Kondisi itu, seperti dikutip PortalSulut.com dari Daily Mail, ditandai dengan area jaringan tulang berpori di tengkorak.
Studi baru ini dipimpin oleh Stephanie Marciniak, asisten profesor penelitian di Departemen Antropologi Universitas Penn State di State College, Pennsylvania.
Profesor Marciniak mengatakan, studi terbaru mencoba untuk mengetahui efek DNA pada tinggi badan.
Baca Juga: Jamur Bisa Ngobrol dengan Sesamanya, Miliki 50 Kosakata, Klaim Ilmuwan Inggris
Selain itu, Marciniak dan rekan-rekan juga mengukur tulang individu purba, serta kontribusi genetik.
"Kami mulai memikirkan pertanyaan lama seputar peralihan dari berburu, mengumpulkan dan mencari makan ke pertanian menetap," kata dia.
"Kami memutuskan untuk melihat pengaruh kesehatan dengan ketinggian sebagai proxy," Profesor Marciniak menambahkan.
"Pendekatan kami unik karena kami menggunakan pengukuran tinggi dan DNA purba yang diambil dari individu yang sama," sambung dia.***