1 Tahun Mengenang Erupsi Gunung Semeru, Tempat-tempat Terhindar Dari Letusan, Ini Keajaiban atau Kebetulan?

- 4 Desember 2022, 16:58 WIB
Rumah Pak Roh Salah Satu Tempat Terhindar Dari Amukan Gunung Semeru Dusun Renteng, Desa Sumber Wuluh
Rumah Pak Roh Salah Satu Tempat Terhindar Dari Amukan Gunung Semeru Dusun Renteng, Desa Sumber Wuluh /TikTok/ @rendra_tegar

PORTAL SULUT – Hari ini satu tahun lalu (4 Desember 2021) kita dikagetkan oleh meletusnya Gunung Semeru.

Banyak kurban jiwa akibat dampak vulkanik meletusnya gunung yang disebut sebagian orang paku nya pulau Jawa.

Dibalik kurban jiwa akibat Gunung Semeru meletus, ada banyak keanehan terjadi pasca erupsi Gunung Semeru.

Baca Juga: 6 Tanggal Lahir EMAS! Calon Miliarder di Tahun 2023, Mungkinkah Itu Kamu?

Ada beberapa tempat yang terhindar oleh amukan material vulkanik Gunung Semeru, padahal  tempat tersebut terbilang cukup dekat, satu sisi daerah sekitarnya hancur, hampir rata dengan abu vulkanik.

Dikutip Portal Sulut, 4 Desember 2022, dari Youtube Istana Chanel, dan beberapa sumber lainnya, akan mengulas kembali beberapa tempat yang tidak terdampak erupsi Gunung Semeru.

Dengan mengenang kembali peristiwa satu tahun lalu, agar kita tetap ingat atas kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, dan bisa meningkatkan rasa iman kepadanya.

Sebab, apabila dihitung secara logika tempat yang tidak tersentuh erupsi  letaknya berdekatan bahkan sangat dekat Gunung Semeru. 

Aneh tapi nyatakan!

Namun itu semua adalah hak dari yang memiliki alam semesta ini, sehingga tempat-temoat berikut ini terhindar amukan letusan Gunung Semeru:

  1. Pura Giri Semeru Agung

Masyarakat banyak yang bertanya kenapa Pura Giri Semeru Agung dan tempat suci lainya tidak terdampak oleh vulkanik  dan erupsi Gunung Semeru, padahal tempatnya sangat berdekatan.

Apakah Kebetulan atau Keajaban ?

Pura Mandhara Giri Semeru berada di Senduro Lumajang , Pura ini jaraknya  hanya 18 KM, tetapi pura ini tidak terdampak letusan Gunung Semeru,

Hanya terdamak abu Semeru  saja, mungkin memang para pendiri Pura Giri Semeru sat akan membangun Pura Giri Semeru sangat memperhatikan  daerah-daerah yang memang berdasarkan asta kosala kosali nya.

Baca Juga: Jangan Bangga! Timbul Tanda Ini di Kepala Menandakan Kiamat Tinggal Sejengkal Kata Gus Baha

Yaitu  pemilihan tempatnya aman agar tidak terdampak letusan Gunung Semeru.

Perlu diketahui asta kosala kosali adalah pengetahuan arsitektur tradisional Bali, termasuk di dalam cara menentukan tempat agar terhidar dari marabahaya.

Padahal jika dibandingkan dengan  daerah Candipuro yang terparah terkena dampak vilkanik, jarak Pura Mandara Giri lebih dekat yaitu  2 Km dari puncak Gunung Semeru.

Kenyataanya Pura itu tetap aman tidak rusak sedikitpun, hanya abu saja yang singgah di dinding-dinding pura.  

Menurut pemanngku Pura tersebut bahwa Pura Mandhara Giri Semeru sebagai Pura tertua di nusantara dan menjadi kiblat dari umat hindu untuk melakukan upacara ke agamaan.

” Di Bali sebesar pelaksanaan Yadnya Ekadasa Rudra pelaksanaannya dilaksanakan 100 tahun sekali tidak akan bisa terlaksana tanpa mendapatkan Tirta dari Semeru,”Kata Sarjo Amo Suryokusumo Pemangku Pura Tersebut.

  1. 6 Mata Air Suci

6 sumber mata air suci di Lumajang, dimulai dari kisah patung Arcopodo, dimana di bawah patung Arcopodo terdapat sumber air, dipercaya bahwa sumber mata air itu adalah sumber dan asal mulai kehidupan.

Sumber air suci Arcopodo merupakan sumber mata air pertama karena letaknya paling tinggi, kemudian Ranukumbolo, Danau Ranupani, Sumber Ranu Regulo, Watu Klosod dan terakhir di Selokambang.

Keenam daripada objek atau  sumber  mata air tersebut, tak satupun tidak ada yang berdampak oleh erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada, 4 Desember 2021 lalu.

Dari sumber mata air Arcapodo melalui bawah tanah, air mengalir ke Ranukumbolo, tempatnya berupa danau dan mata air suci yang dianggap suci oleh pemeluk agama Hindu.

Baca Juga: KABAR GEMBIRA! 10 Weton ini Akan Dapat Uang Kaget Dari Empat Penjuru Mata Angin Menurut Primbon Jawa

Tempat ini yaitu Ranukumbolo  merupakan tempat  untuk mengambil air atau tirta saat akan melakukan upacara keagamaan umat Hindu.

Tempat ini terhindar bencana  padahal jaraknya dari Puncak Mahameru ke Ranu Kumbolo hanya 6 km, walaupun ada bukit yang menghalanginya, itu bukan hambatan yang berarti, jika Tuhan menginginkan tempat itu terkena letusan Gunung Semeru.

Mata air yang ketiga Ranupani juga tidak terdampak letusan Gunung Sememu, padahal jaraknya  hanya 4 Km dari Ranu Kumbolo atau 10 KM dari Puncak Gunung Semer, tempat ini tetap asri dan aman dari letusan lahar panas Semeru.

Dua daerah ini sangat terkenal sebab menjadi objek yang sangat menarik para pendaki Gunung Semeru, tempat untuk beristirahat, mereka biasanya mendirikan tenda sebelum melakukan pendakian ke puncak Semeru .

Mata air ke empat Ranu Regulo, lokasinya berdekatan dengan Ranu Pani hanya 400 m, tempat ini  juga tidak rusak saat Gunung Semeru meletus.

Mata air Kelima daerah Watu Klosod, untuk menuju Watu Kosod harus melewati paras- paras bebatuan akibat letusan  Gunung Semeru terdahulu.

Disebut Watu Klosod disebabkan untuk mencapai tempat itu orang harus duduk menuruni batu yang disebut plosostan .

Watu Klosod, dulunya terbentuk oleh letusan Semeru itu sendiri,namun anehnya, pada letusan  4 Desember 2022, tempat ini tidak terkena imbas dari bencana Semeru.

Semestinya aliran lahar yang sudah tersembur  bisa mengikuti tempat jalan lahar terdahulu, tetapi letusan tahun 2021  tidak mengikuti letusan lama.  

Fakta kedua yang membuat aneh, jarak Watu Klosod dengan puncak semeru hanya 7 km, sedangkan jarak Puncak Semeru dengan daerah terparah yang terkena bencana, yaitu Kecamatan Candi Puro jaraknya sangat jauh, yaitu 20 KM.

Baca Juga: Tanda Dosa Diampuni dan Akan Masuk Surga Jika Hewan ini Datang Berkunjung Kata Syekh Ali Jaber

Ini keajaban atau kebetulan hanya Tuhan yang tahu.

Sama dengan ke lima sumber mata air di atas, umat Hindu selalu mengambil tirta /air yang akan digunakan untuk ritual-ritual  besar yang ada di Pulau Bali.

Ritual di Bali tidak akan sempurna jika tidak menggunakan aliran air suci dari Watu Klosod.

  1. Rumah Pak Roh, Warung Serta Masjid

Kecamatan Candipuro Lumajang, wilayah yang paling parah terdampak erupsi Gunung Semeru.

Material vulkanik telah meluluh lantahkan rumah-rumah yang berada di kecamatan Candipuro, terutama Dusun Renteng, Desa Sumber Wuluh, namun ada satu rumah, warung  serta bangunan Masjid terhindar letusan Gunung Semeru.

Rumah yang viral itu, masih tegak berdiri dan pemiliknya Pak Roh atau Pak Rohman, Dusun Renteng, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candi Puro, Lumajang.

Kondisi bangunan serta isinya masih utuh dan kolam ikan tidak dipenuhi abu, padahal rumah di sekitarnya sangat parah, hancur  tertimpa abu bahkan terkubur abu vulkanik.

Baca Juga: Benda Ini Muncul Di Dalam Mimpi Pertanda Dosa Belum Diampuni, Syekh Ali Jaber: Bertaubatlah!

Penghuni rumah saat kejadian berada di dalam rumah, namun merekapun juga tidak terkena dampak awan panas, atau material vulkanik lainnya.

Warga setempat heboh dengan keberadaan rumah tersebut, mereka menguploadnya di media sosial.

Konon rumah tersebut menurut pemilik rumah  dan warga sekitarnya, selalu digunakan untuk pengajian anak-anak setiap sore dan malam hari.

Ini juga merupakan keajaiban atau kebetulan?

Faktanya rumah itu tetap berdiri kokoh, hanya abu vulkanik yang berada di atas genting.

Begitupun sebuah warung juga lolos dari amukan lahar dan abu Vulkanik.

Setelah ditelusuri warung itu dipasang foto-foto para Alim Ulama, yaitu Wali Songo.

 Faktanya warung itu masih berdiri tegak, tidak ada genting yang pecah, kaca yang hancur.

Bangunan lain yang luput dari awan panas Semeru adalah masjid.

Masjid yang terletak di kecamatan Candi Puro itu hanya atap dan dinding  saja yang tertempel abu, semua aman dan tetap kokoh berdiri, padahal bangunan lain, hancur dan terkubur abu vulkanik.

Demikianlah tempat- tempat yang terhindar atau tidak terdampak letusan Gunung Semeru.

Hikmah dari itu semua, bahwa bangunan atau tempat yang aman dan masih utuh akibat bencana Gunung Semeru adalah tempat ibadah.

Baca Juga: Anak Hasil Zina Ternyata Seperti ini Di Hadapan Allah SWT Ungkap Buya Yahya

Dengan meletusnya Gunung Semeru  memang seyogyanya dalam kondisi apapun, baik itu kita sedang susah maupun senang, kita seharusnya mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Sebab Tuhan adalah penguasa  dan pemilik alam raya ini. Semoga Bermanfaat.***

Editor: Jaka Prasojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah