Dicari 100 Koperasi untuk Ikut Program Koperasi Modern 2024, Akan Dapat Modal Kerja Hingga Digitalisasi

29 Agustus 2023, 06:00 WIB
Dicari 100 Koperasi untuk Ikut Program Koperasi Modern 2024, Akan Dapat Modal Kerja Hingga Digitalisasi /

PORTAL SULUT - Kementerian Koperasi dan UKM sedang mencari 100 koperasi untuk ikut program Koperasi Modern 2024.

Nantinya 100 peserta program ini akan mendapatkan beberapa fasilitas , salah satunya soal bantuan pebiayaan.

Baca Juga: Hari ini DANA Kaget Bagi Saldo Rp100 Ribu, Klaim Segera Selasa 29 Agustus 2023

Namun ada syarat yang wajib dipenuhi koperasi tersebut yakni

1. Kelengkapan legalitas koperasi

2. Telah melakukan RAT minimal 1 (satu) kali

3. Jumlah anggota koperasi

4. Memiliki usaha yang sudah berjalan minimal 1 (satu) tahun

"100 Koperasi terpilih akan mengikuti program yang dirancang untuk membantu koperasi dalam meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan anggota dengan tata kelola kelembagaan, bisnis, dan keuangan yang baik.

Pendaftaran di buka hingga 30 September 2023 melalui tautan berikut: https://bit.ly/koperasimodern2024

Informasi lebih lanjut dapat menghubungi: 085173121770 (PMO Deputi Bidang Perkoperasian)," tulis instagram @kemenkopukm.

Deputi Bidang Perkoperasian KemenKopUKM Ahmad Zabadi menjelaskan, proses modernisasi terbagi menjadi empat tahap, yakni fase permodelan yang digelar tahun ini, fase replikasi pada tahun 2022, fase masifikasi pada tahun 2023, dan pemantapan serta pengembangan lanjutan pada 2024.

Baca Juga: Menebak Kode Voucher Badai Shopee Selasa 29 Agustus 2023, Ada 3 Clue

Zabadi menjelaskan, terdapat enam pendekatan umum untuk memodernisasi koperasi, antara lain akses pembiayaan, fasilitasi kemitraan dan akses pemasaran, adopsi teknologi, restrukturisasi kelembagaan melalui amalgamasi, spin off atau pemekaran usaha, hingga pengembangan model koperasi multi pihak.

Pertama, pendekatan dari aspek akses pembiayaan, Zabadi menyebut pihaknya siap menyalurkan dukungan pembiayaan pada koperasi melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan UMKM (LPDB-KUMKM) dengan dua skema, yakni modal kerja dan investasi.

"Investasi diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan pabrikasi, sedangkan di on farm, kami arahkan petani untuk memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR)," imbuhnya.

Kedua, pendekatan fasilitasi kemitraan, Zabadi mengatakan hal itu dilakukan agar koperasi mendapat kepastian terkait akses pemasaran dimana produk-produk mereka ke depan sudah ada yang menyerap lewat kerja sama dengan pihak swasta.

Terkait hal itu, ia menyebut koperasi yang akan menjadi role model modernisasi ialah mereka yang sudah memiliki offtaker. Zabadi memberi contoh seperti yang dilakukan Koperasi Tani Hijau Makmur di Tanggamus, Lampung yang bergerak pada komoditas pisang cavendish dengan offtakernya PT Great Giant Pinneaple (GGP).

Ketiga, pendekatan lewat adopsi teknologi. Adanya dukungan teknologi menurut Zabadi diperlukan pada aspek pabrikasi dalam rangka meningkatkan produktivitas sehingga ia terus mendorong koperasi masuk ke ekosistem digital.

"Misalnya Koperasi Simpan Pinjam (KSP) kita dorong untuk bertransformasi digital dan kita ajak tech provider terlibat dalam proses itu," sebutnya.

Keempat, pendekatan melalui restrukturisasi kelembagaan dilakukan untuk mendorong koperasi-koperasi kecil yang tidak memiliki skala ekonomi agar mereka melakukan merger atau dalam dunia perkoperasian kerap disebut sebagai amalgamasi.***

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler