3. Bagi pekerja/buruh yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja harian lepas, upah satu bulan dihitung sebagai berikut:
a.Pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja dua belas bulan atau lebih, upah satu bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima dalam dua belas bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan.
b. Pekerja/buruh yang mempunyai masa kerja kurang dari dua belas bulan, upah satu bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima tiap bulan selama masa kerja.

4. Bagi pekerja/buruh yang upahnya ditetapkan berdasarkan satuan hasil maka upah satu bulan dihitung berdasarkan upah rata-rata dua belas bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan.

5. Bagi perusahaan yang menetapkan besaran nilai THR Keagamaan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama, atau kebiasaan yang telah dilakukan lebih besar dari nilai THR Keagamaan sebagaimana nomor 2 di atas maka THR Keagamaan yang dibayarkan kepada pekerja/buruh sesuai dengan perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama, atau kebiasaan yang telah dilakukan.

6. THR Keagamaan wajib dibayarkan paling lambat tujuh hari sebelum hari raya keagamaan.

Selanjutnya, dalam rangka memastikan pelaksanaan pembayaran THR keagamaan dapat berjalan dengan baik, melalui SE Menaker juga meminta para gubernur untuk mendorong perusahaan di wilayahnya agar membayar THR keagamaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Selain itu, bagi perusahaan yang mampu diimbau untuk membayar THR keagamaan lebih awal sebelum jatuh tempo kewajiban pembayaran THR keagamaan.

Baca Juga: KABAR GEMBIRA, Ini Bocoran Jadwal dan Jumlah THR dan Gaji 13 PNS Tahun 2022

“Untuk mengantisipasi timbulnya keluhan dalam pelaksanaan pembayaran THR Keagamaan, masing-masing provinsi membentuk Pos Komando Satuan Tugas (Posko Satgas) Ketenagakerjaan Pelayanan Konsultasi dan Penegakan Hukum Tunjangan Hari Raya Tahun 2022 yang terintegrasi melalui website https://poskothr.kemnaker.go.id,” bunyi ketentuan penutup SE.

Namun ternyata kabar gembira ini belum sepenuhnya dirasakan pekerja.

Dikutip dari kolom komentar di instagram @kemnaker, sejumlah pekerja berharap kemnaker turun melihat realisasi dilapangan.

"Pengen ngetag perusahaan tmpt sy krj tp sy msh butuh gaji ..????," tulis salah satu pekerja.

"Bagaimana sanksi klw perusahaan alasannya tidak mampu membayar penuh bu," tulis pekerja lainnya.

"Alah itu hanya tulisan ibu, harusnya langsung terjun Kenyataannya gimana , kan banyak tu anak buahnya ibu," tulis pekerja lainnya.

"Kalo Tempat saya kerja THR di cicil gimana?"

"Gimana Bu nasib yang dari Tahun 2020,2021 belum sama sekali belum dibayar dan gaji dipotong malahan 2022 belum terima gaji dari januari apalagi THR ??? Apa iya kalau bikin laporan kita bakal dibantu ada petugas yang sidak ke perusahaan yang belum membayar"

"THR DIKENAIN PAJAK LAPORNYA KEMANA?"

Itu tadi curhatan masalah sejumlah pekerja soal THR.***

Editor: Harry Tri Atmojo

Sumber: Setkab

Tags

Terkini

Terpopuler