Hipertensi vs Hipotensi, Mana yang Lebih Berbahaya? Simak Penjelasannya

22 September 2022, 12:49 WIB
Ilustrasi/Hipertensi vs Hipotensi, Mana yang Lebih Berbahaya? Simak Penjelasannya /Tangkapan Layar Youtube Ini Kata Dokter/

PORTAL SULUT - Tekanan darah (tensi) adalah tekanan yang dialami pembuluh arteri ketika darah di pompa dari jantung ke seluruh tubuh.

Ada dua jenis gangguan tekanan darah, yaitu hipertensi dan hipotensi.

Apa bedanya dan mana kira-kira yang lebih berbahaya?

Baca Juga: Cara Alami Menurunkan Kadar Kolesterol Tinggi dalam Tubuh Tanpa Obat

Simak pembahasan selengkapnya akan dibahas dalam artikel kali ini.

Sebagaimana yang telah dikutip Portal Sulut dari channel Youtube Ini Kata Dokter, berikut akan membahasnya.

Tekanan darah normal berkisar antara 90/60 mmHg - 120/80 mmHg.

Angka diatas (90) disebut "sistolik" yang menunjukan tekanan saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh.

Baca Juga: Tak Perlu Obat! Kista Tuntas dan Hancur Sampai Keakar-akarnya, Cukup Konsumsi 1 Dari 6 Buah-buahan ini

Angka yang dibawah (60) disebut "diastolik" menunjukkan tekanan saat jantung dalam keadaan istirahat atau saat terjadi pengisian darah ke jantung.

Kalau tekanan darah dibawah nilai normal namanya hipotensi atau tekanan darah rendah.

Kalau angkanya lebih tinggi dari nilai normal menunjukkan kondisi tekanan darah tinggi (prahipertensi sampai hipertensi).

Bagaimana gejalanya?

Baca Juga: Kaki Keseleo Jangan Dipijat Sembarangan! Ini Cara Penanganan yang Paling Tepat

Hipertensi seringkali tidak menunjukkan gejala di awal.

Disebut-sebut sebagai silent killer, kalau tensinya sudah tinggi baru biasanya memunculkan gejala sakit kepala, pandangan kabur, nyeri dada, sesak napas, dan sering mimisan.

Kalau tidak diobati, tensi tinggi bisa menimbulkan komplikasi penyakit jantung, stroke, dan penyakit ginjal.

Berbeda dengan hipertensi, kasus hipotensi atau tensi rendah lebih jarang terjadi.

Baca Juga: Perbedaan Gejala Serangan Jantung Pada Pria dan Wanita Yang Perlu Kamu Tahu

Biasanya ada hal yang mendasari munculnya hipotensi, misalnya dehidrasi atau kekurangan cairan perdarahan hebat, penyakit tiroid (hipotiroid) atau efek samping obat.

Hipotensi juga biasa dialami ibu hamil, atlet atau orang yang rajin olahraga.

Kalau tidak bergejala sebenarnya hipotensi tidak perlu penanganan lebih lanjut.

Tapi hipotensi yang bergejala pusing, mata berkunang-kunang, mual, muntah, lemas, sampai pingsan, tidak bisa dianggap remeh.

Baca Juga: Pernah Mengalami Pusing dan Mual? Jangan Tunda, Langsung Konsumsi Bahan Alami Ini

Kalau tekanan darah turun drastis secara tiba-tiba, bisa membuat tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup.

Maka akan berisiko menimbulkan kondisi berbahaya yang mengancam nyawa.

Jadi, mana yang lebih berbahaya hipertensi atau hipotensi?

Hipertensi dan hipotensi sama-sama bisa berbahaya buat kesehatan, jadi tidak boleh meremehkan keduanya.

Baca Juga: Jangan Heran Jika Penyakit Maag Susah Sembuh, Kebiasaan Ini Mungkin Masih Sering Kamu Lakukan

Sebaiknya lakukan pengukuran tensi secara rutin untuk memantau kondisi kesehatan.

Nah, demikianlah penjelasan mengenai mana yang lebih berbahaya hipertensi atau hipotensi.

Semoga bermanfaat.***

Editor: Jaka Prasojo

Tags

Terkini

Terpopuler