Tak Hanya Sekali, Inilah 7 Sejarah Pemindahan Ibu Kota Indonesia

26 Januari 2022, 13:22 WIB
Foto calon Ibu Kota Negara Indonesia yang baru. /Instagram/@nyoman_nuarta

PORTAL SULUT - Setiap negara pasti memiliki ibu kota untuk dijadikan pusat pemerintahan.

Dalam pemilihan ibu kota, tidaklah sembarangan banyak faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan ibu kota.

Pemilihan ibu kota harus memperhatikan segi keamanan, ekonomi dan masih banyak lagi.

Baca Juga: Ramai Dibicarakan Nama Ibu Kota Baru Nusantara, Ternyata Begini Sejarahnya

Hal ini bertujuan agar ibu kota baru yang ditetapkan jauh lebih baik kondisinya dari ibu kota yang lama.

Didunia ini sudah banyak negara yang memindahkan ibu kotanya, dikarenakan situasinya yang tidak memadai.

Seperti terlalu padat penduduk, rawan banjir, hingga kemacetan yang tidak dapat dibendung lagi.

Dilansir portalsulut.pikiran-rakyat.com dari channel youtube Angka & Data yang diunggah pada 25 Januari 2022.

Dan hal ini juga dialami bangsa kita Indonesia, dan tidak hanya sekali tapi sepanjang sejarah Indonesia sudah 7 kali memindahkan ibu kotanya.

Berikut 7 ibu kota Indonesia sepanjang sejarah.

1. Jakarta 1945

Setelah Indonesia merdeka, nama Jakarta pemberian Jepang "Jakarta Toko Betsu Shi" diganti menjadi Jakarta.

Sebagai tindak lanjut proklamasai kemerdekaan pada tanggal 19 September 1945 pemerintah membentuk pemerintahan Jakarta Raya.

Menjadi ibu kota Indonesia di awal kemerdekaan, kala itu Jakarta belum menjadi provinsi sendiri.

Pada saat itu Jakarta masih menjadi salah satu kota bagian dari Provinsi Jawa barat.

Dengan Suwiryo sebagai walikota Jakarta Raya.

Baca Juga: Ibu Kota Dipindah, Inilah Sosok Satria Momongan Sabdo Palon

2. Yogjakarta 1946

Setelah Indonesia merdeka pada 1945 dan Jakarta menjadi ibu kota negara.

Ternyata moment itu bukanlah akhir dari perjuangan bangsa Indonesia.

Karena pada tanggal 16 September 1945 pasukan sekutu tentara Belanda datang kembali di Indonesia.

Dan berlabuh dipelabuhan Tanjung Priuk Jakarta.

Tujuannya ingin mengusir tentara Jepang dan masih mengangap Indonesia sebagai negara jajahan.

Serta ingin menguasai Jakarta sebagai ibu kota negara Indonesia.

Hal ini membuat situasi Jakarta sangat tidak aman, dan Belanda mulai menguasai Jakarta.

Sehingga banyak prajurit yang berguguran dalam mempertahankan Jakarta dari Belanda.

Hingga pada tahun 1946 Sultan Hamengkubuwono ke-9.

Mengirim pesan kepada presiden Soekarno agar ibu kota dipindah dari Jakarta ke Yogjakarta.

Lalu permintaan ini disetujui presiden Soekarno hingga ibu kota resmi dipindahkan pada tanggal 4 Januari 1946.

Presiden Soekarno kala itu bersama rombongan berangkat secara diam-diam menuju Yogjakarta dengan pengawalan ketat.

3. Bireuen 1948

Mengetahui ibu kota negara telah dipindah ke Yogjakarta.

Membuat pasukan Belanda terus melakukan penyerangan.

Mereka menuju Yogjakarta dan melakukan Agresi militer ke-2 untuk merebut Yogjakarta.

Para toko penting Indonesia, bahkan prsiden Soekarno, ditangkap oleh tentara Belanda hingga diasingkan.

Milihat situasi genting ini,akhirnya ibu kota Indonesia dipindahkan kembali ke Bireuen pada tanggal 18 Juni 1948.

Bireuen saat ini adalah salah satu kabupaten di Provin Aceh.

Kabupaten ini dipilih karena pada kala itu, Bireun dikelilingi perbukitan alam yang dapat menlindungi dari serangan musuh.

Baca Juga: Waspada! Modus Penipuan Digital Makin Marak, Jangan sampai Terjebak

4. Bukit Tinggi, Desember 1948

Situasi yang semakin genting membuat bangsa Indonesia kembali harus memindahkan ibu kota.

Biruen menjadi ibu kota hanya satu minggu saja.

Hingga pemerintah memutuskan memindahkan ibu kota ke Bukit Tinggi Sumatera Barat.

Pemindahan ibu kota resmi dilakukan pada tanggal 19 Desember 1948.

Bukit tinggi menjadi ibu kota Indonesia dalam Pemerintahan Darurat Republik Indonesia atau PDRI.

Bukit tinggi dipilih karena dikelilingi benteng pertahanan alam yang dapat melindungi ibu kota, sekaligus sebagai pertahanan dari serangan militer musuh.

5. Yogjakarta 1949

Presiden Soekarno dan wakil presiden Muhammad Hatta akhirnya bisa kembali ke Yogjakarta setelah pengasingan Belanda.

Syarifudin Prawiranegara, sebagai ekonom dan negarawan Indonesia kala itu.

Mengembalikan amanat pemerintahan negara.

Setelah situasi kondusif ibu kota negara akhirnya dikembalikan ke Yogjakarta pada tanggal 6 Juli 1949.

Syarifudin Prawiranegara kemudian membubarkan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia pada tanggal 13 Juli 1949.

6. Jakarta 1950

Pada tanggal 17 Agustus 1950, 5 tahun setelah kemerdekaan Indonesia.

Republik Indonesia Serikat "RIS" resmi dibubarkan dan Republik Indonesia Serikat sendiri yang membuat Indonesia pada saat itu terdiri dari negara bagian.

Dan kini menjadi negara kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas Provinsi.

Setelah RIS dibubarkan ibu kota negara kembali di pindahkan secara de facto ke Jakarta sejak 1950.

Pada tahun 1959, status Jakarta yang masih menjadi kota di Provinsi Jawa Barat.

Berubah dari kota Jakarta Raya menjadi Privinsi DKI Jakarta.

Dengan sumarno sebagai gubernur pertama.

Setelah menjadi Provinsi sendiri, pada tanggal 28 Agustus 1961 Jakarta secara De Jure resmi menjadi ibu kota Indonesia.

7. Nusantara 2019

Situasi Jakarta yang semakin padat, rawan banjir dan tingginya kemacetan.

Membuat presiden Joko Widodo memustuskan, memindahkan ibu kota Indonesia dari Provinsi DKI Jakarta ke Provinsi Kalimantan Timur.

Hal ini dumumkan Presiden pada tanggal 26 Agustus 2019.

Dengan memilih Kab. Penajam Paser Utara dan Kab. Kutai Kartanegara menjadi lokasi dibangunnya ibu kota baru di Indonesia.

Lokasi ini dipilih karena letaknya yang strategis ditenga- tengah Indonesia.

Wilayahnya luas asri dan minim bencana, lalu pada Januari 2022 presiden Joko Widodo resmi mengumumkan nama baru ibu kota Indonesia yaitu Nusantara.

Nama Nusantara dipilih menjadi nama ibu kota baru karena telah dikenal sejak zaman dahulu dan menjadi ciri khas Indonesia di dunia Internasioanl serta mengambarkan kenusantaraan Indonesia.

Sampai saat ini pemerintah terus melakukan pembangunan di ibu kota baru yang diperkirakan selesai pada 2024.

Nantinya Nusantara menjadi ibu kota sebagai pusat pemerintahan, dan Jakarta menjadi ibu kota pusat ekonomi.***

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler