PORTAL SULUT – Belakang media sosial kita ramai dan viral dengan sesajen Semeru yang ditendang orang asing.
Dalam soal sesajen, Gus Baha pernah bilang sesuatu yang berhubungan dengan sejarah penyebaran Islam oleh para wali.
Sehingga apa yang viral soal sesajen Semeru yang ditendang bisa mendapat titik cerah dengan penjelasan Gus Baha.
Dalam tradisi agama, ada yang disebut dengan silaturahmi. Yakni menyambungkan sesuatu yang sebelumnya tidak tersambung.
Silaturahmi ini adalah sesuatu yang menjadi ciri khas daripada para wali.
Pasalnya para wali ini senantiasa menjaga budaya setiap daerah agar tidak saling bergesekan, berbenturan, atau berkonflik.
Baca Juga: Inilah Burung Perkutut Pembawa Rezeki Menurut Primbon Jawa, Sudah Pelihara?
“Misalnya kalau orang Jawa dulu pakai sesaji di sawah katanya dimakan penunggunya … di era modern penunggunya ya kambing ayam,” tutur Gus Baha.
Demikian sebagaimana dinukil portalsulut.pikiran-rakyat.com dari Youtube Sekolah Akhirat, ‘Viral Sesajen Ditendang’, diunggah 11 Januari 2022.
Gus Baha menjelaskan, bahwa para wali tidak mengkafir-kafirkan tradisi sesajen seperti itu.
Baca Juga: Primbon Jawa Sebut Sederet Tanggal Lahir Menang Banyak di Tahun 2022, Ini Maksudnya
Justru tradisi sesajen dimodifikasi dengan mengubahnya menjadi sedekah ke tetangga tetangga.
“Jadi kultur itu gak dilawan tetapi cukup diubah, jadi memberi ke demit, diubah sedekah ke tetangga,” ujar Gus Baha dengan lembut.
Baca Juga: Layaknya Bangsawan, 5 Weton Ini Istimewa Rezekinya Tiada Tanding Kata Primbon Jawa
Dalam ceramah Gus Baha, ia mengamini bahwa kebenaran harus diganti dengan sesuatu yang tidak ekstrim.
Nah dalam kasus sesajen Semeru ditendang oleh seseorang asing yang beredar di media sosial, barangkali penjelasan Gus Baha bisa memberi pengetahuan sebagai pembanding.
Baca Juga: Soal Hari Kiamat Kapan Akan Terjadi, Ternyata Bukan Nabi Muhammad, Tapi Nabi Inilah yang Paling Tahu
Meskipun demikian, kebenaran hanya milik Tuhan Yang Maha Kuasa. Segala hal selalu disandarkan kepadaNya.***