Dalam kesempatan tersebut, dirinya berbagi cerita saat terpilih menjadi kepala desa Komus II. "Saat itu masyarakat pada tahun 2007/2008 menawarkan kepada saya maju mendaftar menjadi kepala desa. Tapi saya sampaikan tanya sama istri saya. Apapun jawaban istri saya, pasti saya ikut,"jelasnya.
"Tawaran pertama istri saya menolak. Tapi kemudian masyarakat datang kembali. Dan saya katakan lagi tanya kepada istri saya. Sebenarnya istri saya sudah menyampaikan ada beberapa alasan dirinya (istri saya) menolak saya menjadi sangadi, termasuk rumah kami ini tidak layak jadi rumah sangadi jika terpilih,"ungkap Namangge.
"Rumah kami saat menikah ukurannya hanya 4x3, itupun milik kaka saya. Tapi dengan berbagai penjelasan istri saya mau menerima saya menjadi calon sangadi. Saat itu ada empat yang mendaftar, tapi yang ikut pemilihan hanya dua orang salah satunya saya,"beber sangadi dua periode ini.
Saat malam hari dimana besok pemilihan, banyak keluarga datang menawarkan untuk buat kegiatan seperti acara. "Tapi saya menolak. Bahkan saya sampaikan kepada istri saya matikan saja lampu rumah, agar tidak ada yang datang lagi pada malam menjelang pemilihan,"tuturnya.
Lanjutnya, ke esokan harinya dirinya terpilih menjadi kepala desa. "Saat pulang ke rumah banyak masyarakat yang datang. Karena bingung makan apa, saya sampaikan ke istri masak saja mie, kita makan mie,"ujarnya.