Tak Perlu Jadi Rara Istiati Wulandari, Inilah 3 Cara Unik Menangkal Hujan Menurut Jawa dan Sunda

21 Maret 2022, 05:57 WIB
Mbak Rara, /Tangkapan layar MotoGP

PORTAL SULUT - Baru-baru ini sedang viral dan masih jadi perbincangan hangat warganet sosok pawang hujan di gelaran MotoGP Mandalika tahun 2022.

Dia adalah Rara Istiati Wulandari, pawang hujan asal Bali kelahiran 22 Oktober 1983.

Ternyata pawang hujan sudah dipercaya sejak dahulu untuk menangkal hujan di event-event besar seperti MotoGP Mandalika.

Baca Juga: Jangan Bersedih Bila Tak Punya Uang, Gus Baha Bilang Pergilah ke Kuburan, Ternyata Ini Maksudnya

Namun, tidak melulu harus dengan pawang hujan, ternyata ada dengan cara-cara unik untuk menangkal hujan tanpa pawang yang telah dipercaya sejak dahulu dan masih digunakan hingga sekarang.

Sebenarnya dalam primbon Jawa juga membahas cara-cara menangkal hujan tanpa pawang ini.

Cara ini kerap digunakan bila musim penghujan tiba, yang berpotensi mengganggu beberapa acara yang sudah direncanakan sebelumnya.

Sebenarnya hujan adalah rezeki dari Tuhan yang membuat tanah subur. Namun, apabila turun disaat yang tidak tepat tentunya akan terasa sebagai sesuatu yang belum diinginkan.

Pada beberapa kasus, orang-orang yang sudah memiliki rencana khususnya acara dengan konsep outdoor, mereka akan menyewa jasa pawang hujan demi kelancaran acara tersebut.

Tetapi, tahukah anda ternyata ada cara yang dapat digunakan untuk menangkal hujan tanpa bantuan pawang?

Lantas, bagaimanakah cara yang dimaksud tersebut?

Dilansir Portalsulut.com dari kanal YouTube Dewi Sundari, Senin 21 Maret 2022. Berikut ini adalah cara-cara yang digunakan masyarakat Jawa dan Sunda guna menangkal datangnya hujan tanpa pawang, berikut penjelasannya.

1. Membalik sapu lidi keatas

Membalik sapu lidi dipercaya sejak zaman dahulu sebagai cara untuk menangkal hujan.

Caranya, pada saat hujan akan turun, sapu lidi ditempatkan dengan arah terbalik menghadap ke langit.

Sapu lidi yang dimaksud adalah sapu yang dibuat menggunakan tulang dari daun kelapa dan diikat tanpa gagang.

Dan juga, diusahakan sebisa mungkin sapu tersebut tidak boleh jatuh ke tanah.

2. Mengambil batu kerikil di saat perjalanan

Dibahas dalam kitab primbon Jawa, apabila seseorang sedang berada di perjalanan dan melihat awan hitam menyelimuti langit, itu merupakan tanda akan turun hujan dalam waktu dekat.

Biasanya, dalam tradisi orang Jawa atau Sunda, mereka akan mengambil beberapa batu yang berukuran kecil sambil membacakan doa.

“Ojo pati-pati tibo udane, yen durung tibo kerikile kang dak cekel iki,” Jelas Dewi Sundari menirukan doa.

Arti dari mantra tersebut adalah, jangan tiba hujannya sampai saya membuang kerikil ini.

Dipercaya dengan cara ini hujan tidak akan turun dan biasanya hujan turun setelah kita sampai di tempat tujuan.

3. Melempar celana dalam ke atas atap

Cara ini masih merupakan tradisi yang paling populer dan masih dipercaya masyarakat hingga saat ini.

Baca Juga: Barcelona Menggila! Bantai Real Madrid 4-0 di Santiago Bernabeu Tanpa Perlawanan

Hampir seluruh wilayah di Indonesia, mempercayai bahwa mencegah turunnya hujan hanya dengan melempar celana dalam ke atas atap rumah sebelum hujan turun.

Cara ini memang banyak dipercaya dan dilakukan, umum saat akan menggelar pesta pernikahan.

Bahkan yang diminta untuk melakukan cara ini adalah sang mempelai wanita, dipercaya dengan melempar celana dalam mempelai wanita, hujan tidak akan turun.

Itulah cara menangkal hujan tanpa bantuan pawang, cara tersebut boleh dipercaya, boleh juga tidak, semua tergantung dengan pribadi masing-masing orang.***

Editor: Muhamad Zakir Mokoginta

Tags

Terkini

Terpopuler