Penanganan Banjir di Gorontalo Diusulkan Jadi Perpres

- 25 Agustus 2020, 09:25 WIB
Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menahan tangis saat mengumumkan untuk menghibahkan gajinya hingga tahun 2022 untuk penangan virus corona. Hal itu disampaikan Rusli saat memimpin Rapat Terbatas Pimpinan OPD di Aula Rumah Jabatan Gubernur, Selasa (6/4/2020).*
Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menahan tangis saat mengumumkan untuk menghibahkan gajinya hingga tahun 2022 untuk penangan virus corona. Hal itu disampaikan Rusli saat memimpin Rapat Terbatas Pimpinan OPD di Aula Rumah Jabatan Gubernur, Selasa (6/4/2020).* //HARIS/ HUMAS PEMPROV GORONTALO


PORTAL SULUT - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ kepala Badan Perencanaan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa yang memfasilitasi rapat lintas sektor, Senin 24 Agustus 2020 terkait penanganan banjir di Provinsi Gorontalo.


Gubernur Gorontalo Rusli Habibie dan kepala daerah se Gorontalo mengikuti rapat yang diikuti oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil, perwakilan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementrian Pertanian dan BMKG.

“Penanganan banjir di Gorontalo diusulkan untuk menjadi Peraturan Presiden (Perpres) supaya penanganannya lebih komprehensif. Diupayakan Perpres keluar dalam satu bulan ini sehingga Oktober-November sudah bisa jalan,” tutur Rusli usai mengikuti pertemuan seperti dikutip dari Humas.gorontaloprov.go.id


Menurut Gubernur Rusli,  penanganan banjir Gorontalo menjadi Perpres patut disyukuri. Selain dikerjakan oleh berbagai kementrian dan lembaga, Perpres juga mengatur penanganan banjir secara komprehensif mulai dari hulu hingga hilir. “Jadi siapa bekerja apa semua sudah jelas, baik itu kementrian terkait maupun pemerintah daerah. Pekerjaannya pun tidak separuh-separuh tapi semuanya mulai dari revitalisasi sungai termasuk kelanjutan pembangunan Waduk Bulango Ulu dan Bone Ulu,”tuturnya.


Dikatakannya untuk penanganan banjir di hilir, pemerintah daerah membuka opsi untuk relokasi warga di bantaran sungai di Kota Gorontalo. Pemkot bersedia menyiapkan lahan untuk pembangunan rumah susun. Berbagai kemungkinan masih dalam kajian.

Dilansir dari siaran pers Tim Komunikasi Publik Kementrian PPN/Bappenas, Suharso Monoarfa merekomendasikan program prioritas 2020-2024 untuk menangani masalah banjir di Gorontalo. Lima program kegiatan yakni penyelesaian masterplan pengendalian banjir, penataan ruang, rehabilitasi lahan, perbaikan pos hujan, dan mitigasi bencana.

Pengelolaan Banjir di Provinsi Gorontalo ini secara struktural pada tahun 2020 membutuhkan anggaran sebesar Rp94,7 miliyar, memasuki tahun 2021 anggaran nanti akan bertambah menjadi Rp126 miliyar karena cakupan kawasan yang menjadi pengendalian banjir akan lebih banyak lagi,” ungkap Menteri.

Banjir di Provinsi Gorontalo merupakan kombinasi banjir luapan sungai dan tidak efektifnya drainase lokal. Kawasan danau dan sungai kini sangat kritis karena sedimentasi. Sebanyak 57% lahan di WS Limboto-Bolango-Bone termasuk kategori kritis.

Di sisi lain, Danau Limboto mengalami pendangkalan dan pengurangan luas karena pembangunan di sekitar danau. Lebih dari 50% luas alami danau telah hilang. Untuk itu pemerintah daerah dan pemerintah pusat akan memusatkan perhatian dalam revitalisasi kawasan yang menjadi resapan air.

Halaman:

Editor: Fandri Mamonto

Sumber: Humas.gorontaloprov.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x