Sabdo Palon : Ceritakanlah selengkapnya kisanak, supaya aku tahu duduk permasalahannya.
Syekh Subakir : Baiklah. "Pada suatu malam Baginda Sultan Muhammad bermimpi menerima Ilham, uwistik dari yang akaryo Jagat Gusti Allah Dzat yang Maha Suci lagi Maha Luhur. Diperintahkan untuk mengutus beberapa orang alim ke tanah Jawa ini, yang dimaksud orang alim ini adalah sebangsa Pendeta, Brahmana dan resi di tanah Hindu, yang pada bahasa kami disebut Ulama.
Sabdo Palon : Jadi dengan Diko ini termasuk ulama itu ya ?
Syekh Subakir : Ya, saya salahsatu dari utusan yang dikirim Baginda Sultan. Adapun tujuan kami dikirim ke mari adalah untuk menyebarkan ajaran suci atau agama Suci yaitu Islam.
Sabdo Palon : Bukankah kisanak tahu bahwa di tanah Jawa ini sudah ada agama yang berkembang yaitu Hindu dan Buddha yang berasal dari tanah Hindu. "Buat apalagi kisanak menambah dengan agama yang baru lagi ?
Syekh Subakir : Biarkan Kawulah dasi atau rakyat yang memilih keyakinannya sendiri. Bukankah kisanak sendiri sebagai Danyang tanah Jawa lebih paham bahwa sebelum agama Hindu dan Buddha masuk ke Jawa ini di sini pun sudah ada kapitayan atau kepercayaan ?. kapitayan atau ajaran asli tanah Jawa yang berupa ajaran Budi ?
Sabdo Palon : Ya, "rupanya kisanak sudah menyelidiki Kawulah jowo disini. Memang di sini sejak zaman sebelum ada agama Hindu dan Budha sudah ada kapitayan asli. Kapitayan adalah kepercayaan yang hidup dan berkembang pada anak cucu di nusantara ini.
Syekh Subakir : Jika berkenan, tolong ceritakan bagaimana kapitayan yang ada di tanah Jawa ini.
Sabdo Palon : Secara ringkas kepercayaan Jawa begini, manusia Jawa sejak dari zaman para leluhur dahulu kala meyakini ada sang Maha Kuasa yang bersifat tidak bisa digambarkan bagaimana keadaannya. Dialah pencipta segala-galanya. Jagat besar dan jagat kecil alam semesta dan alam manusia.