INSPIRATIF! Karena Tabah Hadapi Ujian dan Berbakti Kepada Orang Tua, Rasulullah Muliakan Pemuda ini

2 April 2022, 02:10 WIB
kisah sosok pemuda yang dimuliakan Rasulullah SAW karena ketaatanya kepada Allah SWT dan baktinya kepada orang tua /Pixabay/mohamed Hassan

PORTAL SULUT - Ustadz Subhan Bawazier menceritakan salah satu pemuda yang dimuliakan Rasulullah Muhammad SAW.

Bahkan dalam riwayat hadist sahih jika Rasulullah pernah memerintahkan Umar bin khattab dan Ali bin Abi Thalib, untuk meminta didoakan pemuda ini.

Siapakah pemuda mulia ini? Bakti seperti apa menjadikan dirinya mulia, sampai dua sahabat yang dijamin masuk syurga harus meminta doanya.

Baca Juga: Inilah Rumus Dahsyat Agar Rezeki Datang dengan Sendirinya Menurut Ustadz Adi Hidayat, MUSTAJAB!

Seperti ceramah Ustadz Subhan Bawazier dilansir portalsulut.pikiran-rakyat.com dari tayangan YouTube Kajian TanahAbang, diakses 2 April 2022.

Ustadz Subhan Bawazier mengatakan, salah satu pemuda bernama Uwais Al Qarni merupakan pemuda yang sangat berbakti kepada ibunya.

Sapakah Uwais Al Qarni ini? Ia adalah seorang anak mudah berasal dari Yaman. Uwais Al Qarni adalah pemuda yang diuji banyak ujian.

Salah satu ujian Uwais Al Qarni adalah dirinya menderita penyakit sopak yaitu belang-belang pada bagian kulit.

Dirinya tinggal bersama ibunya yang cacat disalah satu kampung jauh dari keramaian. Dia tinggal dengan ibunya yang cacat. Sehingga apapun aktivitasnya, pasti Uwais dahulukan ibunya.

Apapun yang ibunya minta pasti Uwais penuhi. Uwais berkata kepada ibunya bahwa tidak sesuatupun yang aku tolak dari yang engkau minta wahai ibu.

Namun, ada satu permintaan dari ibunya membuat Uwais bingung menjawabnya, bisa atau tidak.

Ibunya berkata, Uwais entah kapan malaikat maut datang, ibumu ini tidak sempurna wahai Uwais. Mungkinkah ibu bisa mendatangi Ka'bah?

“Uwais tidak bisa menjawab. Dia berfikir, bagaimana membawa ibunya dari negeri Yaman menuju Mekah. Yang kalau sekarang kita naik pesawat saja butuh dua jam, tiga jam baru sampai,” cerita Ustadz Subhan Bawazier, mengisahkan sosok Uwais Al Qarni.

Lanjut Ustadz Subhan Bawazier , mendengar permintaan ibunya, kemudian Uwais berinisatif berdoa memohon kepada Allah meminta kemudahan.

“Setelah itu, Uwais latih dirinya menggendong sesuatu yang berat. Uwais melatih dirinya mengambil seekor anak sapi, kemudian menggendongnya menuju atas gunung selama delapan bulan. Ada riwayat mengatakan sapi itu beratnya sampai 100 kg,” tutur Ustadz Subhan Bawazier.

Bergulirnya waktu, anak sapi makin berat, karena semakin besar. Sementara Uwais, badannya berbentuk bidang karena biasa membawa sesuatu yang berat.

Baca Juga: Ikut NU atau Muhammadiyah dalam Menetapkan 1 Ramadhan? Abdul Somad Jelaskan Begini

Kemudian Uwais menggendong ibunya, dia meminta kepada Allah SWT supaya dimudahkan sebelum meninggal ibunya bisa ke rumah Allah di Ka'bah.

Kemudian dia sampainya di Ka'ba, Uwais melaksanakan tawaf. Selesai tawaf, ia sholat di Maqam Ibrahim lalu berdoa kepada Allah.

“Yaa Allah ampunilah ibuku ya Allah, mudahkan dia masuk ke syurga-Mu ya Allah. Karena cuma ampunan-Mu mengizinkan dia menginjakkan kakinya ke syurga-Mu ya Allah,” kata Ustadz Subhan Bawazier.

Kemudian, ibunya berkata, Uwais mintalah sesuatu kepada Allah untuk dirimu. Bukan untuk diriku. Lalu, Uwais menjawab, tidak ibu kalau Allah ampunkan kamu, kamu masuk ke syurga.

Dan kamu ridho, ridhomu itulah yang akan membuatku masuk ke syurga Allah nantinya.

“Kita munkinkah seperti Uwais yang mengalami kesulitan. Tinggal di masa yang tidak secanggih sekarang. Lihat! dahsyatnya manusia Allah muliakan. Dia berfikir bagaimana menyenangkan hati orang tuanya,” terang Ustadz Subhan Bawazier.

Bagaimana dengan Kita? terhayal pun tidak. Kita hayalkan, kalau punya duit nanti saya beli rumah. beli mobil.

“Ada riwayat usai Uwais berdoa, Allah hilangkan penyakit sopak pada bagian tubuh Uwais Al Qarni, kecuali sebesar jari pada bagian belakang. Ini merujuk pada hadist Rosulullah yang memerintahkan Umar untuk bertemu dengan Uwais, ciri Uwais itu kata Rasulullah wahai Umar ada tanda putih pada bagian belakang,” jelas Ustadz Subhan Bawazier.

Kata Ustadz Subhan Bawazier, Uwais hidup di zaman Rasulullah namun tidak pernah bertemu dengan Rasulullah.

Uwais pernah meminta izin kepada ibunya berjalan menuju Madinah untuk bertemu Rasulullah. Setelah dia berangkatkan ibunya ke Makkah dan selesai melaksanakan Umroh.

“Dan ibunya pun mengizinkan Uwais pergi bertemu Rasulullah SAW. Namun, ibunya berpesan kepada Uwais, apapun yang terjadi, kalau sudah sampai ke rumah Rasulullah SAW, kembalilah jangan engkau tinggal ibumu sendirian,” terang Ustadz Subhan Bawazier.

Uwais pun pegi ke Madinah sesampainya di rumah Rasulullah, Uwais mengetuk pintu dan dia minta izin ingin berjumpa dengan Rasulullah SAW. Bertemulah Uwais dengan Istri Rasulullah Aisyah RA.

“Saat itu Aisyah mengatakan Rasulullah SAW sedang tidak ada, Rasulullah SAW sedang safar sedang perang. Lalu Uwais menanyakan kapan Rasulullah pulang. Dan Aisyah menjawab belum tau kapan Rasulullah pulang,” kata Ustadz Subhan Bawazier.

Sedih Uwais. Apa yang membuat Uwais sedih? seandainya bukan ibunya menyuruh pulang apapun yang terjadi, dirinya menunggu Rasulullah SAW sampai kematian mendatanginya.

“Sehingga ketika dirinya tidak bertemu dengan Rasulullah dan tidak tahu Rasulullah SAW kapan pulang. Dia harus kembali. Itu dikatakan Uwais tidak berjumpa dengan Rasulullah SAW,” terang Ustadz Subhan Bawazier.

Ustadz Subhan Bawazier menjelaskan, sosok Uwais dimuliakan Rasulullah SAW. Pemuda yang tau berbakti kepada orang tuanya.

“wallahu a'lam bishawab, yang pasti Rasulullah SAW betul-betul memuliakan Uwais. Lelaki yang betul-betul tau bahwa hidup ini bukan hanya untuk dirinya. Hidup ini dia berfikir khoirunnas anfauhum linnas. Sebaik-baik manusia itu yang paling bermanfaat buat manusia lainnya. Manusia lain dari kita adalah orang tua kita yang pertama,” jelas Ustadz Subhan Bawazier.

Sehingga kata Ustadz Subhan Bawazier, sampai kapanpun laki-laki, sehebat apapun kita di mata anak buah.

Baca Juga: Masya Allah, Hal Kecil Ini Membuat Malaikat Rezeki Datang ke Rumah, Ustadz Adi Hidayat: Jangan Sepelekan

Sebesar apapun nilai yang kita miliki. Secantik apapun istri yang kita punya.

Selucu apapun anak-anak yang kita punya. Buang dunia untuk orang tua, dahulukan orang tua.

Bukankan Allah mengatakan kepada kita merendahlah di hadapan ibumu, merendahlah.

Kalau perlu gendonglah dirinya untuk ke Makkah. Bila perlu latihlah dirimu untuk mengiyakan apa yang dia minta.

Bukan kau cukupkan dirimu lalu engkau telantarkan dia. Tidak.

Ya Allah Ambil semua modalku, tokoku, ambil semua perusahaanku, ambil. Tapi jangan pernah engkau ambil cinta kasihku kepada orang kedua tuaku. Ini prinsip hidup.

Makanya ketika Allah SWT berfirman dalam surah Al-Isra ayat 21 sampai 23

Ayat 21:

اُنْظُرْ كَيْفَ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍۗ وَلَلْاٰخِرَةُ اَكْبَرُ دَرَجٰتٍ وَّاَكْبَرُ تَفْضِيْلً

Unẓur kaifa faḍḍalnaa ba'ḍahum 'alaa ba'ḍ, wa lal aakhiratu akbaru darajaatiw wa akbaru tafḍiilaa

Artinya: Perhatikanlah bagaimana Kami melebihkan sebagian mereka atas sebagian (yang lain). Dan kehidupan akhirat lebih tinggi derajatnya dan lebih besar keutamaan.

Ayat 22:

لَّا تَجْعَلْ مَعَ ٱللَّهِ إِلَٰهًا ءَاخَرَ فَتَقْعُدَ مَذْمُومًا مَّخْذُولًا

Laa taj'al ma'allaahi ilaahan aakhara fa taq'uda mażmụmam makhżụlaa

Artinya: Janganlah engkau mengadakan tuhan yang lain di samping Allah, nanti engkau menjadi tercela dan terhina.

Ayat 23:

وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

Waqodloo robbuka allaa ta’buduu illaa iyyahu wabil waalidaini ihsaana. Immaa yablughonna ‘indakal kibaro ahaduhumaa au kilaahumaa falaa taqullahumaa uffiw walaa tanharhumaa waqul lahumaa qoulan kariimaa

Artinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.

Kata Ustadz Subhan Bawazier firman Allah SWT, waqodloo robbuka allaa ta’buduu illaa iyyahu, adalah sebuah takdir. Ketetapan yang tidak bisa berubah.

Allah gandengkan dua amalan mulia telah menjadi sebuah ketetapan Allah. Jangan engkau pernah beribadah kecuali kepada Allah.

Kemudian, wabil waalidaini ihsaana. Bukan imaman, islaman. Bukan. Tapi Ihsaana.

“Level tertinggi manusia. kalau untuk orang tua ihsan. Islam saja tidak cukup. Imanpun tidak cukup. Tapi ihsan. Puncaknya agama," kata Ustadz Subhan Bawazier.

Baca Juga: Masya Allah, Hal Kecil Ini Membuat Malaikat Rezeki Datang ke Rumah, Ustadz Adi Hidayat: Jangan Sepelekan

Ini contoh yang paling indah yang dicontohkan Uwais Al Qarni kepada kita. Di masa sulit membawa orang tua ke Ka'bah.

“Sekarang kita mudah bukan tidak. Engkau koleksi dunia, engkau lupa dua mata yang ada di kampung menanti anaknya. Orang tua tidak pernah perduli kita berhasil atau tidak. Yang dia tau bahwa masa tua ini butuh bimbingan anak-anak,” terang Ustadz Subhan Bawazier.

Ustadz Subhan Bawazier menuturkan, kita tidak bisa membahas secara detail level doanya Uwais Al Qarni, namun Rasulullah SAW merekomendasi Uwasi Al Qarni untuk didatangi Umar bin khattab dan Ali bin Abi Thalib.

“Dua manusia mulia, sahabat jalil. Dua penghuni syurga saja datang meminta doa Uwais. Maka dikatakan, karena Uwais sudah mengakat tangan ke langit, langit bergetar. Tidaklah turun tangan Uwais kecuali Allah datangkan apa yang ia minta,” kata Ustadz Subhan Bawazier.

Diakhir ceramahnya, Ustadz Subhan Bawazier mengatakan, Allah abadikan dalam Alquran, bahwa nanti di Akhirat ada wajah-wajah yang tertunduk malu di hadapan Allah. Dia beramal sholeh, dia berbuat baik. Cuma Allah batalkan amalnya.

“Itu karena lupa, amal sholeh memiliki rukun dan syarat. Karena kita lupa ridho Allah ada pada ridho orang tua, murkanya pun sama. Lihatlah Uwais Al Qarni,” urai Ustadz Subhan Bawazier.

Para sahabat Rasulullah SAW sebelum menuju medan perang untuk berjihad, mereka mendatangi ibunya meminta doa. “Sahabat saja menemui ibunya sebelum pergi berperang. Maka temuilah orang kita. Jangan hanya mau ridho isi dunia. Datangi minta doakan agar kita terhidar dari maksiat dan agar selamat dunia dan akhirat,” pesan Ustadz Subhan Bawazier, diakhir ceramahnya.

Demikian ceramah Ustadz Subhan Bawazier tentang kisah Uwais Al Qarni yang dimuliakan Rasulullah SAW karena baktinya dan kesabarannya mengahadapi setiap ujian hidup.***

 

Editor: Randi Manangin

Tags

Terkini

Terpopuler