Ini Alasan Kenapa Beberapa Orang Tidak Ingin Tinggal di Jepang, Upss Ada apa Ya?

22 Januari 2023, 16:13 WIB
Ini Alasan Kenapa Beberapa Orang Tidak Ingin Tinggal di Jepang, Upss Ada apa yaa /

PORTAL SULUT - Jepang merupakan sebuah negara yang maju di benua Asia. Sebagai negara yang maju Jepang yang pernah mengalami kekalahan di perang dunia ini punya berbagai hal menakjubkan sehingga banyak orang yang ingin mengunjunginya.

Wisatawan dapat mencicipi makanan yang menggiurkan, melihat keindahan Gunung Fuji, merasakan kecepatan kereta peluru serta masih banyak lagi.

Namun ada beberapa hal tentang sisi buruk Jepang yang jarang orang ketahui, dan ini tentu bisa menjadi alasan beberapa orang untuk tidak ke Jepang.

Baca Juga: Tingkat Bunuh Diri di Jepang Melonjak pada Tahun 2022, Kasus Laki-Laki Meningkat

Dikutip Portal Sulut dari Channel YouTube Data Fakta, Minggu 22 Januari 2023, sebelum ke Jepang kalian wajib tahu sejumlah alasan berikut ini.

*Apartemen sempit dan sulit disewa* Banyak orang belajar tentang budaya Jepang dengan membaca manga menuntut anime dan drama, karena itu tidak sedikit dari mereka yang ingin menetap di sana.

Namun pindah ke Jepang butuh pertimbangan lebih, karena apartemen di negara ini punya ukuran yang sempit dan juga sulit disewa.
Melansir ramalan zona gu japan.com, sulit bagi orang asing menyewa apartemen Jepang dan tidak semua orang dapat menemukan tempat yang bagus seperti yang ada di drama TV.

Hal pertama yang harus dilakukan ialah mencari agen real estate yang pas dengan menyerahkan bukti pendapatan bulanan, kemudian menunjukkan teman atau kerabat orang Jepang untuk menjadi penjamin.

Tentu saja kalian juga harus mempersiapkan dana untuk biaya di muka, dan masih banyak lagi persyaratan lainnya.

Dikatakan juga, Kota Tokyo yang gemerlap padat dan mahal membuat sebagian orang yang tidak punya banyak uang harus rela menghuni apartemen yang sempit.

Sebuah program jurnalis Jepang pernah memamerkan sejumlah kos-kosan super sempit yang dikenal dengan istilah Gekisema.

Terlihat ada bilik kecil yang saling ditumpuk dan tidak cukup dihuni lebih dari satu orang. Apartemen ini juga tidak punya pintu dan jendela.

Walaupun ukurannya sempit harga sewanya justru tidak murah, penyewanya harus rela membayar 600 Dollar Amerika Serikat atau sekitar 5,8 juta per bulan, termasuk listrik dan pemanas ruangan.

Baca Juga: 5 Penemuan Tidak Sengaja yang Mengubah Dunia!

Porsi makanannya kecil
Berbicara tentang porsi makanan yang ada di Jepang, selalu sukses membuat para wisatawan kebingungan dan heran.

Seperti dilansir dari berbagai sumber banyak yang heran bila melihat porsi makanan dan minuman Jepang yang kecil.

Restoran makanan di Jepang tidak memberikan segelas besar air atau wadah penampung air pada saat makan.

Bila masih haus pelanggan harus meminta okawari atau isi ulang. Sebagian besar restoran Jepang tidak memberikan ruang untuk menyisakan makanan, tetapi dapat melayani berkali-kali untuk tambahan makanan dan minuman.

Porsi yang disajikan di Jepang juga umumnya lebih kecil karena orang Jepang cenderung makan makanan yang lebih kecil.

Hal tersebut merupakan bagian dari Jepang yang membuat heran beberapa orang asing dan mereka sulit untuk terbiasa.

Hal ini tentu banyak dikeluhkan wisatawan, namun terdapat pula sisi baik dari kebiasaan ini. Jepang masuk ke dalam daftar tertinggi untuk tingkat obesitas paling rendah di dunia yang hanya sebesar 4,3% bila dibandingkan dengan Amerika Serikat yakni 36,2%.

Baca Juga: 7 Fakta Unik Negara Selandia Baru, Negara yang Terkenal akan Pemandangan Alam yang Menakjubkan

Kehidupan kerja yang buruk
Bagi beberapa orang, bekerja di Jepang merupakan sebuah impian karena iming-iming gaji yang tinggi dan fasilitas umum yang memadai.

