Mengenal 8 tradisi Unik di Indonesia Saat Hari Raya Idul Adha

- 6 Juli 2022, 04:54 WIB
Idul Adha
Idul Adha /twibbonize.com


PORTAL SULUT - Bangsa Indonesia memiliki dengan berbagai keanekaragaman, budayanya memiliki berbagai tradisi untuk merayakan hari raya Idul Adha.

Indonesia dikenal kaya akan tradisi dan budaya dalam setiap perayaannya yang mengandung makna mendalam dan tidak meninggalkan akarnya, termasuk pada perayaan hari raya Idul Adha.

Di beberapa wilayah Indonesia Idul Adha tidak hanya diperingati dengan menyembelih hewan qurban saja.

Baca Juga: Sering Disepelekan Hal Ini Oleh Manusia, Seluruh Doanya Tidak Dikabulkan Allah Kata Buya Yahya: Cepat Bertobat

Tetapi juga diiringi dengan tradisi yang dilakukan turun-temurun.

Dikutip Chanel YouTube Kata Babe, berikut ini beberapa tradisi saat hari raya Idul Adha yang kami rangkum dari berbagai sumber.

1. Tradisi Grebeg gunungan, dalam memperingati hari raya Idul Adha umat Islam di Yogyakarta akan menggelar tradisi Grebeg gunungan.

Ini mirip seperti tradisi yang dilakukan masyarakat Semarang, masyarakat Yogyakarta juga mengarak hasil bumi dari halaman Keraton sampai masjid gedhe Kauman.

Ada tiga gunungan yang diarak terdiri dari rangkaian sayur-mayur dan buah.

Tak hanya saat Idul Adha, di Yogyakarta tradisi ini juga digelar setiap hari besar agama Islam lainnya, misalnya saja saat idulfitri ada acara Grebeg Syawal.

2. Tradisi meugang Aceh, punya tradisi meugang saat hari raya Idul Adha yang sudah ada sejak zaman kerajaan dan masih terus dilakukan hingga sekarang .

Meugang atau mag megang adalah tradisi menyembelih kurban seperti kambing atau sapi yang dilakukan saat bulan Ramadhan Idul Adha.

Idul Fitri daging yang disembelih itu nantinya akan dibagikan secara gratis kepada masyarakat, tradisi ini digelar sebagai ungkapan syukur atas kemakmuran tanah Aceh.

Selain membagikan daging secara gratis umat Islam di Aceh juga akan mengolah daging yang ada menjadi hidangan untuk dimakan bersama keluarga.

3. Tradisi toron atau mudik menjelang Idul Adha umat Islam di Madura Jawa Timur akan melakukan tradisi toron.

Sama seperti mudik, saat idulfitri warga Madura dari perantauan akan kembali pulang ke kampung halaman masing-masing.

Sesampainya di kampung halaman masyarakat Madura akan melakukan silaturahmi ke sanak saudara maupun tetangga.

Silaturahmi adalah puncak dari perayaan tradisi turun temurun.

4. Tradisi gamelan Sekaten ada sebuah tradisi perayaan Idul Adha di Cirebon yang berasal dari Sunan gunung jati, namanya gamelan.

Sekaten tradisi ini dipercaya merupakan salah satu cara Sunan Gunung Jati menyebarkan agama Islam di tanah Cirebon sesuai namanya.

Setiap perayaan hari besar agama Islam yakni Idul Fitri dan Idul Adha, gamelan di area Keraton Kasepuhan Cirebon akan dibunyikan.

Alunan gamelan tersebut menjadi penanda bahwa muslim di Cirebon Tengah merayakan hari raya kemenangan.

Biasanya gamelan dibunyikan sesaat setelah Sultan Keraton Kasepuhan keluar dari Masjid Agung sang Cipta Rasa.

5. Tradisi mantan sapi, mantan sapi merupakan sebuah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Pasuruan Jawa Timur saat hari raya Idul Adha.

Umat Islam di Pasuruan menggelar tradisi ini sebagai penghormatan terhadap hewan qurban yang akan disembelih.

Uniknya, sebelum disembelih hewan kurban akan dirias seperti pengantin, selain dirias hewan-hewan tersebut juga di kalungkan bunga tujuh rupa dan dibalut dengan kain kafan serban.

Serta sajadah kain kafan sendiri punya makna kesucian orang yang berkurban.

Hewan kurban yang sudah dirias kemudian diarak menuju masjid setempat untuk disembelih dan dagingnya diolah jadi hidangan untuk disantap bersama.

6. Tradisi apitan Semarang Jawa Tengah, memiliki tradisi apitan saat hari raya Idul Adha.

Tradisi tersebut dilakukan untuk mengungkapkan rasa syukur atas rezeki berupa hasil bumi yang diberikan Tuhan.

Tradisi ini diawali dengan pembacaan doa dilanjutkan dengan arak-arakan hasil Tani, hingga ternak gunungan.

Sepanjang jalan warga sekitar akan saling berebut gunungan, warga setempat percaya bahwa tradisi ini dulunya merupakan kebiasaan para Walisongo sebagai bentuk ungkapan rasa syukur saat perayaan Idul Adha.

Bukan hanya arak-arakan saja yang bisa disaksikan tapi juga bisa melihat hiburan tradisional khas Semarang.

7. Tradisi lawa pipi, pada perayaan Idul Adha umat Islam di ulih Lawang Maluku Tengah akan menggelar tradisi lawa pipi atau arak-arakan hewan kurban.

Kata lawa pipi berasal dari bahasa hilang terdiri dari dua kata lawak yang artinya lari dan pipi, punya makna kambing.

Lawa pipi dilakukan sehari setelah salat Idul Adha, dilansir dari laman Dinas Pariwisata provinsi Maluku, kambing yang boleh dipakai biasanya di atas dua tahun dan tidak cacat.

Kambing yang terpilih punya sebutan tema, sebelum disembelih kambing tersebut akan dibawa kehalaman rumah Raja Oolong dan didoakan bersama-sama setelah itu diarak keliling kampung.

Hewan-hewan itu kemudian akan diajak berlari mengelilingi masjid adab Hasan Sulaiman sebanyak tujuh kali menyerupai tawaf.

Pada akhirnya hewan tersebut dipotong dan orang-orang akan melemparkan uang, baik uang kertas maupun koin ke area pemotongan.

Baca Juga: Ingin Derajatmu Terangkat Disisi Allah SWT? Berilah Makanan Pada Hewan Ini Dipagi Hari Kata Syekh Ali Jaber

8. Mepe kasur, mepe kasur atau menjemur kasur adalah tradisi Idul Adha umat Islam di Banyuwangi Jawa Timur.

Tradisi ini dimulai dengan menjemur kasur kasur di luar rumah kemudian dipukul-pukul untuk menghilangkan debu.

Kegiatan ini merupakan salah satu cara yang dipakai untuk mengingatkan warga akan pentingnya menjaga kebersihan kasur dari kotoran dan debu.

Menariknya dalam menjemur kasur warga setempat akan melakukannya secara serentak di pagi hari.

Kasur juga dibersihkan dengan cara dibolak-balik lalu dipukul lagi agar lebih bersih.

Itulah sekilas tentang delapan tradisi unik saat hari raya Idul Adha, semoga bermanfaat.***

Editor: Muhamad Zakir Mokoginta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x