3. Kekayaan tidak dimiliki sendiri
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam adalah seorang pedagang yang sukses sebelum kenabiannya dan begitu dia menjadi seorang nabi memperoleh kekayaan yang besar tetapi tidak menyimpannya untuk dirinya sendiri, melainkan memberikannya kepada orang miskin, para janda, yatim piatu, mereka yang membutuhkan.
Jabir radiyallahu anhu mengatakan, "Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam tidak pernah mengatakan 'tidak' kepada siapa pun yang meminta sesuatu kepadanya." (HR Bukhari dan Muslim).
4. Memaksimalkan apa yang dimiliki
Terlepas dari semua tanggung jawab yang dimiliki Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam sebagai seorang pemimpin, guru, dan hakim; beliau memanfaatkan sedikit harta yang dimilikinya, dan biasa memerah susu kambingnya, menambal pakaiannya, memperbaiki sepatunya, dan membantu pekerjaan rumah tangga.
(Lihat kitab Musnad Ahmad, hadits nomor 23606 dan dinyatakan shahih oleh Syekh Albani dalam Shahih Al Jaami’, hadits nomor 4937).
5. Jika tidak membutuhkan sesuatu, langsung sedekahkan
Sebagian besar dari umat manusia tahu apa dan berapa banyak yang "dibutuhkan" untuk menjalani kehidupan yang nyaman. Segala sesuatu di luar itu hanya menjadi "barang" yang dimiliki. Umat manusia juga tahu perbedaan antara kebutuhan dan keinginan.