Jangan Pernah Sepelehkan Perbuatan Ini, Ahli Ibadah Sekalipun Dimintai Pertanggungjawaban di Akhirat kata UAS

- 27 Mei 2022, 10:40 WIB
Ustadz Abdul Somad menjelaskan perkara berat yang akan dipertangungjawabkan di akhirat. (Foto Ilustrasi)
Ustadz Abdul Somad menjelaskan perkara berat yang akan dipertangungjawabkan di akhirat. (Foto Ilustrasi) /Instagram.com / @ustadzabdulsomad_official.

PORTAL SULUT — Perbuatan satu ini masih dianggap sepeleh sebagai orang, padahal pertanggungjawabannya sangat berat di hadapan Allah SWT.

Di Akhirat semua manusia yang pernah melakukan perbuatan ini dimintai pertanggungjawaban, meskipun sewaktu di dunia ahli ibadah.

Rajin beramal baik, sekalipun mati syahid tanpa hisab, tidak akan luput dari pertanggungjawabannya di hadapan Allah, apabila di dunia belum menyelesaikan perkara satu ini.

Baca Juga: Baca Doa Ini Saat Waktu Singkat Paling Mustajab di Hari Jumat, Ba’da Ashar Jelang Magrib kata Ustadz Adi Hiday

Lantas perbuatan sepeleh apakah yang dimaksud? Berikut ini adalah penjelasannya lebih lengkap.

Hal ini seperti dalam ceramah, Ustadz Abdul Somad menjelaskan, perkara hutang-piutang disebutkan dalam Alquran yaitu Surat Al Baqarah ayat 282.

“Al Baqarah ayat 282, satu lembar bukan tentang puasa bukan tentang Sholat, bukan tentang baca Alquran, bukan tentang Dzikir, tapi ayat yang paling panjang tentang bayar hutang,” terang Ustadz Abdul Somad dilansir portalsulut.pikiran-rakyat.com, Jumat 27 Mei 2022, dari YouTube Zech Cahnnel diunggah 7 Mei 2020.

Lanjut Ustadz Abdul Somad menjelaskan, orang yang tidak membayar hutang tetap dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah.

“Sholatnya banyak, puasanya banyak, Dzikir banyak, hatam Alquran, tapi kalau hutang tak dibayar di akhirat kau akan cari dia.  Oleh sebab itu, ada orang mati syahid. Orang mati tidak merasakan sakaratul maut, orang mati tidak merasakan azab kubur, tidak merasakan hisab, orang mati syahid langsung masuk surga, kecuali hutang,” urai Ustadz Abdul Somad.

Baca Juga: Tanpa Diawali Kalimat Ini, Permohonan Taubat Tidak Akan Diterima Allah, Baca dengan Benar kata Gus Baha!

Sehingganya kata Ustadz Abdul Somad, orang menagih hutang bukan pelit. Namun, menyelamatkan saudaranya dari makan haram.

Lanjut Ustadz Abdul Somad, dalam Islam hukum hutang piutang harus jelas, mulai dari transaksi hingga pelunasan hutang.

“Jika meminjam misalnya Rp500.000, maka bayarnya harus jelas. Hari apa, bulan berapa, tahun berapa. Harus jelas. Namun, ada juga yang sulit bayarnya,” kata Ustadz Abdul Somad.

Jika dia dalam kesulitan, kata Ustadz Abdul Somad, alangkah baiknya ditunggu sampai lapang. “Kalaupun sudah menunggu namun tak kunjung dibayar. Maka, sedekahkan itu lebih baik,” saran Ustadz Abdul Somad.

Baca Juga: Apa Hukum Mengaminkan Doa yang Tidak Tahu Artinya, Bolehkah? Begini Jawaban Buya Yahya

Ustadz Abdul Somad menjelaskan, dalam Islam hutang piutang adalah ajaran tolong-menolong dalam Alquran namanya fiqih muamalah.

“Maka hutang piutang, ini cara tolong-menolong jangan sampai dihilangkan tapi kalau tidak mendidik maka Islam bukan agama yang memanjakan orang,” ujar UAS--sapaan akbrab Ustadz Abdul Somad--.  

Wallahu a’lam bish shawab.***

Editor: Randi Manangin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah