PORTAL SULUT – Seseorang dengan disfungsi ereksi akan merasa sulit untuk mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup kuat untuk berhubungan intim.
Hal ini dapat mengganggu tidak hanya aktivitas seksual tetapi juga kualitas hidup seseorang.
Kesadaran bahwa disfungsi ereksi dapat menjadi kondisi yang dapat diobati telah meningkat sejak penemuan bahwa obat sildenafil, atau Viagra yang mempengaruhi ereksi.
Baca Juga: Buah dan Minuman Ajaib Ini Meningkatkan Kecerdasan dan Kemampuan Mengingat Sebut dr. Zaidul Akbar
Namun, orang yang memiliki masalah dengan kinerja seksual mereka mungkin enggan untuk berbicara dengan dokter mereka, melihatnya sebagai masalah yang memalukan.
Disfungsi ereksi dapat mempengaruhi hingga 20 juta orang di AS. Prevalensi kondisi ini lebih dari 50% pada mereka yang berusia di atas 50 tahun dan meningkat seiring bertambahnya usia seseorang.
Dikutip portalsulut.pikiran-rakyat.com dari Medical News Today, fungsi ereksi normal dapat dipengaruhi oleh masalah dengan aliran darah, sistem saraf, dan kadar hormon seseorang. Seseorang mungkin juga mengalami disfungsi ereksi karena faktor psikologis, seperti kecemasan atas kinerja seksual.
Sebagian besar kasus disfungsi ereksi bersifat sekunder. Artinya, fungsi ereksi yang tadinya normal namun menjadi bermasalah. Penyebab masalah baru dan terus-menerus biasanya fisik.