Deteksi Dini Kanker Payudara, Kenali Gejalanya Menurut Dr. dr. Andhika Rachman

- 17 September 2022, 13:39 WIB
Deteksi Dini Kanker Payudara, Kenali Gejalanya Menurut Dr. dr. Andhika Rachman
Deteksi Dini Kanker Payudara, Kenali Gejalanya Menurut Dr. dr. Andhika Rachman /pexels.com

 

PORTAL SULUT - Berikut ulasan tentang cara deteksi dini dan gejala kanker payudara oleh DR. dr. Andhika Rachman.

Kanker payudara merupakan suatu jenis tumor ganas yang telah berkembang di sel-sel payudara.

Bicara masalah kanker payudara, tentu kita membahas dari sisi bagaimana kanker itu tumbuh.

Baca Juga: Rekrutmen PPPK Guru, Pemerintah Beberkan Prioritas dari Pelamar

Payudara terdiri dari kelenjar dan jaringan penunjang, dari situlah berasal kanker tersebut.

Kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak dialami wanita dibandingkan pada laki-laki.

Jika dihitung, hanya 1 persen laki-laki dewasa mengalami kanker payudara, sedangkan perempuan mulai dari usia 17 tahun sampai usia monopause, bahkan ada pasien berusia 80 tahun.

Melansir dari kanal YouTube Gue Sehat, Sabtu 17 September 2022. Berikut penjelasan DR. dr. Andhika Rachman.

Diagnosis awal kanker payudara adalah dengan melakukan pemeriksaan, dimulai dari keluhan-keluhan yang muncul pada pasien seperti adanya benjolan di payudara.

Keluarnya cairan di daerah puting atau gambaran disekitar areola seperti kulit jeruk, bengkak atau rasa sakit di daerah sekitarnya.

Atau terdapat benjolan di dalam kubah ketiak baik di kiri, kanan atau bahkan keduanya. Biasanya dilakukan CT-scan terlebih dahulu atau melakukan biopsi.

Jenis pengobatan kanker payudara ada 2, yang pertama pengobatan yang sifatnya lokal yaitu operasi dan radiasi.

Dan pengobatan yang sifatnya sistenik, ada yang berbentuk oral maupun ada bentuknya yang suntikan atau injeksi.

Obat yang sifatnya lokal berupa operasi untuk pengangkatan, ini adalah yang terbaik untuk pengobatan pada hampir semua kanker.

Dengan mengangkat semua bagian yang masih bisa diangkat melalui operasi dan bagian atau jaringan yang dicurigai terkena kanker.

Yang kedua untuk mencegah getah bening yang terkena kanker muncul kembali, dilakukan pengobatan lokal dengan radiasi yang membutuhkan pengamatan dan observasi.

Setelah selesai operasi akan dibicarakan, apakah kemoterapi terlebih dahulu atau radiasi yang perlu dilakukan terlebih dahulu.

Siapa yang rentan mengalami kanker payudara?

Tentu perempuan terbanyak yang menggunakan hormonal dan mereka yang anggota keluarganya mengalami kanker payudara atau kanker ginekologi lainnya seperti ovarium, endometrium itu akan beresiko.

Baru-baru ini sudah ada pemeriksaan bernama BRCA (Breast Cancer Antigen).

Pada individu yang memiliki BRCA 1 dan 2 positif memiliki resiko untuk memgalami salah satu, apakah kanker payudara atau kanker ovarium atau bisa saja dua-duanya.

Anggota keluarga kandung, dengan BRCA positif akan beresiko untuk mengalami hal yang sama.

Baca Juga: Cegah Autisme Sejak Dini, 4 Tanda dan Cara Mengetahui Bayi Mengalami Gejala Autis Kata dr. Amaze Grace Sira

Karena itu, meskipun resiko secara populasi keseluruhan 12 persen tidak ada salahnya melakukan pemeriksaan BRCA 1 dan 2.

