Baca Juga: Disetubuhi Makhluk Halus! PSK Ini Mengaku DItiduri Jenglot Untuk Menarik Pelanggan di Dunia Malam
Berbeda dengan Yanto, ia rela mengorbankan sisa umurnya untuk melakukan pesugihan demi mendapatkan kekayaan.
Mereka bedua akhirnya kembali ke rumah masing-masing dengan Muklis yang tidak mendapatkan hasil apa-apa, sedangkan Yanto dengan perasaan yang gembira.
Beberapa hari kemudian terjadi perubahan yang sangat signifikan dalam kehidupan Yanto. Ia mengalami peningkatan yang sangat pesat dalam usaha kopinya.
Dalam jangka 1 tahun Yanto bisa membeli tanah, mendirikan rumah, membeli kebun dan bahkan menikah beberapa kali.
Yanto bercerita kepada Muklis bahwa setiap Jumat Kliwon ia sowan ke juru kunci untuk meminta petuah dan saran-saran.
Muklis masih penasaran dengan jenis tumbal pesugihan yang dilakukan Yanto. hingga pada suatu kesempatan Muklis kembali bersilaturahmi dengan juru kunci di tempat ia melakukan ritual di padepokan.
Dari pertemuan tersebut, juru kunci menjelaskan bahwa untuk mendapatkan pundi-pundi kekayaan yang seperti itu memang tidak murah, harus ada tumbal sebagai imbalannya.
Juru kunci menambahkan bahwa ada salah satu lokasi di daerah pekalongan itu ada istana yang dilingkari oleh orang-orang yang sudah menyerahkan usianya sebagai tumbal pesugihan.
Konon katanya orang-orang yang melingkar di istana itu sebagai pagar dengan kondisi seperti ditusuk sate