Baca Juga: Enak Sekali Tapi Menderita Seumur Hidup, Inilah Efek Dari Pesugihan Tali Pocong Perawan
Atau setiap tanggal 12, Bulan Suro menjadi waktu yang ramai dikunjungi oleh para pelaku pesugihan.
Kedua hari ini dipilih untuk ritual pesugihan karena pada hari tersebut tepat memperingati wafatnya Eyang Juga dan Eyang Sujo.
Kedua sosok tersebut merupakan pembantu Pangeran Diponegoro. Konon dikatakan kedua hari inilah yang dapat menjadi hari keluarnya khodam pesugihan di Gunung Kawi.
Sebelum tapabrata berziarah tersebut diwajibkan terlebih dahulu melakukan mandi suci yang dipimpin langsung oleh juru kunci.
Ketika melaksanakan ritual ini, berziarah harus melakukan kontrak mati atau semacam perjanjian dengan penguasa gaib Gunung Kawi.
Mereka harus bersedia memberikan tumbal nyawa pada seng penguasa setiap tahun untuk melanggengkan kekayaannya.
Daun yang dirindukan selepas mandi pelaku pesugihan ini harus bersila diatas selembar daun pisang.
Baca Juga: Kenali 3 Ciri-ciri Uang yang Jadi Tumbal Pesugihan, Jika Menemukan di Jalan Sebaiknya Waspada!
Ia tidak boleh makan, minum dan tidur selama tiga hari. Mereka juga tidak diperbolehkan buang air besar dan air kecil kecuali mengeluarkannya diatas daun pisang yang didudukinya.