Misteri Jalur Gaib Mahameru! Kisah Menyeramkan Pendakian Gunung Semeru, Hingga Legenda dan Sejarahnya

24 Desember 2021, 09:58 WIB
Legenda dan Sejarah Mahameru/Foto: Tangkap Layar YouTube Daftar Populer /

PORTAL SULUT - Baru-baru ini terjadi erupsi Gunung Semeru, pada Sabtu 4 Desember 2021 sore, yang menelan cukup banyak korban.

Letusan Gunung Semeru yang sangat dahsyat ini, masih menyisahkan kisah dan perjuangan masyarakat untuk bangkit.

Setelah terjadinya bencana hingga kini pun kondisi warga sekitarnya masih terus berstatus siaga.

Baca Juga: STOP! Jangan Mendekat, Weton-weton Ini Dikawal Malaikat Maut, Punya Karakter Berbahaya

Dilansir kanal YouTube Daftar Populer Kamis 23 Desember. Misteri Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa puncak gunung ini, disebut Mahameru yang mencapai  3676 meter dan menjadi salah satu gunung yang paling dikeramatkan oleh masyarakat.

Menurut masyarakat Jawa asal-usul nama Mahameru ini berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu Meru Agung. Meru berarti pusat dari alam semesta, sedangkan Agung berarti sangat besar atau bisa juga diartikan Maha.

Dari sinilah kemudian puncak gunung Semeru diberi nama Mahameru, sedangkan Semeru berarti pusat semua gunung.

Salah satu mitos yang dipercaya masyarakat Jawa yang tertuang dalam Kitab kuno tantu pagelaran dari abad ke-15, dahulu kala pulau Jawa mengambang di lautan luas senantiasa berguncang dan terombang-ambing, hingga akhirnya Batara guru Sang Penguasa tunggal memerintahkan para dewa dan raksasa itu memindahkan Gunung Mahameru di India, sebagai pemberat agar Pulau Jawa tidak terombang-ambing lagi.

Dewa dan raksasa pun langsung melaksanakan perintah dari sang Batara guru, dalam agama Hindu ada kepercayaan tentang Gunung Meru.

Gunung Meru dianggap sebagai rumah tempat bersemayam dewa-dewa dan yang menghubungkan bumi serta Kayangan, hingga kini masih banyak masyarakat Jawa dan Bali yang menganggap gunung sebagai tempat kediaman Dewata hiang dan makhluk halus.

Gunung Mahameru dipercayai sebagai Bapak Gunung Agung di Bali, dan dihormati oleh masyarakat Bali upacara sesaji kepada para dewa-dewa Gunung Mahameru dilakukan oleh orang Bali, setiap delapan hingga 12 tahun sekali. Hanya pada waktu orang menerima suara gaib dari dewa Gunung Mahameru.

Namun letusan gunung Semeru baru-baru ini seakan menjawab misteri ramalan Jawa kuno, yang dikenal dengan ramalan dari Prabu Joyoboyo atau ramalan Jayabaya.

Salah satu kisah dalam ramalan Jayabaya mengupas tentang perjanjian yang konon katanya berimbas pada meletusnya Gunung Semeru.

Saat ini perjanjian yang dibuat oleh Syekh Subakir dan Sabdo Palon atau dikenal dengan nama Semar, awal kisah dimulai dari kedatangan Syekh Subakir yang berasal dari Kesultanan Turki, yang ketika itu bertugas menyebarkan agama Islam kepada Sabdo Palon atau Semar yang saat itu ditugaskan sebagai penjaga tanah Jawa.

Syekh  Subakir pun meminta diberi kesempatan untuk menyebarkan ajaran agama Islam,permintaan itu memicu Peperangan antara Syekh Subakir dan Semar bersama pasukan Jin, karena Syekh Subakir berniat untuk membersihkan berbagai ritual persembahan dengan berbagai tumbal.

Adu kesaktian itu pun berlangsung selama empat puluh hari siang dan malam, seluruh tanah Jawa bergejolak Semar dan pasukannya dari golongan jin tidak nyaman, dan merasakan kepanasan teramat sangat.

Hingga akhirnya Semar atau Sabdo Palon menawarkan gencatan senjata dengan Beberapa syarat, agar pertarungan dihentikan karena mulai kewalahan melawan seorang Syekh Subakir.

Syarat itu berupa Syekh Subakir tidak boleh memaksa pengikutnya untuk masuk Islam, Begitupun sebaliknya Semar tidak akan melarang atau menyarankan pengikutnya ikut pada ajaran Syekh Subakir.

Kemudian jika ingin membuat kerajaan Islam, Syekh Subakir harus memilih ratunya berasal dari campuran Hindu dan Islam, dan yang terakhir Semar juga meminta pada Syekh Subakir tidak menjadikan orang Jawa seperti orang-orang Arab.

Ia menginginkan orang Jawa tetaplah orang Jawa, Syekh Subakir harus berhati-hati pada orang Jawa sebab jika orang Jawa hilang kepribadian dan Budi pekertinya, maka akan datang terawal membuat goro-goro.

Meletusnya Gunung Semeru ini dikaitkan dengan adanya pelanggaran terhadap perjanjian ini, namun pada bagian mana semua orang juga masih menduga-duga, dalam ramalan Jayabaya disebutkan pula bahwa jika letusan gunung Semeru bisa membuat pulau Jawa akan terbelah.

Tapi ramalan itu berhubungan dengan aktivitas vulkanik di Gunung Slamet, yang berada di lima kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Brebes, Banyumas, Purbalingga, Pemalang, dan Tegal.

Mitos ini masih diyakini warga sekitar lereng gunung Slamet hingga saat ini. Sebab Gunung Slamet berada nyaris di tengah-tengah antara Pantai Utara dan Selatan Jawa.

Cerita ini cukup berkembang di warga Banyumas dan sekitarnya, yang dikaitkan dengan ramalan Jayabaya mereka meyakini mitos yang menyebutkan pulau Jawa akan terbelah, jika Gunung Slamet meletus setelah Gunung Semeru.

Bagi yang pernah mendaki Semeru mungkin sudah pernah mendengar tentang misteri di kawasan kelik, yang merupakan lokasi untuk orang-orang yang meninggal ketika mendaki gunung Semeru.

Sehingga terdapat banyak batu nisan salah satu milik seorang aktivis mahasiswa era tahun 1960-an, Soe Hok Gie penulis Buku Catatan Seorang Demonstran dan menggambarkan, Semeru sebagai tempatnya menabungkan Kesunyian Abadi.

Soe Hok Gie pergi untuk selamanya pada tanggal 16 desember 1969 ketika mendaki gunung Semeru, ia meninggal karena menghirup asap beracun dari kawah.

Gunung Semeru menjadi tempat hembusan nafas terakhirnya. Nah, kawasan kelik menjadi salah satu tempat paling angker di Gunung Semeru. Konon ketika para pendaki melewati kawasan Kelik Terkadang ada pendaki yang mengalami kesurupan, mulai dari kesurupan roh manusia, hingga roh binatang.

Selain itu juga terdapat kawasan angker bernama kawasan Kalimati, beberapa pendaki mengaku pernah melihat sosok setan perempuan berwajah menyeramkan dan bertangan panjang, masuk ke salah satu tenda pendaki.

Tak hanya itu pantang seorang pendaki berjalan pada malam hari di kawasan ini, sebab hutan di sekeliling Kalimati terbilang cukup menyeramkan,salah satu pendaki pernah menceritakan pengalaman mistisnya saat hampir disesatkan oleh makhluk gaib di Kalimati.

Kala itu ia sedang mengambil air di Sumber Wuni, tiba-tiba ia merasakan kejadian ganjil, ia merasa sedang melihat temannya masuk makin dalam ke dalam hutan. Setelah ia mencoba mengikutinya ternyata tak ada orang sama sekali di sana.

Saat tersadar Ia pun langsung berlari kembali ke tenda, dan teman yang ia lihat tadinya di hutan ternyata sudah sampai di tenda.

Misteri Gunung Semeru lainnya adalah kisah penghuni Ranu Kumbolo Danau Indah, yang angker di kalangan pendaki.

Masyarakat sekitar percaya akan adanya seorang Dewi berpakaian kebaya kuning di ranu kumbolo, sehingga para pendaki dilarang mandi mencuci bahkan mendirikan tenda dengan jarak 10 meter dari bibir danau.

Tak hanya itu mereka juga Dilarang memancing atau menangkap ikan apapun di danau ranu kumbolo, sebab Sang Dewi itu terkadang menjelma menjadi ikan mas besar, yang bertugas menjaga Danau.

Baca Juga: Rezekinya Mengalir Seperti Air, 4 Weton Ini Bakal Dikejar Rejeki di Awal Tahun 2022

Selain itu terdapat makhluk berwujud anak kecil mengerikan, yang terkadang ditemukan pendaki disepanjang perjalanan menuju puncak. Sosok makhluk kecil ini seringkali bergelantungan di tas ransel seorang pendaki, dan membuatnya pikirannya tampak kosong dengan emosi yang labil.

Gunung Semeru memang menyimpan banyak kisah mistis, berbagai pengalaman para pendaki yang cukup menyeramkan karena merasa diganggu setan membuat banyak pendaki lainnya ketakutan.

Namun  hal itu mungkin tidak akan terjadi jika setiap pendaki melakukan persiapan yang matang, dan tidak melanggar aturan serta senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Mahakuasa.***

Editor: Muhamad Zakir Mokoginta

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler