Network
PORTAL SULUT - Mendiang Syekh Aljaber dalam sebuah tausyiahnya yang diunggah di YouTube mengungkapkan salah satu doa yang agung.
Syekh Aljaber Menurturkan, saking agungnya, doa yang ini apabila disebutkan maka pahalanya sangat besar ketika seorang hamba menyebut untuk Allah Subhanawata'allah.
"Ada satu doa, malaikat pun malah ribut, siapa yang mau nulis saking agungnya doa," kata Syekh Ali Jaber.
Baca Juga: Hukum Istri Menolak Ajakan Suami Berhubungan Intim, Buya Yahya: Itu Kesalahan
Karena besarnya pahala yang akan diberikan Allah, hingga agungnya doa ini disisi Allah, jumlah para malaikat yang ingin mencatat pahala berjumlah hingga ribuan kata Syekh Ali Jaber.
"Lebih dari 37 ribu malaikat ingin mencatat pahala dari doa ini," tutur Syekh Ali Jaber.
Doa yang dimaksud oleh Syekh Ali Jaber ini disebutkan ketika bangkit dari ruku.
Dimana, seorang hamba disyariatkan untuk memuji Allah, serta menyanjungnya atas nikmat-nikmat yang Allah anugerahkan kepadanya.
Yaitu ketika ia berdiri iktidal dan kembali pada posisi terbaik dengan badan tegak dan lurus.
Syekh Ali Jaber pun meminta para jamaah untuk mengikuti lafaz doanya sebagaimana berikut ini:
"Habis Sami'allahu liman hamidah, Rabbana walakal hamd, Hamdan katsiran thayyiban mubarakan fihi mubarakan 'alaihi kama yuhibbu rabbuna wa yardha," jelasnya.
Menurutnya, pada posisi ini ia memuji dan menyanjung Rabbnya yang telah memberikan taufik kepadanya sehingga ia dapat memberikan ketundukan yang haram ia berikan kepada selain-Nya.
Doa ini memiliki kandungan makna yang sangat agung, karena pujiannya memenuhi langit dan bumi bahkan melebihi keduanya hingga tiada batas.
Sebagaimana pada lafaz yang artinya: Wahai Rabb kami, bagi-Mu segala puji, aku memuji-Mu dengan pujian yang banyak, yang baik dan penuh dengan berkah.
Doa ini pun menjadi bukti kesempurnaan Allah yang tiada satu pun bisa menandinginya dan juga menjadi bukti lemahnya seorang hamba.
Baca Juga: Ternyata Tanda Orang Seperti Inilah, Allah Akan Jadikan Hebat di Masa Depan Kata Ustadz Adi Hidayat
Atas dasar kesempurnaan yang Allah miliki dari segala sisi yang tiada cacat sedikit pun dan juga atas segala karunia kenikmatan-kenikmatan yang sangat banyak yang Allah limpahkan kepada hambanya.
Maka sudah selayaknya bagi seorang hamba untuk memuji Penciptanya dan hanya Allah satu-satunya Dzat yang berhak mendapat pujian tersebut.***
