Ambil Hikmahnya! Kisah Inspiratif, Emas dan Tanah

11 Mei 2022, 18:33 WIB
Ilustrasi emas /pixabay

PORTAL SULUT - Satu kisah inspiratif antara emas dan tanah yang dapat kita petik manfaatnya.

Dalam kisah inspiratif emas dan tanah akan membuat manusia lebih berharga bagi sesama.

Perlu kita ketahui bahwa Tuhan menciptakan kita bukan tanpa alasan.

Baca Juga: 4 Weton yang Rezekinya Takkan Habis Sampai Akhir Tahun 2022 menurut Ramalan Primbon Jawa, Kamu Masuk?

Tuhan menciptakan kita dengan perannya masing-masing.

Kita semua memiliki kelebihan dan kekurangan tugas kita janganlah terlalu fokus dengan kekurangannya tetapi fokuslah dengan kelebihannya.

Disaat kita bisa memanfaatkan kelebihan kita, maka kita akan lebih mudah menjadi orang yang lebih berguna untuk orang lain.

Begitu adalah hakikat hidup yang semestinya.

Dikutip chanel Youtube Celah Terang, berikut adalah kisah sebongkah emas dan tanah yang dapat kita ambil hikmahnya.

Dalam kehidupan, kisah ini adalah cerita fiktif tetapi banyak kebijaksanaan yang dapat kita petik darinya.

Kisah ini dimulai dengan perbincangan antara dua makhluk yang sangat berbeda jauh dari penampilan, yaitu emas dan tanah.

Saat emas berkata kepada tanah, tanah coba lihat dirimu yang suram dan lemah apakah engkau memiliki cahaya, yang mengkilat seperti aku yang menyilaukan semua mata yang memandangku.

Apakah engkau berharga seperti aku? kata emas dengan Sombongnya dia memandang rendah tanah yang suram dan kecil.

Tanah menggelengkan kepala dan menjawab, emas memang aku tidak secemerlang dan membunuh kau seperti dirimu.

Tetapi ketahuilah aku bisa menumbuhkan rumput dan pohon, bisa menumbuhkan bunga dan buah, bisa menumbuhkan tanaman yang menjadi makanan makhluk lainnya seperti hewan dan manusia.

Lihatlah orang-orang itu selalu mendapatkan kakinya kepadaku. Lihatlah orang-orang itu menaruhkan harapannya ke tempatku.

Dengan menanamkan biji-bijian kepadaku, dengan harapan bisa memetik buah darinya bahkan hidup dan mati.

Mereka membutuhkan aku, aku dibutuhkan dan bermanfaat bagi banyak orang.

Bagaimana dengan engkau, Apakah engkau memberi manfaat dalam kilauan mu, mereka hanya mengagumi tetapi tidak berharap apa-apa dari ini.

Dengan penuh kepercayaan diri si tanah membalas hinaan si mas-mas pun terdiam seribu bahasa tak bisa berkata lagi.

Oke sobat itulah percakapan yang sehat tetapi penuh makna dalam hidup ini banyak orang yang berkarakter seperti emas berharga.

Penuh kegelapan tetapi tidak bermanfaat bagi sesama, mereka hanya muncul sebagai bahan dekorasi pelengkap hiasan dinding semata, yang jika kilauannya sudah pudar.

Jadi kurang berharga sukses dalam karir rezeki lancar jaya harta melimpah dan rupawan dalam paras tetapi enggan membantu.

Apalagi peduli sesama adalah bagian dari gaya hidupnya kemana-mana naik mobil mewah, rumah megah bertingkat dilengkapi kolam renang pribadi.

Tetapi sesama tetangga tak saling kenal. 

Tetapi ada juga yang seperti tanah posisi dalam masyarakat biasa saja.

Hidup bersahaja dalam kesederhanaan namun ringan tangan, siap membantu siapapun, kapanpun dimana pun tak pernah memungut biaya dan meminta balasan atas kebaikan yang dilakukannya baginya.

Balasan hanya datang dari Tuhannya sehingga ia tak butuh balas budi dari manusia maka, kehidupan yang fana ini bukan terletak pada seberapa nilainya diri kita.

Tetapi seberapa besar manfaatnya kita bagi sesama, percuma jika kita hidup hanya sekedar hidup.

Jika keberadaan kita dapat menjadi berkah bagi banyak orang barulah kita benar-benar bernilai.

Seperti halnya tanah yang meskipun terlihat kotor dan kumuh tetapi didalamnya hidup organisme dan di atasnya bisa tumbuh beragam tumbuhan dan memberi ruang bagi manusia dan hewan untuk berpijak.

Baca Juga: Kesaktian 9 Tanggal Lahir ini Tak Diragukan Lagi, Pemilik Ilmu Supranatural Tingkat Tinggi

Apalah gunanya kesuksesan apabila itu tidak membawa manfaat bagi kita keluarga dan orang lain.

Apalah arti kemakmuran itu bila tidak berbagi dengan yang membutuhkan. Apalah arti kepintaran bila tidak memberi inspirasi disekelilingnya.

Apalah arti paras yang menawan jika hanya untuk diumbar semata, karena hidup adalah proses.

Ada saatnya kita memberi dan ada saatnya kita menerima. Jika bisa memberi lakukanlah karena tangan di atas jauh lebih baik daripada tangan di bawah.***

Editor: Muhamad Zakir Mokoginta

Tags

Terkini

Terpopuler