Orang Briman Tidak Akan Menyaksikan Dahsyatnya Tiupan Sangkakala, Karena Sebab Ini kata Buya Yahya

19 Agustus 2022, 09:27 WIB
Buya Yahya menjelaskan dahsyatnya tiupan sangkakala di hari kiamat, tidak akan disaksikan oleh orang beriman. (Foto ILustrasi) /Tangkap layar youtube.com/Buya Yahya

 

PORTAL SULUT — Dahsyatnya tiupan sangkakala tidak akan disaksikan orang beriman kata Buya Yahya. 

Buya Yahya menjelaskan, dahsyatnya tiupan sangkakala di hari kiamat, tidak akan disaksikan oleh orang beriman. 

Tiupan sangkakala di hari kiamat merupakan peristiwa mengerikan, akhir dari kehidupan dunia, jelas Buya Yahya.  

Baca Juga: Melakukan Kebiasaan Ini di Kamar Mandi Akan Mendapat Siksa Kubur Ungkap Ustadz Abdul Somad

Buya Yahya mengatakan, tiupan sangkakala menjadi tanda dunia akan dihancurkan. 

Seperti dikutip portalsulut.pikiran-rakyat.com, dari kanal YouTube Al-Bahjah TV, Jumat 19 Agustus 2022.

Buya Yahya mengatakan, tanda dunia akan hancur yakni saat Malaikat Israfil meniup terompet Sangkakala.

Tiupan terompet sangkakala pertama, saat itu semua kehidupan akan mati kecuali beberapa makhluk malaikat jibril Israfil dan yang lainnya.

Buya Yahya mengatakan, peristiwa mengerikan tersebut hanya dialami orang tidak beriman.

Sedangkan orang beriman sebelum kejadian tersebut, telah Allah wafatkan terlebih dahulu.

Baca Juga: Rezeki Deras, Masalah Beres Hanya Dengan Baca 2 Surah Ini Saat Shalat Tahajud Ujar Ustadz Adi Hidayat

“Sebelum kejadian serem itu, Allah kirim angin dingin, yang masuk kerumah-rumah orang beriman, tidak ada satu orangpun yang dihatinya ada iman, walau sekecil apapun dia akan menyium angin tersebut Lalu meninggal dunia,” jelas Buya Yahya.

Buya Yahya menjelaskan, orang beriman tidak merasakan peristiwa luar biasa menakutkan tersebut.

Sehingga akan tidak menemukan gonjang-ganjing, tidak tau. Makanya kita jaga iman,itu wajib kita imani gitu saja.

Dan tidak harus ketemu kalau ketemu itu berarti kita nggak beriman,” terang, Buya Yahya.

Buya Yahya menerangkan, mushaf Alquran akan hilang dan ka’bah dihancurkan Allah karena tidak ada lagi orang beriman.

“Nanti setelah Quran angkat mushaf, kemudian juga Ka’bah dihancurkan, tapi setelah tidak ada orang beriman," kata Buya Yahya. 

"Mushaf Alquran hilang hilang dari hafalan, hilang dari permukaan bumi, maka itu berarti menunjukkan ada orang beriman,” jelas Buya Yahya.

Buya Yahya mengatakan, kiamat ini jangan terlalu dipikirkan, yang perlu dipikirkan adalah kiamat sugra.

Baca Juga: Sering Dilupakan, Doa Langsung Melesat ke Langit jika Mendoakan Orang Ini Kata Buya Yahya

“Yang perlu kita pikirkan, kiamat kita masing-masing yaitu kematian. Sudah punya persiapan apa untuk menghadapi kematian,” saran Buya Yahya.

Lanjut Buya Yahya menjelaskan, setelah tiupan sangkakala pertama tidak ada lagi kehidupan, lalu tiupan sangkakala kedua dan kondisi bumi saat itu tidak seperti sebelumnya.

“Setelah ditiupkan sangkakala kedua, dibangkitkan manusia, menemukan bumi dalam bentuk yang baru, putih. Semua orang di hamparan itu,” ucap Buya Yahya.

Kata Buya Yahya, setelah itu menjalani proses panjang dihisab dan lain sebagainya.

“Cuman ada hamba-hamba Allah, disitu hanya sesaat, bahkan dikatakan seperti Dzuhur dan Ashar. Sampai ibaranya seperti orang perah susu belum selesai, sudah berakhir. Karena mereka orang-orang baik, orang-orang sholeh,” ucap Buya Yahya.

“Tidak pernah menemukan dahsyatnya padang mahsyar. Dan semoga itu, golongan kita,” sambung Buya Yahya. 

Baca Juga: Jika Ada Dua Benda Ini di Rumah, Segera Singkirkan! Bisa Jadi Sumber Malapetaka, Simak Ustadz Adi Hidayat

Menurut Buya Yahya, kunci selamat adalah kehidupan saat ini, sejauh mana persiapan iman kita.

“Kalau kita banyak masalah dengan orang, yang gak dong pasti lama di situ, ribuan tahun,” kata Buya Yahya.

Buya Yahya mengatakan, bicara hari kiamat tujuannya menguatkan iman dan konsekuensi dari iman harus berbenah.

“Harus damai, damai kepada Allah SWT, damai kepada manusia,” ujar Buya Yahya.***

Editor: Randi Manangin

Tags

Terkini

Terpopuler