Keistimewaan 10 Malam Terakhir Ramadhan, Ustadz Adi Hidayat: Penanda Kekuatan Iman Seseorang

23 April 2022, 14:59 WIB
Ilustrasi Itikaf sebagai satu di antara 3 amalan Lailatul Qadar. /Pixabay/mucahityildiz

 

PORTAL SULUT - Dalam salah satu tausiyah pendeknya, Ustadz Adi Hidayat mengungkapkan keistimewaan sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.

Ustadz Adi Hidayat mengatakan, bahkan Rasulullah SAW pun memberikan contoh denga mempersiapkan diri menghadapi sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Hal tersebut menandakan, sepuluh hari terakhir Ramadhan terdapat hal istimewa yang dijanjikan oleh Allah SWT, melalui lisan Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat: Inilah Sebab Utama Malaikat Tak Jadi Mengabulkan Doa dan Keinginanmu

Demikia kata Ustadz Adi Hidayat seperti dilansir portalsulut.com melalui kanal YouTube Audio Dakwah unggahan 12 Mei 2020.

Kita meyakini bahwa narasi Alquran dan hadits memberikan gambaran semua hari pada bulan Ramadhan itu istimewa.

“Sepuluh hari pertama istimewa, sepuluh hari kedua istimewa, dan yang terakhir ini sangat spesial dan berbeda,” ucap Ustadz Adi Hidayat.

Keistimewaan sepuluh hari terakhir puasa Ramadhan bisa menjadi penanda kekuatan iman orang yang berpuasa.

Hal itu juga sekaligus tanda penerimaan puasa yang telah dilalui selama 20 hari puasa.

Kaidah penerimaan ini penting, karena dari sekian banyak amalan yang kita kerjakan kita tidak tahu berapa amalan yang Allah SWT terima.

Bahkan Nabi Muhammad SAW setiap kali selesai sholat, selalu berdoa seperti yang diriwayatkan oleh HR Ibnu Majah Nomor Hadits 925 yang berbunyi:

“Allahumma innii as-aluka ‘ilman naafi’a, wa rizqon thoyyibaa, wa ‘amalan mutaqobbalaa.”

Artinya: Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat (bagi diriku dan orang lain), rizki yang halal dan amal yang diterima (di sisi-Mu dan mendapatkan ganjaran yang baik).

Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail saat selesai membangun Ka'bah, beliau tidak tahu amalan yang dikerjakan diterima oleh Allah SWT atau tidak.

Baca Juga: Malaikat Mendoakan Orang yang Bersedekah di Waktu ini, Segala Hajatnya Dikabulkan kata Syekh Ali Jaber

Kemudian mereka berdoa, seperti yang tertulis di Alquran QS Al baqarah 2: 172

“Wa is yarfa'u ibrahimul-qawa’ida minal-baiti wa ismail, rabbana taqabbal minna, innaka antas-sami'ul-'alim.”

Artinya: Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa):

"Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

“Siapa kita dibandingkan Rasulullah, Nabi Ismail yang merupakan kakek moyang Nabi Muhammad SAW, dan darimana kita tahu kalau puasa yang kita lakukan ini diterima oleh Allah SWT,” kata Ustadz Adi Hidayat.

Maka salah satu indikator diterima atau tidaknya adalah di waktu masuk ke sepuluh hari terakhir puasa Ramadhan.

“Biasanya ulama mengilustrasikan dengan membuat lintasan seperti dalam perlombaan, balap motor misalnya," kata Ustadz Adi Hidayat mencontohkan.

"Biasanya di lap-lap terakhir orang akan menambah laju mereka, semakin serius, dan semakin sungguh-sungguh,” ucap Ustadz Adi Hidayat.

Di dalam Alquran penanda orang yang beramal sholeh adalah iman.

Kalimat iman di dalam Alquran seringkali disandingkan dengan amal sholeh seperti di dalam surat Al Ashr ayat kedua dan ketiga.

Baca Juga: Syekh Ali Jaber Ungkap Rahasia Sukses di Dunia dan Akhirat yang Mudah Dikerjakan

Di dalam ayat tersebut menyebutkan iman dengan amal sholeh.

Selain itu, di dalam surat mengenai puasa yang terdapat dalam QS Al Baqarah ayat 183, kewajiban puasa diawali dengan iman dan amal sholeh.

“Kalau rumus persamaan ini dibalik artinya, ketika banyak orang meningkatkan amal sholeh maka menunjukkan kadar iman yang kuat di hadapan Allah SWT,” kata Ustadz Adi Hidayat.

Rumus tersebut ditemukan dalam hadist Nabi, dikumpulkan Imam Bukhari dalam kitabnya Shahih Al Bukhari, di pembahasan yang kedua bab pembahasan imam, Beliau mengutip kalimat Nabi Muhammad SAW yang isinya:

“Iman itu bisa tampak menguat, bisa juga tampak melemah. Dia bisa meningkat dengan mengerjakan ketaatan dalam amal sholeh.”

“Keistimewaan sepuluh hari terakhir adalah indikator diterimanya amal seseorang sebelumnya yang menunjukkan keseriusannya sekaligus menunjukkan tingkat kekuatan iman orang yang menjalani puasa,” kata Ustadz Adi Hidayat.***

Editor: Adisumirta

Sumber: YouTube Audio Dakwah

Tags

Terkini

Terpopuler