Kenali 5 Faktor Penyebab Terjadinya Double Chin, Salah Satunya Junk Food!

1 Januari 2023, 10:05 WIB
Ilustrasi before dan after dari double chin di area bawah dagu /pure.co.id

PORTAL SULUT - Faktor penyebab terjadinya Double Chin karena adanya penumpukkan lemak di bawah dagu yang dibiarkan.

Selain itu, berat badan berlebih juga bisa menjadi faktor penyebab double chin.

Bagi banyak orang, double chin adalah sesuatu yang sangat mengkhawatirkan dan mereka mencari cara untuk menyamarkan lipatan di dagu.

Baca Juga: Penyakit Kencing Batu Bisa Diredakan Dengan Mengkonsumsi Obat Ampuh Ini!

Dikutip Portalsulut.com dari channel YouTube Info kesehatan IDN, Penyebab dagu berlipat atau Double Chin - Informasi kesehatan Indonesia.

Dagu berlipat atau double chin sangat sulit disembunyikan dan merupakan bagian tubuh yang berfungsi sebagai bingkai wajah.

Akibatnya, memiliki lapisan lemak di dagu bisa sangat mengganggu penampilan.

Faktor penyebab terjadinya Double Chin

1. Keturunan atau genetik

Jika berat badanmu normal, tetapi dagu masih terlihat berlipat, bisa jadi kondisi ini disebabkan oleh faktor keturunan.

2. Faktor usia

Double Chin tidak hanya disebabkan oleh faktor lemak yang menumpuk, namun faktor usia juga dapat mempengaruhinya.

Umumnya, semakin bertambah usia seseorang, maka akan semakin menurun kadar keelastisan kulitnya.

Baca Juga: Segera Cegah Penyakit Paru-paru Basah dengan Beberapa Langkah Berikut ini!

3. Junk Food

Makanan-makanan yang lebih mengutamakan rasa yang enak, dan mengesampingkan kandungan baik di dalamnya seperti junk food.

Junl food merupakan makanan yang dapat menyebabkan penumpukan lemak berlebih di daerah dagu dan sekitarnya.

4. Elastisitas kulit yang menurun

Penyebab double chin berikutnya adalah pengaruh elastisitas kulit yang menurun.

 Elastisitas kulit yang menurun menyebabkan kulit sekitar dagu kendur, sehingga terbentuklah lipatan pada dagu atau double chin.

5. Kenaikan berat badan

Sama seperti bagian tubuh lainnya, pada umumnya dagu yang berlipat juga menunjukan adanya lemak berlebih di area tersebut.

Namun tubuh setiap orang memiliki respon yang berbeda, jadi faktor ini juga tidak bisa dipukul rata untuk semua orang.***

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler