Buya Yahya Tanggapi Hukum Perhitungan Pernikahan Menggunakan Weton dalam Islam, Simak dan Pahami Baik-Baik

- 21 Januari 2022, 08:32 WIB
Buya Yahya
Buya Yahya /Tangkapan layar YouTube/Al Bahjah TV.

PORTAL SULUT - Ulama besar Buya Yahya menanggapi persoalan pernikahan yang masih menggunakan perhitungan weton dalam tradisi Jawa.

Dimana diketahui bersama, pernikahan merupakan hari yang sakral dan banyak orang yang menginginkan menikah di hari yang baik.

Tapi dalam sebagian masyarakat Jawa masih sangat kental akan kepercayaan terhadap Primbon Jawa dan perhitungan weton dalam soal perjodohan, khususnya pernikahan.

Baca Juga: Buya Yahya: Jangan Tanyakan Aib dari Pasangan, Itu Urusanhya dengan Allah

Begini tanggapan Buya Yahya saat salah satu pendengarnya mempertanyakan hukum perhitungan weton dalam Islam.

"Buya insyaallah tahun depan saya akan menikah, saya ingin menanyakan Buya, orang tua saya ketika hendak melaksanakan suatu acara itu masih menganut hitungan weton kalau di jawa, kalau begini bagaimana saya harus bersikap pada pandangan orang tua yang masih menghitung weton?," tanya salah seorang.

Buya Yahya pun menjawab dalam kanal Youtube Al-Bahjah TV yang tayang, 14 Juli 2021 tentang hukum perhitungan weton pernikahan di dalam Islam.

Baca Juga: Kamu Harus Tahu! Ternyata Inilah Hal yang Membuat Manusia Selamat di Akhirat Kelak Menurut Buya Yahya

"Menghitung hari, tujuan yang diperkenankan adalah mencari tujuan yang sama antara keluarga dan keluarga," jawab Buya Yahya dikutip Portalsulut.pikiran-rakyat.com dari kanal Youtube Al-Bahjah TV, 21 Januari 2022.

"Misalnya hari senin sibuk, selasa gabisa, oh hari ahad sama-sama libur, nah itu boleh kalau menghitung begitu," lanjut Buya.

"Tapi kalau menghitung saya lahir rebo legi nggak boleh menikah dengan yang lahirnya selasa kliwon, itu nggak ketemu jodohnya, ya bukan begitu dan itu tidak dibenarkan," jelas Buya Yahya.

Baca Juga: Buya Yahya: Tak Perlu Takut, Inilah Bacaan Agar Terhindar dari Sihir, Santet, Gangguan Jin dan Setan

Buya Yahya pun menjelaskan jika shalat istikharah dilakukan, cocok dan bismillah.

Weton dalam hari jawa sebenarnya tidak ada masalah, tapi jangan dipakai untuk hitung-hitungan lalu percaya akan hal itu, tidak boleh.

"Hari pasaran dalam jawa itu ada lima, pahing, legi, pon, wage, kliwon, itu memang ada hari-harinya, tapi bukan untuk menghitung hal-hal yang begitu,".

"Anda tidak perlu mempercayai hal tersebut, jika sudah sholat istikharah, dan calonnya benar sudah selesai," jelas Buya.

Lalu Buya Yahya menjelaskan bagaimana kita menyikapi orang tua yang masih percaya dengan hal tersebut.

Baca Juga: Tidur Setelah Shalat Subuh Tidak Haram Tapi Bikin Seret Rezeki, Ceramah Buya Yahya

"Kita perlahan mengalihkan, tidak perlu mencaci maki, sebab diantaranya orang sering lupa istikhoroh dan lebih senang dengan hitung-hitungan," ungkap Buya Yahya.

"Bukankah petunjuk dari Nabi SAW, kalau engkau ingin memilih waktu yang tepat, tempat yang tepat, orang yang tepat dengan istikharah," jelasnya.
Menurut Buya kita juga tidak perlu mencaci orang yang mempercayai hal tersebut, karena hal ini sudah dilakukan masyarakat sejak lama dan untuk merubahnya secara halus.

Maka pesan dari Buya Yahya sebagai anak harus bersikap pelan dan menasehati dengan cara yang halus.

Baca Juga: Mandi Junub Kok Mendatangkan Siksa? Ini Penjelasan Buya Yahya, Wanita Wajib Tahu

Dan kita juga tidak perlu mempercayai atau meyakini hal itu.


"Karena semua hari adalah baik, selagi di hari itu diridhai oleh Allah swt, apalagi menikah."

"Tak perlu ragu masalah hari, yang penting bismillah," tandas Buya Yahya.***

Editor: Muhamad Zakir Mokoginta

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x