Perlu diketahui untuk borongan jasa, yang dibayarkan hanya jasanya, sedangkan bahan material disediakan sendiri.
Dari segi waktu, umumnya sistem borongan lebih cepat ketimbang sistem harian. Namun, kalau sudah selesai dan ingin mengubahnya, sistem harian lebih memungkinkan ketimbang sistem borongan yang mengandalkan desain rumah yang diinginkan.
2. Luas Tanah dan Bangunan
Katakanlah ingin membangun rumah 21/60. Artinya, kamu membutuhkan tanah seluas 60 meter persegi dan harga tanah misalnya Rp1.000.000/m². Jadi, biaya yang perlu disediakan untuk membeli tanah= Rp1.000.000 x 60 = Rp60.000.000.
Selanjutnya, perkiraan biaya untuk membangun bangunan. Yang dimaksudkan biaya bangunan adalah perkiraan biaya untuk pembelian material, seperti pasir, batu bata, semen, genteng, keramik, dan sebagainya. Untuk yang satu ini, kamu perlu mengomunikasikan dengan kepala pekerja apa saja material yang menjadi kebutuhan bila menggunakan sistem harian.
Andaikan saja kamu memilih sistem borongan penuh. Biaya yang perlu dikeluarkan dengan harga borongan penuh Rp3 juta per meter persegi= 21 x 4.200.000 = Rp90.000.000. Jadi, total biaya beli tanah dan bangunan (sistem borongan penuh): Rp60.000.000 + Rp90.000.000 = Rp150.000.000.
3. Biaya Lain-lain
Bila dalam masa pembangunan, ada perubahan yang ingin dilakukan, seperti membangun taman, menambahkan ornamen, dan sejenisnya, perlu dihitung berapa perkiraan biayanya. Biaya ini perlu dipersiapkan dalam anggaran. Tetapkan sebesar 10% dari keseluruhan total anggaran.
Contoh Desain rumah