Yang beresiko mengalami kanker payudara lainnya adalah mereka yang pernah menjalani operasi menggunakan artificial untuk memperbesar payudara, apalagi yang menggunakan alat-alat yang tidak standar.

Resiko juga bisa terjadi pada orang yang menggunakan berbagai macam obat-obatan untuk memperbesar payudara dan yang menggunakan bahan-bahan bersifat hormonal.

Bila kamu ingin memperbesar payudara perlu berkonsultasi tentunya dengan dokter bedah plastik.

Bagaimana cara menurunkan resiko kanker payudara? Pertama tentu dengan pola hidup yang sehat.

1. Olahraga teratur, paling tidak 15 menit sehari, berjalan kaki juga cukup syarat untuk hidup sehat.

2. Capai berat ideal, dapat melakukan perhitungan, jika memiliki tinggi rata-rata 150 cm berarti maksimal berat badan 60 kg.

3. Istirahat yang cukup, untuk satu orang dalam sehari sekitar 6 sampai 7 jam dan kurangi stres.

4. Hindari mengkonsumsi obat-obatan seperti anabolic streroid atau obat-obatan yang berhubungan dengan hormon.

Bisakah seorang pria mengalami kanker payudara? Meskipun seorang pria hanya beresiko 1 persen mengalami kanker payudara, namun jangan lupa hal tersebut cukup penting untuk diwaspadai.

Apakah pemakaian bra dapat menyebabkan terjadinya kanker payudara?

Ketahuilah, bahwa bra yang digunakan oleh ibu-ibu tidak meyebabkan terjadinya kanker payudara, karena tidak ada interaksi kimia antara bra tersebut dengan payudara.

Namun yang perlu diketahui adalah, sebaiknya menghindari atau mengurangi menggunakan bra yang berkawat.

Bra kawat sendiri akan menyebabkan iritasi pada penggunaan jangka panjang yang menyebabkan gangguan pada otot, tetapi tidak akan menyebabkan terjadinya kanker.

Diagnosis dini dari kanker payudara sebenarnya dapat dilakukan sendiri di rumah atau bersama-sama dengan pasangan.

Yang pertama bisa dilakukan dengan mencari atau melihat riwayat, adakah riwayat benjolan disekitar payudara dan puting.

Kedua, adakah gambaran pembesaran daripada getah bening di area ketiak atau seputar payudara.

Yang ketiga, adakah gambaran seperti kulit jeruk terutama diarea ariola yang warnanya cokelat.

Atau ada riwayat keluarnya cairan diputing selain air susu, tetapi cairan ini bisa berwarna putih seperti air susu, bisa juga berwarna kekuningan atau jernih bahkan berwarna darah.

Periksa payudara sendiri dapat dilakukan kurang lebih seminggu sampai 10 hari pasca siklus menstruasi, karena pada saat itu payudara sedang tidak dikontrol oleh hormon.

Sehingga setiap adanya pembesaran tumor atau benjolan, merupakan sesuatu yang dicurigai ke arah ganas.

Kanker payudara dapat disembuhkan, apabila dapat ditemukan dalam stadium-stadium awal.

Ketika stadium awal, tumor belum menjalar ke getah bening dan belum merambah ke jaringan sekitarnya atau organ yang lain.

Baca Juga: 5 Ramalan Paling Menakutkan Sekaligus Mengerikan Tentang Nasib Indonesia Tahun 2022. Simak Disini!

Pada saat itu ketika dilakukan operasi, kemudian dilanjutkan dengan tindakan yang lain seperti radiasi dan pemberian obat, diharapkan tumor tersebut tidak muncul kembali.

Kalau menemukan kelainan atau benjolan sekecil apapun di payudara, jangan takut dan segera untuk melakukan pemeriksaan sedini mungkin.

Karena dengan menemukan kelainan atau tumor sedini mungkin, peluang untuk sembuh jauh lebih tinggi.***

Editor: Cadavi Lasena


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah