Gus Baha Bongkar Alasan Mbah Moen dan Habib Luthfi bin Yahya Sering Ketemu Pejabat Tinggi Negara

- 3 Januari 2024, 19:28 WIB
Gus Baha Bongkar Alasan Mbah Moen dan Habib Luthfi bin Yahya Sering Ketemu Pejabat Tinggi Negara
Gus Baha Bongkar Alasan Mbah Moen dan Habib Luthfi bin Yahya Sering Ketemu Pejabat Tinggi Negara /

PORTAL SULUT - KH Ahmad Bahaudidn Nursalim, yang dikenal sebagai Gus Baha, membagikan rahasia besar mengenai kedekatan KH Maimoen Zubair dan Habib Luthfi bin Yahya dengan pejabat tinggi.

Sebagai murid utama dari Mbah Moen, Gus Baha mengungkapkan persamaan antara Mbah Moen dan Habib Luthfi, terutama dalam kealiman dan karomah, serta hubungan akrab mereka dengan pejabat negara.

Dalam konteks ini, Gus Baha menceritakan bahwa Mbah Moen dan Habib Luthfi selalu hadir dalam undangan acara yang diadakan oleh pejabat tinggi negara.

Baca Juga: Kalau Tidak Mau Miskin Amalkan Doa Ini Setiap Pagi dan Jelang Maghrib Kata Gus Baha, Malaikat Rezeki Suka

Fenomena ini menarik perhatian banyak orang, termasuk santri dan penganut ajaran keduanya.

Gus Baha memberikan penjelasan mengenai alasan di balik kedekatan keduanya dengan para pejabat tersebut.

Menurut Gus Baha, Mbah Moen dan Habib Luthfi lebih memilih untuk hadir dalam undangan pejabat negara daripada acara yang diadakan oleh para santrinya sendiri.

Ketika ditanyai mengapa hal ini terjadi, Gus Baha menjelaskan bahwa cinta dan kecintaan yang dimiliki oleh Mbah Moen terhadap para santrinya sudah bersifat permanen.

Oleh karena itu, Mbah Moen tidak perlu selalu hadir dalam setiap acara santrinya karena rasa cintanya sudah jelas dan kokoh.

Gus Baha kemudian mengaitkan perilaku Mbah Moen dengan sikap Rasulullah SAW terhadap para sahabat Anshor.

Dalam hal ini, Mbah Moen menghindari menggunakan bahasa yang memvonis bahwa zaman ini rusak atau berbagai pernyataan negatif terkait zaman.

Menurut Gus Baha, Mbah Moen lebih banyak mengikuti sabda Nabi, sehingga jarang memberikan komentar atau mengomentari zaman.

Gus Baha menjelaskan bahwa Mbah Moen memiliki komitmen terhadap ajaran sunnah wal jamaah dan tidak memandang seseorang dari baik atau buruknya.

Dalam pandangan Mbah Moen, berbagi dengan siapa pun, termasuk dengan pemerintah, adalah suatu tindakan yang tidak bisa dihindari dan merupakan awal dari riwayatnya, baik itu dengan orang baik maupun yang dianggap kurang baik.

Gus Baha menegaskan bahwa Mbah Moen sangat jarang mengomentari zaman ini karena beliau lebih memahami prinsip keimanan dan keislaman yang tidak memilah-milah seseorang berdasarkan baik atau buruknya.

Mbah Moen berkomitmen terhadap kebaikan dan tidak menghakimi orang berdasarkan penilaian yang sempit.

Baca Juga: Kematian Sudah Dekat jika ada Tanda ini Kata Ustadz Abdul Somad dan Gus Baha, BERTOBATLAH!

Mbah Moen juga dijelaskan oleh Gus Baha memiliki keinginan untuk berkoalisi dengan pemerintah dan bahkan ingin agar anak-anak atau santrinya menjadi pejabat.

Gus Baha menyampaikan bahwa ketika para kyai belum dekat dengan pejabat, pesantren menjadi incaran jika terjadi kasus terorisme atau masalah serupa.

Namun, dengan adanya hubungan baik antara kyai dan pejabat, sekarang pesantren tidak lagi menjadi sasaran dalam situasi tersebut.

Gus Baha menyimpulkan bahwa orang perlu memiliki pangkat atau bermitra dengan orang yang berpangkat agar keagamaannya tidak diganggu.

Dalam konteks ini, dia menyampaikan bahwa orang fasik pun memiliki dukungan aparat, meskipun oknum, sementara orang shaleh tidak memiliki dukungan pejabat.

Pernyataan ini menggambarkan realitas bahwa dalam masyarakat, hubungan dengan pejabat seringkali dapat memberikan perlindungan terhadap tindakan yang tidak diinginkan.

Dengan demikian, bocoran mengenai Mbah Moen dan Habib Luthfi bin Yahya dari Gus Baha memberikan wawasan tentang dinamika hubungan antara para ulama dan pejabat, serta kebijakan yang diambil untuk melindungi kepentingan keagamaan. ***

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x