Namun sayangnya Jepang terkenal dengan pola kerja yang kurang baik, layaknya film Doraemon pada adegan Ayah Nobita yang kelelahan bekerja dan baru tiba di rumahnya pada malam hari.

Adegan Ayah Nobita tersebut yang terlihat bekerja keras bukanlah mitos. Bekerja di Jepang harus punya mental yang kuat karena selain pekerjaan yang monoton dan lingkungan kerja yang konservatif, bekerja kantoran di Jepang sangatlah rumit, pelik dan tidak mudah.

Pada umumnya para karyawan ini akan bekerja secara terus-menerus hingga mereka berusia 60 tahun. Tradisi kerja seperti ini dimulai sejak zaman Showa atau sekitar Tahun 1961.

Orang yang sering berpendapat kerja di Jepang dianggap payah, mereka dianggap tidak dapat loyal dan bertahan pada segala kondisi sehingga sulit mendapatkan pekerjaan lagi di perusahaan lain.

Pekerja di Jepang juga dikenal jam kerja yang panjang dan menganggap bekerja lembur itu merupakan hal yang wajar meskipun kadang cuma-cuma.

Bahkan karyawan Jepang bakal merasa bersalah pada saat mengambil cuti berbayar padahal cuti merupakan hak karyawan.

Rilis terlambat
Jepang dikenal sebagai negara yang sangat mengutamakan produk lokalnya untuk kemajuan ekonomi, tidak heran bila Jepang juga berada di urutan ketiga besar di dunia untuk keseimbangan kemampuan berbelanja.

Namun para pendatang harus mengerti dan melakukan penyesuaian bila berada di Jepang, karena setiap pembelian produk dari luar negeri bukanlah hal yang mudah.

Produk luar negeri seperti produk teknologi, pakaian ataupun film biasanya datang berbulan-bulan sejak dirilis, atau kadang bertahun-tahun.
Bahkan beberapa produk luar yang familiar di beberapa negara belum pernah menyentuh pasar Jepang.

Begitulah sistem yang ada di Jepang, para turis harus beradaptasi dan juga menghargai produk Jepang.

Jadi, jangan heran jika kerabat kalian lebih dahulu tahu soal apapun dibanding kalian yang tinggal di Jepang.

Para pendatang akan terlihat menonjol di masyarakat
Orang asing yang berada di Jepang akan selalu terlihat menonjol di tengah-tengah masyarakat, karena warga Jepang tidak terlalu ramah pada orang luar.

Wisatawan ataupun para pendatang yang berdiri di persimpangan jalan akan disebut dengan tatapan masyarakat lokal sekitarnya.

Hal tersebut seringkali membuat orang asing sangat cemas karena orang-orang sedang memperhatikan setiap gerak-gerik mereka.

Seperti yang diketahui bahwa 98% penduduk Jepang ialah warga yang berapi serupa dan masuk di daftar masyarakat yang paling homogen di dunia.

Hal ini tentu saja membuat setiap orang asing akan terlihat paling menonjol dan sering diperhatikan oleh setiap orang Jepang.

Bahkan sering terlihat pemandangan di mana orang-orang Jepang tidak duduk di sebelah orang asing ketika di kereta ataupun di bus.

Bila transportasi umum itu penuh atau sesak orang asing akan tampak sangat berbeda dari semua orang.

Terlalu banyak berkas menggunakan kertas
Negeri Sakura dikenal sebagai salah satu negara paling maju di dunia dengan berbagai teknologi canggihnya.

Namun fakta berikut jauh dari ekspektasi kebanyakan wisatawan. Bagaimana tidak Jepang nyatanya masih terlalu banyak menggunakan kertas dalam hal administrasi.

Negara ini banyak mengonsumsi kertas di berbagai aspek terutama pada saat mengisi formulir pendaftaran resmi.

Hal tersebut dilakukan di balai kota ataupun kantor, membuat rekening bank, dan juga mendaftar koneksi internet murah.

Banyak yang harus dikerjakan secara langsung ataupun dikirimkan melalui pos, karena dokumen kertas perlu ditandatangani secara resmi atau diberikan cap.

Pada dasarnya Jepang belum mengikuti era digital seperti yang dilakukan oleh sejumlah negara besar lainnya.

ketika beberapa orang asing mulai mengisi formulir bank atau formulir lain pada umumnya mereka akan mengalami kesulitan.

Jelas saja saat orang Jepang membuat formulir, mereka seolah tidak mempertimbangkan untuk menyediakan ruang bagi orang asing.

Itulah tadi sejumlah fakta tentang berbagai hal yang ada di Jepang, dan menjadi alasan bagi beberapa orang untuk tidak pindah ke negara ini.***

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler