Zaman dulu busana lebaran itu sama seperti pakaian sehari-hari yang penting baru, untuk anak laki-laki celana jeansnya cut bray merk tidak ternama yang dicuci 3 kali saja sudah luntur warna aslinya, dengan atasan kaos Dagadu.
Bahkan di zaman itu, kalau perekonomian orang tua kita lagi susah, hanya diberikan sebuah kemeja lengan pendek putih polos dan setelah lebaran sekaligus digunakan untuk seragam sekolah, tinggal ditempelkan lambang SD di bagian kantong.
Bagi anak-anak pada masa itu baju baru adalah simbol kalau kita benar-benar lebaran, karena beli bajunya satu tahun sekali.
Zaman dulu lebaran kedua dan ketiga masih sama ramainya, karena sistem berlebarannya mengunjungi semua rumah satu persatu, jelas tidak akan rampung dalam waktu sehari dan kegiatan itu dilanjutkan pada hari lebaran berikutnya.
Baca Juga: Cocok Bagi Penderita Asam Lambung! Inilah 6 Tips Lancar Berpuasa, menurut dr. Zaidul Akbar
Dan saat rumah di kampung sendiri sudah dikunjungi semua, pastinya akan dilanjutkan berlebaran di kampung-kampung sebelah.
Nah, itulah beberapa nostalgia perayaan Ramadhan dan hari raya pada zaman dulu.
Bagaimana menurut kalian guys?
Apakah ingin mengulang suasana Ramadhan dan Lebaran ke masa-masa dulu yang lebih sederhana namun menyenangkan?.*