Sebelum Ramalan Jayabaya, Ternyata Gunung ini Penyebab Daratan Jawa Terbelah, Benarkah?

- 17 Desember 2021, 12:37 WIB
Ramalan Jayabaya/ Tangkap Layar YouTube JOIN Media
Ramalan Jayabaya/ Tangkap Layar YouTube JOIN Media /

PORTAL SULUT -Dalam Ramalan Jayabaya disebutkan Bahwa pulau Jawa akan Terbelah saat Gunung Semeru, Slamet, dan Merapi Meletus.

Namun Sebelum ramalan Itu dibuat, ternyata ada gunung yang dulunya meletus hingga membelah bagian barat pulau Jawa.

Bumi Pertiwi ini khususnya pulau Jawa pada masa lampau, memiliki sejarah yang sangat panjang.

Baca Juga: Ramalan Jayabaya Tahun 2022 Bakal Terjadi, Pulau Jawa Akan Terbelah, Ini Penjelasan Ahli Geologi

Jauh sebelum era modern, Jawa yang saat ini membentang luas, terpisah dengan pulau Sumatera.

konon sebelumnya Jawa dan Sumatera menjadi satu bagian didalam daratan Jawa.

Namun setelah terjadi sebuah letusan yang sangat hebat pada sebuah gunung mengakibatkan terbelahnya pulau Jawa menjadi beberapa bagian.

Gunung itu yaitu Krakatau purba. Meletusnya gunung Krakatau yang memicu tsunami besar pada 1883 dan menelan puluhan ribu korban jiwa.

Ternyata bukan peristiwa erupsi terbesar gunung yang tertanam di Selat Sunda ini.

Jauh sebelumnya Gunung Krakatau purba pernah meledak sangat hebat.

Efeknya konon sampai membelah pulau Jawa dan melahirkan Pulau Sumatera dalam naskah Jawa kuno bertajuk pustaka Raja Parwa, diperkirakan ditulis pada awal abad ke-5 masehi.

Di dalam naskah tersebut tertulis ada suara guntur yang menggelegar, berasal dari gunung batuwara, ada pula goncangan bumi yang menakutkan, kegelapan total, petir dan kilat.

Kemudian datang badai angin dan hujan yang mengerikan, selain itu seluruh badai menggelapkan seluruh dunia.

Sebuah banjir besar datang dari gunung batuwara dan mengalir ke timur menuju gunung kamula.

Ketika air menenggelamkannya, pulau Jawa terpisah menjadi dua dan menciptakan Pulau Sumatera.

Demikian catatan yang tertulis dalam naskah itu.

Baca Juga: Indigo Ramal ada Tumpukan Emas di Letusan Gunung Semeru, Begini Penjelasan Pakar Geofisika

Berend George Escher seorang ahli geologi Belanda mengatakan gunung batuwara yang disebut dalam naskah kuno pustaka Raja Parwa adalah gunung Krakatau purba.

guru besar universitas Leiden yang wafat pada 11 oktober 1967 ini memang kerap meneliti gunung-gunung api di nusantara.

Dampak letusan Dahsyat Gunung Krakatau purba dirasakan hingga ke berbagai penjuru dunia.

Bahkan disimpulkan oleh David keys dalam risetnya yang bertajuk, catastrophe an Investigation Into the origins of the modern World di tahun 2004.

Peristiwa vulkanik di Asia Tenggara itu terkait dengan bencana alam yang menyebabkan perubahan besar di Eropa selama abad ke-6 dan ke-7 masehi.

Tinggi gunung Krakatau purba lebih dari 2000 meter di atas permukaan laut, dan memiliki lingkaran pantai mencapai 11 KM.

Letusan pada abad ke-5 itu berlangsung sekitar 10 hari, dan memuntahkan material erupsi mencapai satu juta ton per detik.

Itu dia kisah awal mulannya pulau Jawa dan sumatera terpisah, yang Portalsulut.com rangkum dari kanal Youtube Jejak Prasejarah.
Namun ada pendapat lain mengenai hal itu, di kutip dari laman esdm.go.id dalam artikel yang berjudul Dinamika Geologi Selat Sunda.

Hal ini berkaitan dengan dengan aktivitas tektonik maupun vulkanik di dasar laut.

Pendapat dikemukakan oleh Hall (1997), yang menyebutkan bahwa hubungan Jawa dan Sumatra menjadi satu sebelum Miosen Atas.
Sehingga pemisahan kedua pulau diakibatkan terjadinya penyobekan.

Oleh karena itu sesar ini besifat bukaan yang didasarkan hasil interpretasi kelurusan.

Pusat gempa bumi dan kelurusan beberapa gunung berapi.

Menurut Huchon dan Le Pichon (1991), pembukaan Selat Sunda disebabkan oleh pergerakan ke barat laut, blok Sumatera barat daya sepanjang sesar Sumatra Tengah.***

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah