5 Tradisi Unik di Indonesia di Masa Kehamilan, Nomor 2 Gunakan Darah

28 Februari 2022, 07:55 WIB
Ilustrasi tradisi unik saat hamil /Pixabay/IgorTsarev

PORTAL SULUT - Ada 5 Tradisi unik di Indonesia saat masa kehamilan.

Kehamilan adalah momen yang paling ditunggu-tunggu bagi semua pasangan suami istri.

Bahkan kehadiran anggota keluarga baru ini dirayakan dalam beberapa tradisi kehamilan menurut beberapa budaya di Indonesia.

Apalagi jika Anda yang merupakan pengantin baru yang sudah mengharapkan kehadiran Si Kecil di tengah keluarga.

Baca Juga: Tak Ada di Negara Lain, Berikut Kebiasaan Unik yang Hanya Dimiliki Orang Indonesia, Nomor 2 Paling Langka

Ini lah beberapa tradisi kehamilan yang dilakukan dan dirayakan oleh orang-orang di Indonesia.

1. Tradisi Tingkeban

Tingkeban adalah salah satu tradisi daur kehidupan manusia dalam selametan kehamilan anak pertama yang menginjak usia kandungan tujuh bulan.

Tradisi ini dilakukan dengan tujuan mendoakan bayi yang dikandung agar terlahir dengan normal, lancar, dan dijauhkan dari berbagai kekurangan dan berbagai bahaya. Dan tradisi ini biasanya dilakukan oleh suku Jawa.

2. Tradisi Mimbit Arep

Mimbit Arep adalah istilah yang digunakan dalam budaya Dayak Ngaju untuk menyebutkan peristiwa kehamilan seorang wanita yang sedang mengandung anaknya.

Secara harfiah, Mimbit Arep berarti Membawa Diri, dalam artiannya membawa diri saja dalam berjalan atau bekerja.

Timbulnya istilah ini disebabkan karena menurut kepercayaan dan adat istiadat orang dayak dari zaman dahulu, jika wanita yang sedang hamil itu tidak boleh bekerja berat sebagaimana layaknya wanita yang sedang dalam keadaan normal atau tidak hamil.

Baca Juga: Menikah Dengan Pohon Pisang? Inilah Ritual Pernikahan Teraneh dan Unik di Dunia, yang Terakhir Bikin Muntah!

Kegiatan ini dimulai dengan Ngehet Kahang Badak yang biasanya dilakukan pada usia kehamilan 3 bulan dengan mengikat palis pangereng pada pinggang ibu hamil.

Tujuannya untuk mempertahankan tubuh ibu agar tidak melahirkan bayi prematur. Selanjutnya Manyaki Tihi yaitu memoles ibu hamil dengan darah ayam atau babi diiringi doa khusus pada kehamilan 5 bulan. Lalu ada Manggantung Sahur Kehamilan yang dilakukan pada usia kehamilan 6-7 bulan agar ibu dapat melahirkan anak dengan selamat tanpa hambatan apapun, terutama yang menyebabkan kematian.

3. Tradisi Mapanre To-Mangideng

Upacara Mapanre To-Mangideng merupakan tradisi kehamilan dari suku Bugis. Mapanre To-Mangideng ini memiliki arti menyuapi ibu hamil dengan makanan sehat termasuk makanan yang disukai oleh sang ibu. Tradisi ini dilakukan pada usia kehamilan 1 bulan dan dilakukan dengan berbagai macam acara.

Tujuan dari upacara ini sendiri adalah untuk menyenangkan ibu hamil selama masa kehamilan serta mencegah ibu mengidam sesuatu yang sulit atau tidak menyehatkan. Selain itu, ibu hamil juga akan diberikan pantangan untuk makan makanan dan perbuatan tertentu. Pantangan ini juga berlaku bagi calon ayah.

Baca Juga: VIRAL! Link Download TikTok 18 Plus Mod Apk Sedang Dicari Banyak Orang, Ini Sebabnya!

4. Tradisi Mangirdak

Tradisi ini adalah serangkaian upacara adat pada Suku Batak Toba terhadap calon ibu yang usia kehamilannya sudah mencapai tujuh bulan.

Mangirdak jika diartikan dengan Bahasa Indonesia berarti memberikan semangat kepada wanita yang menikah yang hendak melahirkan.

Sebagai contoh, seorang laki-laiki bermarga Naibaho menikah dengan seorang perempuan boru Manihuruk (boru juga adalah marga untuk penyebutan wanita). Maka orang tua dari istri (disebut sebagai Parboru) beserta rombongan dari keluarga marga Manihuruk mendatangi putri dan manantunya itu dengan membawa makanan dan ulos.

Tidak hanya kehamilan tujuh bulan saja, syarat Tradisi ini dilaksanakan pada kehamilan pertama wanita yang telah menikah, atau disebut juga dengan Buha Baju.

Sebagai catatan, upacara ini biasanya berlaku juga bagi pasangan yang jika salah satunya bukan berasal dari Suku Batak. Misalnya pria bermarga Naibaho menikah dengan Boru Tionghoa, atau bisa sebaliknya, lelaki dari Suku Jawa yang menikahi Boru Sitanggang.

5. Tradisi Mengirimkan Makanan

Tradisi ini mengirimkan makanan antar keluarga dalam budaya di Aceh. Tradisi ini biasanya dilakukan saat ibu memasuki usia kehamilan 5 dan 7 bulan. Awalnya, keluarga dari pihak perempuan akan mengirimkan makanan manis berupa kue-kue tradisional kepada keluarga pihak laki-laki. Kemudian keluarga dari pihak laki-laki akan mengirimkan makanan berupa lauk pauk kepada keluarga pihak perempuan.

Pada usia kehamilan 7 bulan, baru diadakan acara makan bersama antara calon orang tua, dengan keluarga dari masing-masing pihak. Tradisi ini dilakukan untuk mempererat tali silaturahmi antar keluarga dan diharapkan kehadiran calon buah hati semakin memperkuat tali kekeluargaan tersebut.

Itulah 5 tradisi kehamilan yang ada di Indonesia.

Sebenarnya masih banyak tradisi dari masing-masing daerah yang dilakukan bagi ibu hamil.

Tetapi rata-rata tujuan dari tradisi tersebut adalah doa dan harapan agar ibu dan janin yang dikandung dapat lahir dengan selamat dan sehat. ***

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler