Gus Baha mengatakan bahwa orang yang berbuat dosa seperti korupsi, meski seorang koruptor ia tetap mukmin, bukan kafir.
"Kalau orang suka mencuri atau korupsi, nanti di akhirat akan tetap mukmin. Dia tidak akan menundukkan kepala gara-gara tidak mau sujud. Karena semasa di dunia dia pernah sujud," kata Gus Baha.
"Korupsinya kencang sujudnya pun kencang. Kalau sholat Jumat berada di shaf depan. Masjidnya pun dibangun dari hasil korupsi, tapi itu tidak masalah," lanjutnya.
Artinya dosa dari korupsi tetap ada, tapi dia tidak akan mengalami apa yang dialami orang kafir. Sebab ia tidak pernah ingkar.
Meski seorang koruptor, orang muslim tetap meyakini Allah dan Rasul, dan tetap meyakini adanya hari kebangkitan.
"Karena kalau sekadar 'Sayyi'ah' (tercela) namun dia masih mukmin, dan dia iman akan adanya kebangkitan, surga, neraka, itu tidak dikategorikan orang kafir," kata Gus Baha.
"Jika tidak dikategorikan orang kafir, maka masih berhak atas syafaat Rasulullah SAW," tambahnya.
Bahkan, dalam sebuah hadits Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa jatah syafaat (Rasulullah) diberikan pada orang-orang yang berdosa besar.
Baca Juga: Rezeki 8 Weton Ini Paling Lancar Sepanjang 2023, Menurut Primbon Jawa