PORTAL SULUT - Gusa Baha mengatakan jangan jadikan sholat karena inginkan surga dan takut neraka.
Menurut Gus Baha manusia hidup harus dengan ilmu hakikat, bukan menuruti nafsu.
Lantas, apa yang dimaksud Gus Baha hidup pakai ilmu hakikat?
Simak penjelasan Gus Baha tentang bolehkan sholat karena mangharap surga, dan takut neraka, dikutip portalsulut.pikiran-rakyat.com dari kanal YouTube Santri Muda Gus Baha, Senin 25 April 2022.
Gus Baha mengatakan, jika para ulama disuruh memilih sholat atau surga, maka ulama memili sholat.
"Saya kalau masuk surga itu menuruti nafsu, tapi ketika saya sholat karena ingin mengagungkan-Nya (Allah SWT)," kata Gus Baha.
Gus Baha yang bernama lengkap KH Ahmad Bahauddin Nursalim mengatakan, jika sholat dikerjakan hanya mengharap surga maka itu keliru.
"Bagaimana masuk surga? Kamu tidak usah takut, sudah terlanjur keliru," ujar Gus Baha.
Gus Baha mengingatkan kerjakan sholat dengan ikhlas, karena sholat merupakan identitas umat muslim.
"Hidup itu pakai ilmu hakikat, hakikat kita (umat muslim) adalah hamba," kata KH Ahmad Bahauddin Nursalim.
Status dasar hamba itu kata Gus Baha, wajib mengabdi mengangungkan Allah SWT.
Baca Juga: Hal-hal yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Ziarah Kubur, Ini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat
"Status permanen manusia itu adalah hamba," ujar Gus Baha.
Gus Baha menyebut, bahwa Nabi merupaka makhluk paling utama.
Namun, status yang dibanggakan Nabi adalah status hamba Allah SWT.
Ia pun menukil Al Quran Surat Al Israa ayat 1 yang artinya, "Maha suci dzat yang memperjalankan hambanya."
Gus Baha mengatakan ciri khas hamba adalah menikmati sujud (sholat).
Baca Juga: Bingung Mau Prioritaskan Orang Tua atau Istri Terlebih Dahulu? Gus Baha Menjawab Jangan Bimbang
"Makanya Nabi itu kalau sholat sampai kaki bengkak tidak terasa, memang benar-benar hamba," ujar Gus Baha.
Menurut Gus Baha, dalam mengerjakan sholat itu benar-benar dijiwai.
"Karena itu adalah hidup, status, identitas, dan jati diri Anda," sebut Gus Baha.
"Jadi diri kita adalah Allah Akbar, mengakui bahwa Allah SWT Maha Besar," tutur Gus Baha. ***