Sebut dr. Ema Surya Pertiwi, Ini 6 Jenis Benjolan Kanker atau Non-kanker di Payudara Wanita

- 7 September 2022, 13:17 WIB
dr. Ema Surya Pertiwi menjelaskan perbedaan benjolan kanker payudara dan non kanker.
dr. Ema Surya Pertiwi menjelaskan perbedaan benjolan kanker payudara dan non kanker. /Tangkap layar YouTube.com/Emasuperr.

PORTAL SULUT - dr. Ema Surya Pertiwi menjelaskan beberapa jenis benjolan tanda kanker dan non-kanker.

Lebih spesifik lagi, jenis benjolan kanker atau non-kanker pada payudara wanita.

Menurut dr. Ema Surya Pertiwi, ada 6 jenjs benjolan kanker atau non-kanker pada wanita.

Ia menjelaskan, pada beberapa kasus benjolan di payudara itu adalah tumor yang non kanker jadi tidak berbahaya.

"Tapi wanita harus tahu juga bagaimana membedakan bejolan di payudara itu termasuk kanker atau bukan," ujar dr. Ema Surya Pertiwi.

Ia menambahkan, secara umum benjolan di payudara itu disebabkan beberapa hal.

Baca Juga: Tips Jitu Mengecilkan Perut, Paha, dan Betis Dengan Cepat, Resep Ala dr. Zaidul Akbar

Nah, apa sajakah jenis kanker atau non-kanker pada wanita?

Dilansir PortalSulut.Pikiran-Rakyat.com hari, Selasa, 7 September 2022 dari kanal YouTube Emasuperr.

Berikut penjelasan lengkap dr. Ema Surya Pertiwi tentang 6 jenis benjolan kanker atau non-kanker di payudara wanita:

1. Fibroadenoma

Menurut dr. Ema Surya Periwi, oni adalah tumor jinak yang sering terjadi pada wanita berusia 20-30 tahun.

Itu disebabkan pembesaran pada kelenjer susu kalian terutama orang-orang yang lagi hamil dan menyusui.

Baca Juga: Weton Super! Semua Jenis Khodam Akan Menyukai Weton Ini

2. Fibroadenosis

"Fibroadenosis adalah perubahan payudara akibat perubahan hormon selama siklus menstruasi," ungkap dr. Ema Surya Prtiwi.

Lamjutnya, ini paling sering terjadi pada wanita yang berusia 35 sampai 50 tahun.

Ciri-cirinya memiliki benjolan pada satu atau kedua payudara.

Menurutnya, benjolan ini bertambah besar dan mengeras sebelum masa menstruasi kalian.

Terkadang sering keluar cairan dari puting wanita dan nyeri pada payudara.

3. Kista sederhana

Menurut dr. Ema Surya Pertiwi, ini merupakan benjolan yang terletak pada salah satu payudara atau kedua payudara kalian.

Penyebab kista ini karena hormon dari siklus menstruasi wanita.

Hal ini biasa terjadi pada wanita berumur 30- sampai 60 tahun.

Disampaikan oleh dr. Ema Surya Pertiwi bahwa untuk kista sederhana ini tidak perlu dilakukan operasi.

Biasanya oleh dokter di suntik payudaranya untuk mengeluarkan cairan dari payudara kalian.

Baca Juga: Rajin Bersedekah, 4 Shio Dapat Mukjizat hingga Kekayaan Ikut Meningkat Secepat Kilat

4. Papiloma intraduktal

Ia menjelaskan, kondisi ini bias terjadi pada wanita yang berusia 45 sampai 50 tahun.

Berbentuk seperti benjolan kecil menyerupai puting yang ada pada dinding saluran susu wanita.

"Biasanya oleh dokter melakukan operasi untuk mengangkat benjolan tersebut," terang dr. Ema Surya Pertiwi.

5. Nekrosis lemak

Selanjutnya, kata dia, nekrosis lemak ini basanya kalau payudara habis kena trauma terus lemaknya mengalami luka.

Hal ini akan menyebabkan benjolan pada payudara kalian.

"Teksturnya berbentuk bulat, padat, kencang tapi tidak terasa nyeri," ujarnya.

Baca Juga: Liver Bersih, Imun Kuat, dan Pencernaan Lancar, Cukup Konsumsi Buah Ini Ujar dr. Zaidul Akbar

6. Kanker payudara

dr. Ema Surya Pertiwi mengatakan, kanker terjadi ketika sel-sel dalam pagudara mulai tumbuh secara tidak normal.

Biasanya penyebab kanker terasa keras, tidak sakit jika ditekan, lalu enjolan itu tidak bergeser.

Ia menambahkan, terrus payudara wanita akan mengalami perubahan bentuk.

"Biasanya oleh dokter akan dilakukan USG untuk payudara yang masih padat dan kencang," kata dr. Ema Surya Pertiwi.

Lebih lanjut, hal itu bertujuan untuk mengetahui apakah benjolan pada payudara itu sudah menyebar atau belum.

Lalu mamografi, untuk pemeriksaan payudara yang kurang padat biasanya pada perempuan yang berusia 50 tahun keatas.

Pemeriksaan ini untuk mengetahui penyebaran tumor pada daerah tubuh wanita yang lain.

"Dan biopsi jadi diambil sel dari benjolan tersebut untuk diteliti di labiratorium apakah itu benar-benar sel kanker atau bukan," ungkap dr. Ema Surya Pertiwi.***

Editor: Ainur Rofik


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x