PORTAL SULUT – Ketika kita Meninggal Pulangnya Kemana? Apa Benar ke Rumah Allah, dan dimana Rumah Allah? Tanya Anak Kepada Quraish Shihab.
Pertanyaan beruntun itu disampaikan Kian Shahnaz, anak berumur 7 tahun, yang masih duduk dibangku SD kelas 1 kepada KH Quraish Shihab.
Nah, mari kita simak penjelasan KH. Quraish Shihab dalam menjawab dan merespon pertanyaan tersebut?
Baca Juga: Inilah 3 Ajaran Pokok Islam! Amalan yang Bisa Menyenangkan Semua Pihak Menurut Quraish Shihab
Seperti dikutip Portal Sulut dari sebuah buku berjudul pertanyaan anak tentang Islam oleh M. Quraish Shihab, penerbit lentera hati.
Quraish Shihab menjelaskan kalau ada yang meninggal dunia biasa kita mendengar ucapan innalillahi wa inna ilaihi raji'un.
Menurut Quraish Shihab untuk menjawan pertanyaan tersebut , Quraish Shihab mengatakan penjelasan atas pertanyaan tersebut harus disesuaikan dengan daya nalar anak sehingga mudah dipahami.
"innalillahi wa inna ilaihi raji'un artinya Kami milik Allah dan kepada-Nya saja, bukan kepada selain-Nya kami akan kembali,” ucapnya.
KH Quraish Shihab mengatakan, jadi kalau kita wafat kita kembali kepada Allah.” Dinyatakan kembali karena dulu sebelum lahir kita tidak ada,” terangnya.
“ Allah menghidupkan kita, dengan demikian hidup kita bersumber dari Allah, dan setelah tiba masa yang ditentukannya untuk kematian kita, kita mati dan kembali lagi kepadanya,’ tuturnya.
KH Quraish Shihab melanjutkan penjelasannya, ketika mati kita bertemu dengan Allah dan dia memberikan balasan dari amal-amal kita selama hidup di dunia.
“Sebenarnya tidaklah tepat dikatakan bahwa kita kembali ke rumah Allah tetapi kembali kepada-Nya di satu negeri yang dinamakan akhirat,” terang Shihab.
Quraish Shihab menjelaskan, negeri itu negeri kekal, di sana hanya ada dua tempat.” Surga tempat yang sangat menyenangkan, dan neraka tempat orang yang jahat yang akan menerima balasannya,” jelasnya.
“Orang-orang yang percaya kepada Allah dan beramal baik akan ditempatkan di surga,” tegasnya
Quraish Shihab menjelaskan Allah wujudnya ada dimana-mana, dia tidak membutuhkan tempat atau rumah. "Memang tidak jarang kita mendengar istilah rumah Allah, tetapi itu maksudnya adalah Kabah yang di Mekah,” jelasnya kembali.
Quraish Shihab menambahkan, barang siapa yang berada disana yaitu di Kabah, maka dia bisa menghadap ke mana saja, misalnya ke utara, selatan, timur, atau barat. "Karena memang Allah wujudnya Allah, wujud dan selalu ada di seluruh penjuru,’” tuturnya.
Quraish Shihab menutup penjelasannya denga mengatkan, bisa juga rumah Allah dalam arti masjid, karena disana biasanya orang-orang Sholat atau berdoa dan merasa bahwa Allah hadir ditempat itu.***