Sholawat Munjiyat
"Allaahumma shalli ‘alaa sayyidiniaa muhammadin wa ‘alaa aali sayyidinaa muhammadin shalaatan tunjiinaa bihaa min jamii’il ahwaali wa aafaat wa taqdhii lanaa bihaa jamii’al haajat wa tuthahhirunaa bihaa min jamii’is sayyiaat wa tarfa’unaa bihaa ‘indaka a’lad darajaat wa tuballighunaa bihaa aqshal ghaayat min jamii’il khairaati fil hayaati wa ba’dal mamaat."
Namun kata Ustadz Abdul Somad, jika mau sholawat yang tidak terlalu panjang, bisa mengucapkan sholawat yang biasa dibaca pada umumnya yakni:
Allahumma Shalli ‘Alaa Sayyidinaa Muhammad Wa’alaa Aali Sayyidinaa Muhammad
Ustadz Abdul Somad mengatakan, banyak sholawat yang bisa diamalkan, baik dalam hadist maupun disusun para ulama.
"Sholawat dalam hadist yang diriwayatkan Buqhari dan Muslim ada lima. Ada juga sholawat yang disusun Imam Al-Hadad, solawat yang disusun Imam Ja'far Al-Barzanji, sholawat yang ditulis Imam Al-Bushiri, Imam Adi Ba'i, Syekh Habib Umar bin Hafidz, boleh," terang Ustadz Abdul Somad.
Ustadz Abdul Somad menjelaskan, bacaan sholawat yang berbeda bukan menjadi bahan perdebatan, selama tidak bertentangan dengan Alquran dan Sunnah.
Baca Juga: Berkhayal Zina dengan Wanita Lain saat Berhubungan Suami Istri, Dosakah? Begini Menurut Buya Yahya
Dalam satu riwayat, Rasulullah SAW memimpin sholat, kemudian saat berdiri setelah rukuk, tiba-tiba ada yang membaca doa yang tidak diajarkan Nabi Muhammad SAW.