Koalisi Indonesia Bersatu Cari Anggota Baru, Ini Kata Pengamat

- 1 Agustus 2022, 18:33 WIB
Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). /Dok. Golkar/


PORTAL SULUT - Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN), membuka peluang dan kesempatan seluas-luasnya untuk berkoalisi dengan partai politik lain.

Menurut Pengamat Politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, keinginan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) untuk menambah anggota lagi adalah karena dianggap belum kuat atau memang mencari penengah.

“Nah kalau ada satu lagi, jadi penengah atau mungkin bisa jadi jalan keluar. Atau jangan-jangan KIB memang belum kuat, panik sehingga cari satu parpol lagi,” kata pria yang akrab disapa Hensat ini.

Baca Juga: PRMN Bertamu ke Pimpinan KPU, Bahas Konten Negatif dan Hoaks di Medsos Jelang Pemilu 2024

Sementara itu, KIB jika digabungkan ketiganya, sudah mencukupi ambang batas presidential threshold atau ambang batas capres 20% kursi DPR RI atau 25% suara nasional.

“Kalau kemudian sudah 20% masih cari lagi dan menganggap belum kuat, berarti memang tidak kuat sebetulnya. Ada kepanikan dalam KIB bahwa salah satu anggotanya akan pergi meninggalkan KIB,” ucap Hensat.

Ada tiga kemungkinan kenapa KIB ngebet mencari anggota baru. Pertama, memang untuk membuat koalisi lebih kuat. Kedua, parpol baru ini menjadi cadangan bilang salah satu anggota asli koalisi keluar.

“Dan ketiga yang menurut saya alasan terkuat adalah lem-nya justru ada, kerekatannya ada di partai ke-4, jadi menambah warna di KIB,” sebut Hensat.

Dia mencontohnya, ketiga anggota koalisi memiliki latar belakang sejarah dan konstituen berbeda. Jika elitnya bisa bersatu, belum tentu konstituennya juga begitu.

“Maka mereka butuh partai penengah agar konstituen mereka mau bahu membahu membesarkan KIB, entah itu Demokrat, PKS, mereka itu perekat dan membuat nyaman,” tandas Hensat.

Halaman:

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah