BPOM Amerika Serikat Izinkan Bocah 12-15 Tahun Disuntik Vaksin Pfizer

- 11 Mei 2021, 16:43 WIB
ILustrasi vaksinasi. Pekerja sektor wisata mengikuti vaksinasi Covid-19 di Trans Conventiom Centre, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Selasa 4 Mei 2021.
ILustrasi vaksinasi. Pekerja sektor wisata mengikuti vaksinasi Covid-19 di Trans Conventiom Centre, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Selasa 4 Mei 2021. /Humas Setda Kota Bandung/

PORTAL SULUT – Administrator Makanan dan Obat-obatan di Amerika Serikat –semacam BPOM di Indonesia– memperluas penggunaan vaksin Covid-19 merek Pfizer, sampai ke kalangan bocah berusia antara 12-15 tahun.

Langkah tersebut dimaksudkan untuk melindungi kalangan remaja sebelum kembali ke sekolah di musim gugur nanti.

"Juga untuk membuka jalan bagi mereka kembali ke aktivitas yang lebih normal," tulis The Korea Times mengutip Associated Press, Selasa 11 Mei 2021.

Baca Juga: Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Menerima Tamu Saat Lebaran

Berdasarkan rekomendasi Komite Penasihat Vaksin Federal AS, tahapan penggunaan vaksin Pfizer di kalangan remaja 12-15 tahun sudah bisa dimulai pada Kamis, 13 Mei 2021.

Diketahui, Sebagian besar vaksin Covid-19 di seluruh dunia telah diotorisasi untuk orang dewasa.

Vaksin Pfizer digunakan di banyak negara untuk remaja berusia 16 tahun ke atas.

Kanada menjadi negara pertama yang memperluas penggunaan vaksin tersebut bagi anak usia 12 tahun ke atas.

Para orang tua, pengajar di sekolah-sekolah, dan pejabat kesehatan masyarakat di tempat lain menunggu sejak lama persetujuan penggunaan vaksin bagi kalangan remaja.

"Ini adalah momen penting bagi kami dalam melawan pandemi Covid-19," kata Dr Bill Gruber, Wakil Presiden Senior Pfizer yang juga seorang dokter anak, seperti dilansir The Associated Press.

Otoritas makanan dan obat-obatan Amerika Serikat atau FDA menyatakan, vaksin Pfizer aman dan menawarkan perlindungan yang kuat untuk remaja yang lebih muda.

Hal itu didasarkan atas pengujian terhadap lebih dari 2.000 sukarelawan AS berusia 12 hingga 15 tahun.

Baca Juga: Jelang Lebaran, BLT Dana Desa Sudah Disalurkan ke 49.095 Desa

Lebih menarik lagi, para peneliti juga menemukan bahwa anak-anak mengembangkan tingkat antibodi pelawan virus lebih tinggi dibanding orang dewasa muda.

Remaja yang lebih muda menerima dosis vaksin yang sama dengan orang dewasa dan memiliki efek samping yang sama, kebanyakan sakit lengan dan demam seperti flu, menggigil atau nyeri yang menandakan peningkatan sistem kekebalan, terutama setelah dosis kedua.

"Pengujian Pfizer pada remaja memenuhi standar ketat kami," kata kepala vaksin FDA Dr Peter Marks, seperti dikutip PortalSulut.PikiranRakyat.com dari The KoreaTimes.

"Memiliki vaksin yang disahkan untuk populasi yang lebih muda adalah langkah penting untuk terus mengurangi beban kesehatan masyarakat luas yang disebabkan oleh pandemi Covid-19," tambahnya.

Kabar tersebut disambut baik oleh keluarga AS yang sedang berjuang untuk memutuskan kegiatan apa yang aman diikuti oleh anggota keluarga termuda yang belum divaksinasi.

"Saya tidak bisa merasa benar-benar nyaman karena anak laki-laki saya tidak divaksinasi," kata Carrie Vittitoe, seorang guru pengganti dan penulis lepas di Louisville, Kentucky.

Baca Juga: Bareskrim Resmi Tahan Bupati Nganjuk dan 5 Camat

Ia sendiri telah divaksinasi penuh, begitu pula suami dan putrinya yang berusia 17 tahun.

Keputusan FDA berarti putranya yang berusia 13 tahun telah memenuhi syarat untuk divaksinasi dengan vaksin Pfizer.

Tersisa putranya berusia 11 tahun yang belum divaksinasi.

Di sisi lain, Pfizer dan mitranya di Jerman, BioNTech, baru-baru ini meminta otorisasi serupa di Uni Eropa, diikuti oleh negara lain.

Pfizer juga bukan satu-satunya perusahaan yang berusaha menurunkan batas usia untuk vaksinnya.

Moderna juga mengatakan hasil awal dari penelitiannya pada anak usia 12-17 tahun, menunjukkan perlindungan yang kuat dan tidak ada efek samping yang serius.

Kemudian perusahaan AS lainnya, Novavax, sedang dalam tahap akhir pengembangan vaksin Covid-19 pada usia 12-17 tahun.

Di luar AS, AstraZeneca sedang mempelajari vaksinnya di antara anak usia 6 hingga 17 tahun di Inggris.

Di China, Sinovac baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka telah mengirimkan data awal ke regulator China yang menunjukkan bahwa vaksinnya aman untuk anak-anak berusia 3 tahun.***

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah