Gunung Semeru Status Level II, Presiden Jokowi: BNPB Harus Gerak Cepat

5 Desember 2021, 05:46 WIB
Gunung Semeru meletus /Tangkap Layar Instagram.com/khofifah.ip/

PORTAL SULUT – Abdul Muhari selaku Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mennjelaskan, saat ini Gunung Semeru berada pada status level II atau waspada.

Oleh sebab itu, BNPB mempertegas empat hal untuk mengantisipasi dampak dari kondisi tersebut.

1. Pertama
Masyarakat setempat, pengunjung atau wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru dan jarak 5 kilometer arah bukaan kawah di sektor tenggara - selatan," ujar Abdul dilansir dari siaran pers BNPB, Sabtu 4 Desember 2021.

Baca Juga: Lakukan 5 Cara Ini Cegah Virus Covid Omicorn

Lalu mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru," lanjutnya Abdul menegaskan, radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.

2. Kedua
masyarakat juga diminta menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi.

3. Ketiga
perlunya mewaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan. Keempat, mewaspadai ancaman lahar di alur sungai atau lembah yang berhulu di Gunung Semeru, mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk.

"Terkait dengan perkembangan erupsi Gunung Semeru, BNPB mengimbau warga untuk tetap waspada dan siaga dengan memperhatikan rekomendasi yang telah dikeluarkan oleh PVMBG," ucap Abdul.

"BNPB terus memantau dan melakukan koordinasi dengan BPBD setempat dalam penanganan darurat erupsi," tambahnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memerintahkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Suharyanto segera mengunjungi lokasi terdampak erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Itu disampaikan Suharyanto dalam konferensi pers yang disiarkan secara virtual pada Sabtu malam.

"Atas petunjuk Bapak Presiden kami, Kepala BNPB dengan tim besok pagi akan segera ke Lumajang ke daerah bencana," kata Suharyanto.

"Untuk memastikan penanganan darurat dan pengungsi dapat berjalan secara cepat dan tepat," lanjutnya.

Tim akan mendampingi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB) Kabupaten Lumajang dan BPBD Kabupaten Jawa Timurbersama dengan dari unsur Kementerian Kesehatan.

Baca Juga: Siapa Sangka, Bahasa Indonesia Disanjung dan Dipelajari oleh 10 Negara

"Malam ini tim bergerak lewat darat dan mengantar logistik antara lain selimut, makanan siap saji, terpal, tenda darurat, matras dan sebagainya," tegas Suharyanto.

Selanjutnya tim BPBD Kabupaten Lumajang saat ini telah berupaya mendirikan titik pengungsian sektoral di Lapangan Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Ada beberapa lokasi pengungsian yang saat ini ada dan sudah terisi ada di tiga desa dan di dua kecamamatan.

"Yakni di Desa Supit Urang dan desa Curah Kobokan di Kecamatan Pronojiwo dan Desa Sumberwuluh di Kecamatan Candipuro," tambahnya.

Beberapa jam sebelumnya, Gunung Semeru mengalami peningkatan aktivitas vulkanik yang ditunjukkan dengan terjadinya guguran awan panas sejak pukul 15.20 WIB, Sabtu. Dilansir dari siaran pers BNPB, guguran awan panas mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Sapiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Kemudian kronologi kejadian yang diamati dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Gunung Semeru di Pos Gunung Sawur, Dusun Poncosumo, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, getaran banjir lahar atau guguran awan panas tercatat mulai pukul 14.47 WIB dengan amplitudo maksimal 20 milimeter.

Tepat pukul 15.10 WIB, PPGA Pos Gunung Sawur kemudian melaporkan visual abu vulkanik dari guguran awan panas sangat jelas teramati mengarah ke Besuk Kobokan dan beraroma belerang. Selain itu, laporan visual dari beberapa titik lokasi juga mengalami kegelapan akibat kabut dari abu vulkanik.

Dari catatan yang dihimpun Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), guguran lava pijar teramati dengan jarak luncur kurang lebih 500-800 meter dengan pusat guguran berada kurang lebih 500 meter di bawah kawah.

Sebagai respons cepat tanggap dari adanya kejadian guguran awan panas tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang juga telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat setempat, pengunjung dan para penambang untuk tidak beraktivitas di sepajang Daerah Aliran Sungai (DAS) Mujur dan Curah Kobokan.

Anggota BPBD Kabupaten Lumajang bersama tim gabungan lainnya segera menuju lokasi kejadian di sektor Candipuro-Pronojiwo untuk melakukan pemantauan, kaji cepat, pendataan, evakuasi dan tindakan lainnya yang dianggap perlu dalam penanganan darurat.

Sampai saat ini belum ada laporan resmi mengenai jatuhnya korban jiwa dan visual Gunung Semeru masih tertutup kabut disertai hujan dengan intensitas sedang. Sementara untuk kerugian materil dan dampak lainnya dari erupsi Gunung Semeru masih dalam pendataan.***

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler