Inilah Keutaman Ikhlas, Jaminan adalah Surga

13 Februari 2022, 17:36 WIB
Ilustrasi ikhlas dan keutamaannya. /pixabay.com/niekverlaan

PORTAL SULUT - Sahabat, Ikhlas adalah perjuangan sampai akhir usia dan ini adalah sebuah nasihat untuk hati yang sedang berjuang dalam keikhlasan.

Surga, adalah cita-cita setiap insan. Namun tentu jalan menuju ke sana membutuhkan perjuangan berat. Di antaranya adalah dengan berusaha mengikhlaskan karena Allah ta’ala segala aktivitas yang kita kerjakan. Sebagaimana perintah-Nya,

“قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ”

Baca Juga: Ramadhan Semakin Dekat, Jangan Lupa Tunaikan Puasa Qadha, Berikut Tata Caranya

Artinya: “Katakanlah sesungguhnya shalatku, sembelihanku, kehidupanku dan matiku hanyalah untuk Allah Rabb semesta alam”. (QS. Al-An’am (6): 162).

Dilansir portal Sulut dari pikiranrakyat.com inilah penjelasan ikhlas yang menjadi salah satu jalan menuju surga, minggu 13 Februari 2022.

Namun sadarkah kita, seringkali kita berbuat sesuatu atau meninggalkan sesuatu hanya karena omongan orang? Padahal bisa jadi sesuatu yang kita perbuat itu jelek dan sesuatu yang kita tinggalkan itu baik.

Ada orang tidak ke masjid, karena khawatir dibicarakan tetangga sok alim. Ada muslimah tidak pakai jilbab tak menutup aurat, karena tidak enak dibicarakan sok suci. Semua itu hanya karena takut omongan orang atau tidak enak dengan komentar orang.

Baca Juga: Gus Baha Sebut 8 Wanita Haram Dinikahi, Niat Saja Tidak Boleh

Ketahuilah bahwa omongan orang itu tidak ada habisnya dan keridhaan mereka adalah sesuatu yang mustahil untuk diraih. Sebab apa yang disukai si A belum tentu disukai si B. Begitu pula sebaliknya. Lebih baik kita mencari ridha Allah yang sudah jelas pasti mungkin dicapai.

Saat menjadi baik, orang yang jahat tidak akan suka. Sebaliknya ketika menjadi jahat, orang yang baik juga tidak akan suka. Mendingan menjadi orang baik.

Nasehat Untuk yang Berjuang Ikhlas

Satu hal penting yang harus kita ingat, bahwa saat kita meninggalkan kebaikan atau melakukan keburukan, dikarenakan omongan orang, ingat bahwa orang tersebut tidak akan membantu kita kelak di akhirat! Dia tidak akan menolong kita saat masuk neraka. Juga tidak akan membantu kita untuk masuk surga. Jadi untuk apa omongan dia kita pertimbangkan?

Baca Juga: MUDAH SEKALI! Begini Cara Download PNG Tanpa Aplikasi

Masih segar dalam ingatan kita kisah Abu Thalib, pamanda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam yang enggan masuk Islam. Tahukah apa yang melatarbelakangi keputusan fatal tersebut? Tidak lain karena kekhawatiran beliau terhadap omongan kaumnya! Beliau bersyair,

وَلقَدْ عَلِمْتُ بِأَنَّ دِينَ مُحَمَّدٍ … مِنْ خَيرِ أَدْياَنِ البَرِيَّـةِ دِيناً

لَوْ لَا المَلاَمَةَ أَوْ حَذَارَ مَسَبَّةٍ … لَوَجَدْتَنِي سَمْحًا بِذَاكَ مُبِيناً

“Sungguh, aku yakin bahwa agama Muhammad adalah agama terbaik di muka bumi ini...

Andaikan bukan karena celaan dan khawatir adanya ejekan, engkau akan mengetahui diriku menerima secara terang-terangan”...

Imam Syafi’i berpetuah, “Barang siapa mengira ia bakal selamat dari omongan orang, sungguh ia adalah orang yang tidak waras. Sebab Allah saja tidak selamat dari omongan orang. Ada yang mengatai-Nya tiga. Begitu pula Muhammad tidak selamat dari omongan orang. Ada yang mengatai beliau tukang sihir dan orang gila”.

Baca Juga: dr. Zaidul Akbar Bocorkan Rahasia Jaga Kesehatan Lambung, Perbanyak Konsumsi Hal Ini

Jadi, anggaplah omongan orang itu bagaikan bongkahan-bongkahan batu besar. Engkau akan rugi bila bongkahan-bongkahan itu engkau letakkan di atas pundakmu. Sebab lama kelamaan pundakmu akan ambruk. Sebaliknya, engkau akan beruntung, saat kau tumpuk bongkahan-bongkahan itu di bawah telapak kakimu. Karena engkau akan semakin tinggi berpijak di atasnya.***

Editor: Rensa Bambuena

Tags

Terkini

Terpopuler