Network
PORTAL SULUT - Pihak Stellantis percaya diri jika mereka mampu bersaing dengan produsen mobil listrik dari Tesla.
Hal itu sebagaimana dikatakan oleh Chief Executive Stellantis Carlos Tavares, bahwa dirinya yakin perusahaan gabungan Fiat Chrysler Automobiles dan PSA Group di bawah pimpinannya itu bisa mengejar ketertinggalan produksi mobil listrik dari Tesla untuk beberapa tahun ke depan.
"Saya berusaha untuk tidak sombong, tapi percaya diri dan yakin atas fakta bahwa kami akan mengejar ketinggalan dalam beberapa tahun ke depan dengan Tesla dan itu akan menjadi kompetisi yang sangat sehat," kata Tavares, dikutip portalsulut.pikiran-rakyat.com dari Antara, Rabu 16 Maret 2022.
Baca Juga: Kabar Baik dari Menaker Soal JHT Bagi Para Pekerja, Ada Apa?
Upaya yang akan dilakuakan oleh Stellantis, kata dia, dengan memperbanyak model mobil listrik.
Hal itu juga dilakukan demi meningkatkan pendapatan tahunan secara global sampai dengan tahun 2030 nanti.
Ia lantas menyoroti pentingnya investasi yang lebih besar, sebagai bagian integral dari ekosistem pengisian daya listrik di Eropa serta Amerika Serikat.
Cara itu sangat penting karena menurutnya fasilitas pengisian daya listrik adalah hal utama untuk mendorong konsumen mau berpindah ke mobil dengan daya listrik.
Selain itu, pengusaha asal Portugis berusia 63 tahun itu juga mengungkapkan bahwa Stellantis akan berinvestasi di Eropa Barat lewat cara memindahkan fasilitas produksi mobil van dari Rusia.
Tetapi dirinya belum memastikan di negara mana yang akan menjadi tujuan perakitan baru itu.
Apa yang akan dilakukan oleh Stellantis ini merupakan usaha untuk mengubah rencana bisnis yang sebelumnya diumumkan pada Januari tahun lalu, yang mana mereka ingin menjadikan Rusia sebagai sentral ekspor untuk pasar Eropa Barat.
Baca Juga: Bantuan BPNT 2022 Rp600 Ribu Cair Maret, Cek Jadwal Pencairan di Link Cekbansos.kemensos.go.id Disini!
"Investasi baru di Rusia tidak ada dalam rencana," ujar Tavares.
Ia mengaku bahwa tidak harus terpusat di Eropa Barat, dan itu bukanlah masalah.
"Stellantis tidak terlalu dirugikan apabila basis pasokan kami tidak terkonsentrasi di Eropa Timur," lanjutnya.***
