Namun menurut kepercayaan orang batak, ia memiliki satu pantangan.
Setiap perang ia nggak boleh terkena darah.
Pada tanggal 12, Juni 1907 Lagi-lagi peperangan terjadi dan pasukan Belanda mengambil strategi licik dan menyergap ibu istri pertama dari salah satu anak Sisingamangaraja.
Pasukan Sisingamangaraja pun terkepung pasukan Belanda yang berjumlah banyak dengan persenjataan yang lengkap.
Pada waktu pertempuran sedang berlangsung salah satu anak perempuan Sisingamangaraja ke 12 terkena tembakan, mayatnya berlumuran darah.
Dan mengucur mengenai tubuh Sisingamangaraja ke 12 saat akan memindahkannya ke tempat yang lain.
Dan disiti kekebalan nya mulai menghilang dan tanggal 17 Januari 1907 Sisingamangaraja 12 pun gugur terkena tembakan.***