Kenali Pertanyaan Malaikat Mungkar dan Nakir di Alam Kubur dan Jawabannya Serta Ini yang Wajib Dipersiapkan

- 18 Mei 2023, 04:48 WIB
Ziarah kubur./ANTARA
Ziarah kubur./ANTARA /


PORTAL SULUT - Setiap yang hidup pasti akan mati.

Allah Ta’ala merahasiakan kematian ke dalam tiga hal:

Pertama, waktu. Kita tidak pernah tahu kapan kita akan meninggal, jam dan hari apa.

Kedua, tempat. Tidak ada satu orang pun yang mengetahui dimana seseorang akan meninggal.

Ketiga adalah cara. Kita juga tidak mengetahui kita akan meninggal dengan cara yang bagaimana, yang jelas kita harus mengupayakan agar meninggal dalam keadaan husnul khotimah.

Lantas apa sajakah 6 pertanyaan Malaikat Mungkar dan Nakir itu?

Sebagaimana yang dilansir Portalsulut.di kanal YouTube Tafakkur Fiddin, berikut 6 pertanyaan Malaikat Mungkar dan Nakir ketika sudah di alam kubur.

1. Man Rabbuka? (Siapa Tuhanmu?)

2. Ma Dinuka? (Apa Agamamu?)

3. Man Nabiyyuka? (Siapa Nabimu?)

4. Ma Kitabuka? (Apa Kitabmu?)

5. Aina Qiblatika? (Dimana Kiblatmu?)

6. Man Ikhwanuka? (Siapa Saudaramu?)

Baca Juga: Gus Baha: Baca Doa Ini, Agar Anda Cepat Kaya dan Diberikan Harta Berlimpah

Dikutip dari nu.or.id dalam kutbah Kunci Sukses Menjawab Enam Pertanyaan di Alam Kubur yang disampaikan oleh Muhammad Ishom, Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahlatul Ulama (UNU) Surakarta, keenam pertanyaan di atas tampak sepele untuk dijawab.

Namun, sebenarnya tidak demikian sebab semua bergantung pada amal masing-masing semasa hidupnya. Ketika seseorang sudah dibaringkan di dalam kubur, ia sendirian tanpa seorang pun menemani; sementara malaikat menyapa dengan garang sambil menarik orang itu agar berposisi duduk.

Kedua malaikat kemudian mengajukan keenam pertanyaan sebagaimana di atas. Mereka yang senantiasa melaksanakan shalat lima waktu, terlebih yang suka shalat berjamaah di masjid, sesungguhnya mereka telah memegang kunci sukses menjawab keenam pertanyaan itu.

Kaitannya dengan pertanyaan pertama di atas, seseorang yang semasa hidupnya senantiasa melaksanakan kewajiban shalat, kemudian di dalam kubur ditanya: من ربك (siapa Tuhanmu) maka dengan mudah ia dapat menjawab: الله ربي (Allah Tuhanku) karena ia terbiasa menyebut الله setidaknya 68 kali dalam sehari semalam.

Bayangkan mereka yang malas shalat, apalagi tak pernah shalat sama sekali. Tentu mereka akan mengalami kesulitan menjawab pertanyaan ini.

Terhadap pertanyaan kedua, yakni ما دينك (apa agamamu) seseorang yang semasa hidupnya senantiasa melaksanakan kewajiban shalat, ketika di dalam kuburnya ditanya: ما دينك - apa agamamu – maka dengan mudah ia dapat menjawab:الاسلام ديني (Islam agamaku) karena dalam konteks sekarang hanya Islam satu-satunya agama yang memerintahkan melaksanakan shalat.

Terhadap pertanyaan ketiga, yakni من نبيك (siapa Nabimu) seseorang yang senantiasa melaksanakan kewajiban shalat, tentu dengan lancar dapat menjawab pertanyaan itu karena di dalam shalat lima waktu setidaknya kita menyebut nama محمد sebanyak 10 kali dalam sehari semalam, yakni dalam bacaan tahiyat atau tasyahud akhir yang berbunyi:

أشهد أن لا اله الا الله وأشهد ان محمدا رسول الله

dan dalam bacaan shalawat

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ

Jumlah itu belum termasuk yang dibaca dalam tasyahud awal dan bacaan shalawat dalam rakaat kedua dalam shalat Dhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya’ yang jumlahnya 15 sehingga seluruhnya berjumlah 25.

Baca Juga: DOA MEMOHON AGAR ANAK KETURUNANNYA PAHAM ILMU AGAMA

Oleh karena itu, seseorang yang semasa hidupnya senantiasa melaksnakan shalat akan dengan mudah menjawab pertanyaan: من نبيك (siapa nabimu), yakni dengan jawaban: محمد نبي (nabiku Muhammad SAW) karena setiap hari selalu menyebut nama محمد.

Terhadap pertanyaan keempat, yakni ما كتابك - Apa kitabmu, seseorang yang senantiasa melaksanakan kewajiban shalat, tentu dapat menjawab pertanyaan itu dengan jawaban: القران كتابي – Kitabku Al-Qur’an, karena di dalam shalat terdapat rukun yang mengharuskan orang shalat membaca surah pertama dalam Al-Qur’an yakni Surah Al-Fatihah.

Seseorang yang melakukan shalat tanpa membaca surah ini dalam setiap rakaat, shalatnya tidak sah, kecuali bagi makmum masbuq yang di rakaat pertama tak selesai membacanya karena waktu tak mencukupi.

Selain surah Al-Fatihah, orang shalat juga membaca surah-surah lainnya di dalam Al-Qur’an yang dibaca sebagai bacaan sunnah. Surah-surah yang hukumnya sunnah ini dibaca setelah surah Al-Fatihah. Dengan dibacanya surah-surah dalam Al-Qur’an dalam shalat, maka dalam sehari semalam setidaknya orang membaca surah-surah Al-Qur’an sebanyak 27 kali.

Dengan kata lain untuk menyebut القران sebagai sebagai kitab suci tidak sulit bagi mereka yang senantiasa melaksanakan shalat.

Terhadap pertanyaan kelima, yakni اين قبلتك (di mana kiblatmu) seseorang yang senantiasa melaksanakan kewajiban shalat, tentu dapat menjawab pertanyaan itu dengan jawaban: الكعبة قبلتي (Ka’bah kiblatku) karena orang yang senantiasa melaksanakan kewajiban shalat, akan menghadap ke arah Ka’bah sebanyak 5 kali sehari.

Jika ditambah dengan shalat-shalat sunnah, tentu frekuensinya lebih tinggi lagi.

Terhadap pertanyaan keenam, yakni من إخوانك (siapa saudara-saudaramu), seseorang yang senantiasa melaksanakan kewajiban shalat dengan berjamaah di masjid, tentu dapat menjawab pertanyaan itu dengan jawaban yang tepat, yakni المسلمون والمسلمات إخواني (kaum muslimin dan muslimat saudara-saudaraku).

Kesuksesan menjawab semua pertanyaan itu menjadi penentu kesuksesan-kesuksesan berikutnya apakah seseorang akan masuk ke surga atau ke neraka.

Semoga kita semua termasuk orang-orang yang senatiasa sukses dalam menghadapi semua pertanyaan di alam kubur. Amin ya rabbal alamin.***

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x