Menurut Gus Baha, kesalahan seperti ini kelak diganti dengan kebaikan oleh Allah SWT.
“Tapi justru karena dekat, kalu salah tetap salah. Kesalahan semacam ini kelak diakhirat, diganti menjadi kebaikan oleh Allah, sebab itu adalah salah dalam lingkaran kebenaran,” jelas Gus Baha.
Gus Baha kembali mencontohkan, orang yang tidak sholat, tidak mungkin meninggalkan tuma ninah.
“Makanya, jika saya ditanya, Gus, sholat tanpa tuma ninah apakah sah? Setidaknya dia sholat. Tapi kan tidak tuma ninah, ya tapi sholat kan?,” kata Gus Baha.
“Dia marah-marah, maksudmu bagaimana Gus? Orang yang tidak sholat, tidak bisa kamu salahkan, karena tidak tuma ninah,” sambung Gus Baha.
Lanjut Gus Baha menjelaskan, orang tidak sholat apa bisa dianggap meninggalkan tuma’ ninah.
“Orang-orang yang di terminal, dan di jalan jalan tidak pernah ikut tadarus, kan tidak bisa kamu cela, bacaan Alquranmu tidak fasih,” kata Gus Baha mencontohkan.
Kata Gus Baha, orang tadarusan di masjid yang harusnya kena kritik tersebut.
“Bacaan Quranmu tidak fasih, tapi setidaknya merekan tadarusan, hanya saja tidak fasil. Orang yang tidak tadarusan, justru tidak boleh kamu kritik. Bacaan Quranmu tidak fasih, orang tidak tadarusan bagaimana mau fasih?,” jelas Gus Baha.
Artinya, behubung saya yang dekat dengan ibu, pasti yang paling disalahkan, karena dekat.