Peringatan Keras Gus Baha Soal Pilpres 2024: Secara Tauhid Hal Ini TIDAK BOLEH!

31 Desember 2023, 09:07 WIB
Gus Baha /

PORTAL SULUT - KH Ahmad Bahauddin Nursalim, yang lebih dikenal sebagai Gus Baha, merupakan seorang ulama yang memberikan peringatan dan nasihat kepada umat Islam, khususnya terkait dengan pemahaman terhadap kesejahteraan dan pemilihan pemimpin.

Beliau menekankan pentingnya untuk tidak menggantungkan kesejahteraan pada manusia dan memahami bahwa tidak ada manusia yang sempurna.

Pesan ini juga berlaku bagi para kandidat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang akan bersaing dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Baca Juga: Rezeki Seret dan Hajat Apapun Terpecahkan, Sebut 2 Nama Ini Ketika Berdoa Allah Angkat Semua Kesulitan

Dalam konteks Pilpres 2024, Indonesia akan menyaksikan tiga pasangan capres-cawapres yang akan bersaing untuk memimpin negara.

Pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, serta pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, telah resmi mendaftarkan diri di Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Menyambut perhelatan Pemilu yang semakin dekat, suhu politik di tanah air meningkat, dan Gus Baha memberikan pandangan dan nasihatnya terkait pemilihan presiden.

Gus Baha menegaskan bahwa umat Islam seharusnya tidak mengkultuskan individu, termasuk capres-cawapres, secara berlebihan.

Beliau memperingatkan bahwa kecenderungan untuk meyakini bahwa satu calon adalah yang terbaik, sementara calon lain dianggap buruk, sangat berbahaya.

Gus Baha menyoroti bahaya sikap seperti ini, di mana seorang calon dianggap sebagai satu-satunya penentu maslahat (kebaikan) bagi negara.

"Kalau presidennya ini maslahat kalau nggak ini nggak maslahat, mana ada kemaslahatan ditentukan hanya oleh seorang presiden," tegas Gus Baha.

Hal tersebut sebagaimana dinukil portalsulut.com dari Youtube Nyantrikilat diakses 30 Desember 2023.

Beliau memandang bahwa pandangan semacam itu bertentangan dengan prinsip tauhid, yang mengajarkan bahwa segala sesuatu hanya bergantung pada Allah SWT.

Mempercayai bahwa satu individu, bahkan seorang presiden, dapat menentukan segala sesuatu adalah suatu bentuk kesalahan dalam pemahaman tauhid.

Gus Baha menekankan bahwa pemahaman tauhid yang benar adalah ketika seseorang tidak menggantungkan kesejahteraan dan kemaslahatan kepada makhluk.

Dalam konteks politik, meskipun umat Islam memiliki kewajiban untuk memilih sesuai dengan ijtihad (usaha pemikiran), mereka tidak boleh menganggap bahwa kesejahteraan sepenuhnya bergantung pada seorang pemimpin manusia.

Sebaliknya, manusia hanya dapat berusaha dan berikhtiar, sedangkan segala ketentuan dan kemampuan ada pada Allah SWT.

"Itu Tauhid kita di mana? Memang kita secara syariat harus memilih sesuai ijtihad kita.
Tapi ndak usah dong sampai menggantungkan kesejahteraan sama seorang makhluk. Itu tidak boleh secara tauhid nggak boleh," tegas Gus Baha.

Baca Juga: Allah Angkat Derajat Setinggi-tingginya di Dunia juga Akhirat, UAS Anjurkan Amalan Jitu Ini

Oleh karena itu, beliau terus mengingatkan umat agar tidak terjerumus dalam memperlakukan manusia seakan-akan setara dengan Tuhan.

Dalam pesan Gus Baha terkait pemilihan presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2024 mendatang, terdapat seruan untuk menjaga pemahaman tauhid dan tidak mengabaikan prinsip-prinsip keimanan.

Melalui pandangan dan nasihat ini, beliau mengingatkan umat Islam untuk tetap memilih pemimpin, tetapi tanpa menstatuskan manusia setara dengan Tuhan.

Pendekatan ini diharapkan dapat menjaga keseimbangan antara kewajiban politik dan prinsip-prinsip tauhid dalam kehidupan beragama.

Wallahu a'lam.***

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler