Merasa Stress dan Letih saat Bekerja? Waspada, Bisa Jadi Gejala Burnout Syndrome

- 15 November 2021, 04:24 WIB
Merasa Stress dan Letih saat Bekerja? Waspada, Bisa Jadi Gejala Burnout Syndrome
Merasa Stress dan Letih saat Bekerja? Waspada, Bisa Jadi Gejala Burnout Syndrome /vdnhieu / PIXABAY


PORTAL SULUT - Apakah kamu suka merasa atau sering merasakan stress dan rasa letih yang amat sangat ketika saat bekerja? Sebaiknya waspada. Bisa jadi kamu sedang mengalami Burnout Syndrome.

Dikutip dari World Health Organization (WHO), istilah Burnout Syndrome merupakan sindrom kelelahan mental yang dipicu oleh kondisi stress berat dan kelelahan saat bekerja atau saat melakukan suatu pekerjaan.

Burnout Syndrome dapat memberikan berbagai dampak buruk kepada penderitanya, mulai dari kehilangan semangat dalam beraktivitas, dan rasa tidak berdaya yang dapat berimbas pada produktivitas sang penderita.

Baca Juga: 5 Makan dan Minuman Bisa Picu Asam Urat

Seseorang yang sedang mengalami Burnout Syndrome memiliki beberapa indikasi atau ciri-ciri tertentu, sebagaimana dikutip dari Alodokter.com.

1. Hilangnya semangat bekerja dan kelelahan
Ciri-ciri pertama dari Burnout adalah hilangnya semangat bekerja dan minat kepada pekerjaan yang sedang dikerjakan. Tetap bekerja tanpa adanya semangat dapat menguras banyak energi sehingga memicu kelelahan.

2. Benci dengan pekerjaan yang digeluti
Burnout bisa menyebabkan stress dan frustrasi saat bekerja. Ini membuat seseorang menjadi sulit berkonsentrasi, merasa tidak kompeten terbebani, dan akhirnya membenci pekerjaan yang sedang digeluti.

3. Performa kerja menurun
Burnout juga bisa menyebabkan performa kerja menurun. Hal ini dipicu oleh hilangnya minat terhadap pekerjaan yang sedang digeluti, sehingga hasil yang didapat menjadi kurang optimal.

4. Mudah marah atau sensitif
Orang yang sedang merasakan Burnout cenderung akan mudah marah, apalagi jika semuanya tidak berjalan sesuai dengan ekspektasinya. Ditambah lagi, performa kerja yang menurun dapat menyebabkan pekerjaan terus menumpuk. Hal ini juga dapat memicu stress dan emosi yang membuat penderita Burnout jadi lebih sensitif.

Baca Juga: Kenali Tanda-tanda Diabetes Pada Remaja, Kamu Pernah Mengalami? Jangan Disepelehkan

5. Menarik diri dari lingkungan sosial
Stress dan frustrasi akan pekerjaan membuat penderita Burnout akan bersikap sinis terhadap orang-orang yang bekerja dengan mereka.
Pekerjaan yang digelutinya dianggap sebagai beban hidup sehingga membuat mereka enggan, dan berhenti bersosialisasi dengan rekan kerja, teman, maupun anggota keluarga yang terlibat dalam pekerjaan tersebut.

6. Mudah sakit
Burnout yang terjadi secara berkepanjangan atau tidak diatasi dengan baik dapat membuat imunitas tubuh menurun. Kondisi ini dapat membuat seseorang rentan terkena flu, pilek, sakit kepala, dan sakit perut. Selain itu, risiko untuk alami gangguan tidur, gangguan kecemasan, dan depresi dapat meningkat.

Dalam menangani sindrom ini supaya tidak lebih parah, ada beberapa cara yang disarankan dalam mengatasinya.
- Kurangi ekspektasi dan berikan apresiasi terhadap diri sendiri
Atur mindset atau pola pikir dan bersikaplah realistis, sehingga Kamu dapat menurunkan ekspektasi terhadap pekerjaan yang tengah dikerjakan. Dengan begitu, kecemasan dan stress di tempat kerja dapat berkurang. Selain itu, jangan lupa berikan apresiasi kepada diri sendiri bila ada prestasi yang sudah tercapai.

- Ceritakan kepada orang yang dapat dipercaya
Cobalah untuk menceritakan apa yang kamu rasakan kepada orang-orang terdekat yang dapat kamu percayai. Meski tidak selalu membuahkan sebuah solusi, tapi cara ini dapat membantu melepaskan emosi negatif dan mengurangi rasa stress.

- Menjaga keseimbangan hidup
Jaga keseimbangan hidup dengan baik. Kamu juga memerlukan waktu untuk bersantai dan melupakan pekerjaan sejenak. Hal itu bisa dilakukan dengan bepergian bersama teman atau melakukan hal yang disukai seusai jam kerja telah usai. Hal itu dapat membuat pikiran kembali jernih dan kamu siap untuk bekerja kembali keesokan harinya.

Baca Juga: Cara Jitu Menghilangkan Jerawat Batu Menurut Dokter Spesialis Kulit

- Ubah gaya hidup
Terapkan juga gaya hidup yang sehat, dengan cara mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, dan tidur yang cukup. Hal-hal ini dapat mendukung tubuh yang sehat dan bisa membuat pikiran lebih mudah fokus, sehingga menurunkan risiko terjadinya Burnout.

Selain itu, kamu juga bisa mencoba mencari hobi baru atau melakukan hal-hal baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

Tapi, jika cara tersebut masih kurang untuk mengatasi Burnout kamu, maka bisa langsung berkonsultasi kepada psikolog untuk mendapatkan penanganan yang tepat.***

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah