Susah Kentut?, Jangan Anggap Sepele, Bisa Jadi Gejala Radang Usus Buntu

- 4 Juli 2022, 04:47 WIB
Susah Kentut?, Jangan Anggap Sepele, Bisa Jadi Gejala Radang Usus Buntu
Susah Kentut?, Jangan Anggap Sepele, Bisa Jadi Gejala Radang Usus Buntu /Foto/Ilustrasi/Freepik

PORTAL SULUT - Pernahkah Sobat Sehatku merasakan nyeri pada perut sebelah kanan yang terjadi tiba-tiba, makin terasa sakit saat menarik nafas dalam, bergerak, bersin atau batuk? Jangan anggap sepele, bisa jadi Sobat Sehatku menderita radang usus buntu.

Banyak orang masih rancu dengan gejala usus buntu dan sering disalahartikan sebagai penyakit maag atau nyeri lambung, sehingga orang yang mengalami kasus usus buntu penanganannya sering terlambat.

Penyakit usus buntu yang lambat ditangani dapat menjadi serius dan menyebabkan usus buntu pecah.

Baca Juga: Ini Durasi Ideal Tidur untuk Anak dan Dewasa, Berpengaruh Kesehatan Jantung

Kondisi tersebut dapat menimbukan nyeri hebat yang bisa berakibat fatal.

Yuks Sobat Sehatku, kenali gejala, penyebab dan cara penanganan usus buntu selengkapnya sebagaimana telah disarikan dari berbagai sumber.

Apa itu penyakit usus buntu?

Penyakit usus buntu atau dalam istilah medis disebut apendisitis adalah peradangan dari apendiks atau usus buntu.

Usus buntu adalah suatu bagian dari usus besar (caecum) berbentuk semacam kantung berukuran 5-10 cm yang menonjol di ujung usus besar di sisi kanan bawah perut.

Pada anak-anak, usus buntu menjadi bagian dari sistem imun yang membantu melawan infeksi. Pada orang dewasa, fungsi itu disebut hilang karena digantikan oleh bagian tubuh lain. Sejauh ini belum diketahui fungsi usus buntu, namun para peneliti kesehatan meyakini usus buntu berfungsi sebagai tempat bernaung bakteri baik dalam tubuh.

Ketika seseorang mengalami penyakit yang berpengaruh pada usus, bakteri baik ini akan membantu memenuhi usus sehingga usus dapat pulih kembali. Yang pasti, orang masih bisa hidup secara normal tanpa usus buntu jika usus itu harus diangkat lewat operasi karena mengalami peradangan.

Baca Juga: Dianggap Remeh, 7 Kebiasaan ini Mengancam Kesehatan Usus Ternyata, Segera Hentikan!

Terdapat tiga jenis penyakit usus buntu yaitu:

• Akut- yaitu jika usus buntu terjadi secara tiba-tiba. Sebagian besar kasus dianggap akut dan memerlukan operasi secepatnya. Jika tidak, usus buntu bisa pecah dan menyebabkan lubang, di mana racun dapat menyebar ke perut. Kondisi ini dapat mengancam jiwa.

• Kronis - Terkadang usus buntu bisa menjadi kronis, yang berarti peradangan dapat muncul dan hilang beberapa kali dalam beberapa hari atau bahkan bertahun-tahun. Meskipun jenis ini tidak memerlukan perhatian medis secepatnya, kondisi penderita dapat semakin memburuk, yang pada akhirnya operasi akan diperlukan.

• Stump - Kondisi ini terjadi ketika sebagian usus buntu tersisa setelah operasi mengalami peradangan ulang.

Apa yang menjadi penyebab Penyakit Usus Buntu?

Penyakit usus buntu terjadi akibat infeksi di rongga usus buntu. Akibatnya, bakteri berkembang dengan cepat sehingga membuat usus buntu meradang, bengkak, dan bernanah.

Penyebab penyakit usus buntu belum dapat dipastikan. Namun, ada sejumlah faktor yang diduga dapat menyebabkan seseorang mengalami radang usus buntu, yaitu:
• Hambatan di pintu rongga usus buntu akibat penumpukan feses atau tinja yang mengeras

• Penebalan atau pembengkakan jaringan dinding usus buntu karena infeksi di saluran pencernaan atau bagian tubuh lainnya

• Penyumbatan rongga usus buntu akibat pertumbuhan parasit di pencernaan, misalnya infeksi cacing kremi atau ascariasis

• Kondisi medis tertentu, seperti tumor pada perut atau inflammatory bowel disease

• Cedera di perut seperti luka tusuk, luka tembak, atau luka karena kecelakaan di jalan raya
Selain faktor-faktor di atas, ada faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko menderita penyakit usus buntu, yaitu:

Baca Juga: Bisa Bikin Obesitas hingga Ganggu Kesehatan Mental, 5 Bahaya Main HP Sebelum Tidur

• Usia. Apendisitis paling sering menyerang remaja dan orang berusia di antara 10-30 tahun, tetapi dapat terjadi pada usia berapa pun.

• Jenis kelamin. Apendisitis lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.

• Riwayat keluarga. Orang yang memiliki riwayat keluarga apendisitis berada pada risiko tinggi untuk mengembangkannya.

• Anak-anak yang mengidap penyakit fibrosis kistik juga lebih berisiko mengalami apendisitis. Fibrosis kistik adalah penyakit genetika yang menyebabkan lendir dalam tubuh menjadi lengket dan kental.

• Adanya penyakit radang usus, seperti penyakit Crohn’s yang menyerang saluran pencernaan.

Gejala Penyakit Usus Buntu

Gejala utama penyakit usus buntu adalah nyeri di perut yang disebut kolik abdomen. Nyeri tersebut dapat berawal dari pusar, kemudian bergerak ke bagian kanan bawah perut. Lokasi nyerinya bisa berbeda-beda, tergantung pada usia pasien dan posisi usus buntu itu sendiri.

Pada wanita, gejala usus buntu juga bisa mirip dengan nyeri menstruasi (dismenore) atau kehamilan ektopik.

Gejala nyeri perut tersebut dapat disertai gejala lain, di antaranya:
• Perut kembung
• Mual dan muntah
• Demam dan menggigil
• Hilang nafsu makan
• Tidak bisa buang gas atau kentut
• Sembelit (konstipasi)
• Pembengkakan perut
• Diare
• Nyeri saat buang air kecil
• Kram parah
• Bau mulut
• Sakit pada rectum, punggung bagian bawah

Pengobatan Penyakit Usus Buntu

Setelah pasien dipastikan menderita usus buntu, dokter akan langsung memberikan penanganan berupa:

• Obat-obatan
Pada beberapa kasus usus buntu yang ringan, pasien dapat sembuh hanya dengan pemberian antibiotik sehingga operasi tidak perlu dilakukan.
Perlu diketahui, hingga saat ini penyakit usus buntu belum dapat diobati dengan pengobatan herbal apa pun, termasuk kunyit. Oleh sebab itu, daripada mencari pengobatan yang belum pasti benar, lebih baik mencari pertolongan medis guna menghindari terjadinya komplikasi dari radang usus buntu.

• Operasi (apendektomi)
Pengobatan utama penyakit usus buntu adalah dengan operasi pengangkatan usus buntu. Pengangkatan usus buntu di sistem pencernaan tidak akan menyebabkan masalah jangka panjang, karena usus buntu juga tidak berperan penting pada orang dewasa.
Ada dua cara dalam melakukan apendektomi yaitu:
- laparoskopi (operasi lubang kunci),
- laparotomi (bedah terbuka).

Pencegahan Penyakit Usus Buntu

Meski cara mencegah usus buntu belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menghindari risiko terjadinya usus buntu, yaitu:
• Meningkatkan asupan makanan sumber serat
• Minum air putih dalam jumlah yang cukup
• Mengonsumsi makanan yang mengandung probiotik
• Makan perlahan agar tidak ada partikel makanan yang masuk ke usus buntu.
• Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala

Jika Sobat Sehatku memiliki salah satu atau beberapa gejala radang usus buntu di atas maka segeralah konsultasi ke dokter. Jangan menunggu sampai parah ataupun menebak-nebak penyakit, karena itu akan dapat membahayakan diri anda.

Semoga artikel ini bermanfaat.***

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah