AWAS! Terlalu Fanatik Terhadap Idola Bisa Merusak Kejiwaan, Psikolog: Seperti Menggunakan Narkoba

- 19 Mei 2022, 14:10 WIB
ILUSTRASI ternyata terlalu fanatik mengidolakan seseorang seperti para artis  bisa merusak kejiwaan
ILUSTRASI ternyata terlalu fanatik mengidolakan seseorang seperti para artis bisa merusak kejiwaan /Facebook Official

 

PORTAL SULUT - Siapa sangka, ternyata terlalu fanatik mengidolakan seseorang seperti para artis maupun selebriti bisa merusak kejiwaan dan mental seseorang.

Dengan kata lain, terlalu terobsesi kepada idola bisa mengganggu kejiwaan dan mental seseorang.

Hal ini sempat dijelaskan oleh seorang Psikolog di perusahaan konsultan HVS Executive Search, James Houran.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Kucing atau Anjing? Hewan yang Kamu Lihat Pertama akan Ungkap Kisah Cintamu

Menurut James, idola bisa membahayakan para pecintanya dan bisa sangat berbahaya bagi kesehatan mental.

Tak tanggung-tanggung, bahkan James menyebut idola seperti narkoba.

"Dalam masyarakat kita, selebritas bertindak seperti narkoba," kata James Houran, dikutip Portalsulut.pikiran-rakyat.com dari Pikiran-Rakyat.

Hal ini karena bila seseorang terlalu fanatik atau mengidolakan seseorang, hormon dopamin yang terdapat pada tubuh akan muncul.

Hormon tersebut timbul akibat perasaan terlalu senang hingga dapat menimbulkan histeris.

Sebenarnya, perilaku seperti itu tidaklah berbahaya bila belum sampai terobsesi.

Adapun efek negatif bagi bagi kesehatan yang diperoleh dari aktivitas yang terlalu fanatik atau terobsesi yakni kurangnya kreatifitas, terlalu berekspektasi, menghalangi kebahagiaan, dan menguras keuangan.

Baca Juga: Tes Psikologi: Jawaban Anda Akan Menentukan Jenis Roh yang Mengikuti Anda

Lebih lanjut, James Houran menjelaskan tingkat obsesi pada idola atau selebritis hingga menjadikan prilaku adiktif.

Menurutnya, di awal-awal orang-orang hanya menikmati beberapa 'karya' dari idola tersebut.

Akan tetapi, orang-orang kemudian mulai memikirkan idolanya terus menerus secara berlebihan.

Akhirnya, orang tersebut mencapai apa yang disebut dengan tahap 'patologis batas', di mana mereka percaya memiliki hubungan dekat dengan idolanya.

Houran menambahkan, jika seseorang ada di tingkat tersebut, tak heran mereka akan melakukan tindakan ilegal seperti menguntit idola mereka, hingga 'membenarkan' apa yang idolanya lakukan meski salah di mata norma dan hukum.

Selain itu, Psikolog tersebut mengatakan bahwa kepribadian turut berperan dalam mendorong seseorang ke dalam tindakan obsesi berlebihan pada idola.

Baca Juga: Tes Psikologi: Jawaban Anda Akan Menentukan Jenis Roh yang Mengikuti Anda

Orang-orang yang cenderung egosentris atau lekas marah, impulsif, dan kemurungan lebih rentan memiliki prilaku obsesi.

Hingga pada akhirnya, orang-orang lebih rentan terhadap pemujaan selebriti yang berlebihan ketika mereka berada dalam fase penyesuaian identitas.

"Pemujaan selebriti, pada intinya, tampaknya mengisi sesuatu dalam kehidupan seseorang," katanya.

"Ini memberi mereka rasa identitas, rasa diri. Ini memberi makan kebutuhan psikologis," katanya menambahkan.

Dari sini James menyimpulkan jika obsesi yang hadir dari perilaku berlebihan itu tidaklah baik bahkan bisa membahayakan kesehatan mental maupun kejiwaan seseorang.***

Editor: Randi Manangin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah