Dihuni Wanita-wanita Cantik, Desa Tersembunyi dengan Lokasi yang Tak Terduga Namun buat Pasti Betah

- 19 Desember 2021, 05:51 WIB
Ilustrasi Desa
Ilustrasi Desa /Pixabay/vpzotosa/

PORTAL SULUT - Banyak lokasi desa-desa di dunia yang berada di pedalaman, atau wilayah jauh dari pelosok.

Tapi ada juga yang lokasi nya tidak disangka-sangka bisa dihuni orang-orang.

Padahal dianggap tidak cocok untuk menjadi pemukiman.

Baca Juga: 4 Tradisi Cari Jodoh Paling Aneh di Dunia, Gratis Menyentuh Hingga Mencicipi Sebelum Sah Jadi Pasangan

Ditengah laut, tersembunyi di Gunung, di daerah terdingin, di tebing hingga yang di kelilingi bukit pasir.

Dilansir portal.sulut.pikiran-rakyat.com, unggahan kanal YouTube Daftar Populer, berikut desa yang jauh di pelosok tapi banyak orang suka tinggal.

1. Huachachina
Seperti desa yang bernama Huacachina di Peru selatan ini sekitar 5 Km di dari kota Ika.
Dengan populasi permanen sekitar seratus jiwa.

Benar-benar desa yang nggak di sangka-sangka bisa berada di situ.

Oasis kecil tersebut menjadi sumber air bagi penduduknya.

Satu-satunya oasis alami di kawasan Gurun Amerika, Huachachina pun mendapat julukan oasis Amerika.

Berada terpencil di tengah-tengah Gurun pasir, oasis tersebut benar-benar manjadi sebuah berkah.

Desa ini menarik jumlah wisatawan yang yang jumlahnya melebihi populasinya.
Membuat sebagian warga bergantung pada sektor pariwisata.

Pengunjung bisa menikmati senja di atas kapal, duduk-duduk di sekitar oasis.

Atau bisa juga melakukan aktifitas gurun set boarding atau mengelilingi gurun dan desa.

Dan yang menarik adalah desa ini di penuhi dengan legenda, nama yang berarti 'bocah kecil berteriak' berangkat dari cerita rakyat.

Di mana ada seorang pangeran bernama henry come yang berparas tampan layaknya penggambaran banyak dewa.

Saat ia dikejar banyak perempuan, ia berlari melalui Padang pasir, berenang di oasis lalu berubah menjadi putra duyung.

Ada juga legenda yang mengatakan bahwa oasis ini di bentuk setelah seorang putri cantik, melepas pakaiannya untuk mandi.

Saat putri tersebut melihat ke cermin, ia melihat pemburu pria mendekatinya.

Sang putri lalu lari dan melemparkan cerminnya dan berubah menjadi danau.

Baca Juga: Seram, Pasar para Dukun Sedunia, sampai Ada yang Jual Potongan Tubuh Manusia

2. Agogashima
Seperti saat kamu menikmati malam hari di desa Agogashima.
Yang berada di tengah kaldera kawah Gunung vulkanik yang jaraknya 358 Kilometer dari selatan Tokyo.

Di kelilingi tebing-tebing pegunungan namun seperti sebuah mangkuk.

Langit malamnya beneran sebuah tontonan gratis yang sangat indah.

Melihat konstalalasi bintang di temani minuman hangat , atau vodca, terbuat dari sukingan kentang atau ubi dengan kadar 30 persen.

Desa dengan tawaran pemandangan alam yang menyenangkan mata.

Juga tawaran aktifitas yang bisa di nikmati para pengunjung, seperti bumi perkemahan yang bisa kamu kunjungi dengan membawa tenda sendiri.

Tapi jika kamu pemalas bersusah-susah di alam liar, kamu bisa nginap kok di 5 penginapan yang di sediakan.

Yang biaya permalamnya itu bisa mencapai 1,3juta rupiah.

3. Isortoq
Populasi nya hanya 64 jiwa pada tahun 2020.
Berada di tengah salju dan es tidak memungkinkan warganya untuk menanam.

Di kanal national geogrhapic, seorang fotografer yang pernah berkunjung ke isortoq menggambarkan bagaimana warganya bertahan hidup dengan cara berburu.

Dari ikan, burung, anjing laut, hingga beruang kutub.

Di bantu oleh anjing, siapa yang lebih dulu melihat mangsa maka, merekalah yang berhak atas dagingnya.

Bukan yang pertama kali menangkapnya dan ini adalah aturan yang tak tertulis, hanya ada satu tokoh yang beridiri tempat menjual kebutuhan lainnya.

Baca Juga: Bisa Beli Istri di Pasar Ini, 6 Pasar Paling Unik, Ekstrim dan Berbahaya di Dunia

4. Itoqqortoormiit
Lalu di ujung timur Greenland terdapat juga satu desa terpencil, di juluki desa di ujung dunia.

Pada tahun 2019, desa ini di huni sekitar 450 orang dan menempati rumah berwarna-warni.
Yang baik pada malam harinya mapun pagi hari, desa ini sangat menenangkan.

Namun karena desa ini lebih populer dari pada isortop.

Dan juga meski akses nya sama-sama susah namun kunjungan wisata masih sering ada termasuk para peneliti yang mengamati perubahan iklim.

Para warga lokal bertahan hidup dengan mengkonsumsi daging dan bergantung pada kunjungan wisatawan.***

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah